MENJADI SAKSI KRISTUS DIMULAI DARI KELUARGA

Pesan Tuhan yang amat sangat, sangat, sangat kuat hari-hari terakhir ini ialah: ”Tuhan Yesus akan datang segera.” Karena itu kita harus jadi saksi Kristus. Tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus kedua kali dalam Matius 24, hampir semuanya telah digenapi, melalui kejadian dan peristiwa yang terjadi di dunia pada hari-hari terakhir ini. Bencana alam silih berganti terjadi, baik di Indonesia juga di belahan bumi lain. Tingkat kejahatan juga meningkat baik segi kwalitas dan kuantitasnya.

Menjadi saksi di pengadilan ialah seseorang yang telah mengalami satu kejadian atau perkara, kemudian menceriterakan di depan hakim, apa yang dilihat dan apa yang diketahuinya, tanpa menambah dan menguranginya. Demikian juga menjadi saksi Kristus berarti mengalami sesuatu dengan Tuhan seperti keselamatan, pertolongan, anugerah, perlindungan, penyertaan, mujizat dari Tuhan. Tetapi juga mengalami proses yang Tuhan ijinkan. Ketika hal-hal tersebut disaksikan, maka dapat menjadi berkat bagi banyak orang.

Menjadi saksi Kristus harus diawali dari keluarga. Kepribadian dan karakter seseorang tidak dapat dilepaskan dari pendidikan keluarga yang diterima. Keluarga adalah tempat yang Tuhan siapkan untuk menabur dan menanamkan nilai-nilai kehidupan (Ulangan 6:6-7). Keluarga adalah sekolah kehidupan yang pertama dan yang terutama. Karena itu Suami-Isteri, Ayah dan Ibu sebagai inti keluarga sangatlah berperan dalam menanamkan nilai-nilai kepada anak-anak mereka.

Ayah dan Ibu, harus menjadi kesaksian yang hidup melalui tutur katanya yang sama dengan pola kehidupannya. Seorang anak akan mengalami kesulitan jika melihat ke dua orangtuanya mengajarkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dilakukannya. Tetapi orangtua yang memiliki integritas yang tinggi, akan jauh lebih mudah mentransfer nilai-nilai kebenaran kepada anaknya. Seorang anak juga harus mengawali kesaksian hidup yang baik dari dalam keluarganya. Melalui ketaatannya dan hormat terhadap orangtua.

Ketika saya masih kecil, kedua orangtua saya selalu mengajarkan untuk rajin berdoa dan membaca Alkitab. Saat saya melihat kedua orangtua saya juga rajin berdoa dan membaca Firman Tuhan, maka dengan mudah saya mengikuti teladan mereka. Karena tindakan lebih kuat pengaruhnya dari pada hanya sekedar kata-kata.

Pada umumnya ada empat kelompok orangtua di dunia ini.

Pertama: Kelompok yang mampu memberikan keuangan yang cukup, tetapi tidak mampu memberikan waktunya terhadap anak-anaknya.

Kelompok ini kaya secara ekonomi, tetapi mereka dipenuhi dengan berbagai kesibukan dan mereka menyerahkan anak-anaknya untuk dibesarkan oleh orang-orang bayaran seperti pengasuh, pembantu, sopir, tukang kebun, jurumasak, dan sebagainya. Mereka memiliki persepsi dasar bahwa membesarkan anak berarti sekedar ”membayar”. Makin banyak yang mereka bayar, mereka merasa makin tuntas memainkan perannya sebagai orangtua. Boleh jadi mereka dibesarkan dengan cara yang seperti itu juga, sehingga mereka mengikuti pola yang mereka alami. Orangtua dalam kelompok ini menempatkan anak-anak mereka di dompet mereka. Anak-anak mereka menikmati fasilitas yang paling lengkap, mainan yang tidak pernah habis, pakaian bagus, sekolah yang terbaik. Hanya sayang orangtua tidak punya waktu dengan mereka.

Kedua : Kelompok yang tidak mampu memberikan uang dan juga tidak mampu meluangkan waktu untuk bersama-sama.

Inilah kelompok orangtua yang miskin secara ekonomi serta harus meninggalkan dan menitipkan anak-anaknya kepada tetangga, orangtua / mertua, ketika mencari nafkah. Pasangan pembantu dan sopir angkot, pekerja bangunan yang menitipkan anak mereka di kampung merupakan contoh kelompok ini. Anak-anak dalam kelompok ini hidup dalam serba kekurangan. Mereka dibesarkan kekurangan kasih dari orangtua. Perjumpaan dengan orangtua hanya pada hari-hari besar tertentu.

Ketiga : Kelompok yang tidak terlalu mampu memberikan uang, tetapi mampu memberikan waktu.

Inilah kelompok orangtua yang rajin mengantar anak-anak mereka ke sekolah, tempat kursus, berlibur bersama, makan malam bersama, bermain bersama, membaca bersama, dan menemani dan bercerita kepada anak sebelum tidur. Orangtua dalam kelompok ini menempatkan anak-anak di hati mereka. Mereka melihat apa atau siapa yang bisa membuat anak-anak mereka tertawa terpingkal-pingkal. Mereka juga tahu apa atau siapa yang membuat buah cinta mereka menangis tersedu-sedu. Anak-anak memiliki banyak kenangan bersama dengan orangtua kelompok ini. Perhatian yang melimpah dari orangtua membuat mereka lebih berkembang kecerdasan emosisya.

Keempat : Kelompok yang mampu memberikan fasilitas dan juga bersedia memberikan waktu bersama anak-anak dalam banyak kesempatan (kaya waktu).

Inilah orangtua yang paling ideal. Mereka tidak hanya memberikan fasilitas, melainkan juga perhatian yang melimpah. Sungguh beruntung anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua jenis ini. Memang kelompok orangtua seperti ini tidak banyak.

Menjadi saksi Kristus harus diawali dari keluarga, yakni oleh orangtua terhadap anak-anaknya. Sebagai orangtua, dalam kelompok manakah keberadaan kita ?

• Kaya secara ekonomi, tetapi miskin waktu dengan anak.

• Miskin ekonomi, juga miskin waktu dengan anak.

• Miskin ekonomi tetapi kaya waktu dengan anak.

• Kaya secara ekonomi dan juga kaya waktu dengan anak.

Bagaimanapun keadaan ekonomi keluarga kita, ciptakan dan usahakanlah kaya waktu dengan anak. Sebab semakin dekat orangtua dengan anak, maka semakin kuat ikatan emosi anak dengan orangtua. Semakin dekat orangtua dengan anak, maka semakin mudah nasihat dan kesaksian orangtua diterima oleh anak. Semakin jauh orangtua dengan anak, maka semakin rapuh ikatan emosi anak dengan orangtua. Semakin jauh anak dengan orangtua, maka semakin sulit anak menerima masukan, nasihat dan kesaksian orangtua.

Menjadi orangtua adalah satu mandat dari Tuhan. Mengajar anak juga adalah perintah Tuhan. ”Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anaka-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun” (Ulangan 6:6-7).

Dalam ayat ini tersirat pengertian bahwa orangtua harus kaya waktu dengan anak. Karena dalam setiap kesempatan, Tuhan minta kita untuk mengajar anak; ketika sedang duduk di rumah, sedang dalam perjalanan, saat berbaring dan saat bangun. Memang tidak semua orangtua kaya secara materi, tetapi semua orangtua dapat menciptakan waktu-waktu yang bernilai dengan anak.

Setiap orangtua yang kaya waktu menanamkan nilai kebenaran melalui Firman Tuhan maka mereka mengalami: ”Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan airmata, akan menuai dengan bersorak sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” (Mazmur 126:5-6).

Biarlah Hati Bapa Berbalik Kepada Anaknya & Hati Anak Kepada Bapanya! (2)

Biarlah kita hidup dengan tidak bercela dan terus hidup setiap hari bergaul erat dengan Tuhan. Jaga ini baik-baik! Orang yang dibenarkan seperti kita ini sekarang diberi tuntunan tentang “Aku segera datang”, tetapi kalau hal ini Saudara perkatakan, jangan mengharapkan bahwa semua orang pasti akan menerimanya dan berkata, “Amin! Amin!”. Itu belum tentu!

Kepada Nuh, Tuhan berkata bahwa air bah akan datang dan Nuh disuruh membuat bahtera. Ini merupakan sesuatu yang tidak masuk akal. Mungkin hari-hari ini ada orang yang menganggap, “Apa itu kedatangan Tuhan? Apa itu goncangan! Tidak masuk akal!”, ini persisnya yang terjadi pada masa itu. Ketika Nuh dengan tekun tetap membangun bahtera. Mari kita bayangkan sejenak;

• orang-orang yang lewat bertanya, “Nuh, apa yang kamu buat ini?”

• tentu Nuh akan menjawab, “Bahtera”.

• mereka heran dan berkata, “Bahtera? Di atas gunung? Apa tidak salah, Nuh? Apakah kamu sudah gila?”

Saudara, untuk menjadi saksi Yesus, hari-hari ini kita bisa mengalami hal yang seperti itu! Tetapi kita harus tetap konsisten dan memperkatakannya sebab itulah yang Tuhan mau kita lakukan.

Apakah Saudara mau hidup berbahagia? Mari kita mendengar perkataan Tuhan Yesus tentang rahasia hidup berbahagia: “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” (Matius 5:10–12)

Memang kalau mendengar kotbah tentang “berkat-berkat” rasanya “Amin!”-nya begitu kencang, tetapi begitu masuk ke sisi yang lain seperti “aniaya”, biasanya kita terdiam. Tetapi biarlah saya mau mengajar Saudara, kita mendengar “berkat” dan kita juga mendengar “aniaya” namun “Amin!”-nya tetap sama!

Sebagai hamba Tuhan saya harus mengabarkan 2 sisi dengan berimbang. Jangan hanya menekankan salah satu sisi, karena itu akan menyesatkan. Jadi, ketika mendengar tentang “berkat” kita akan berteriak, “Amin!”, begitu pula ketika mendengar tentang “aniaya”, kita juga berteriak “Amin!”, sebab kita semua adalah saksi-saksi Yesus yang dipersiapkan oleh Tuhan dan inilah saatnya di mana Indonesia yang sedang membutuhkan jawaban.

Saya tidak tahu mengapa 22 gunung tengah bermasalah yang mana ini tidak masuk akal! Dan goncangan ini bukan hanya gunung saja, belum lagi gempa, masalah ekonomi, dan sebagainya. Tetapi puji Tuhan karena kita adalah orang yang mengerti tuntunan firman Tuhan.

III. PELAJARAN TENTANG HUBUNGAN ORANG TUA DAN ANAK

1. Kisah NUH

Tuhan berbicara sangat kuat tentang Nuh ketika saya berada di Tanah Perjanjian. Nuh mempunyai 3 orang anak, yaitu Sem, Ham dan Yafet. Nuh adalah orang pertama yang membuat kebun anggur. Pada suatu hari, Nuh minum anggur sampai ‘kebablasan’ dan mabuk. Begitu mabuk Nuh telanjang! Sekarang mari kita lihat sikap dari ketiga anaknya yang melihat ayahnya yang seperti itu.

a) HAM

Ham disebut bapa Kanaan. Dia adalah anak bungsu dan ketika melihat ayahnya yang seperti itu, dia berbicara kepada Saudara-saudaranya tentang aurat ayahnya. Saya yakin kata-katanya ini tidak bagus untuk seorang anak tentang bapaknya. Artinya dia melecehkan. (Kej 9:22)

b) SEM dan YAFET

Sikap Sem dan Yafet berbeda dengan Ham, ketika mereka mengetahui bahwa ayahnya seperti itu, mereka justru mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu berjalan mundur menutupi aurat ayanya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya tersebut. (Kej 9:23).

Ketika Nuh sadar, apa yang terjadi? Nuh mengutuk Ham dan berkata, “Terkutuklah kamu bapa Kanaan, kamu akan menjadi hamba yang hina bagi saudara-saudaramu!” (Kej 9:24–25). Dan ternyata kutuk itu terjadi!

Bileam disuruh oleh raja Balak untuk mengutuki Israel , tetapi karena yang akan dikutuki tidak layak untuk dikutuk, maka Israel itu tidak bisa dikutuk. Jadi kalau kutuk itu terjadi, berarti Tuhan memberikan izin untuk itu.

Tuhan sedang berbicara begitu kuat tentang hubungan antara orang tua dengan anak. Bukan hanya antara bapa dan anak secara jasmani, tetapi juga secara rohani. Ini berbicara kepada pimpinan yang dihormati di mana hal itu ada tata kramanya.

Terus-terang saja ketika saya melihat akhir-akhir ini di televisi, bagaimana orang berdemonstrasi dan memaki-maki orang yang di atasnya. Saya melihat bagaimana anak-anak mengata-ngatai orang tuanya dan sepertinya itu wajar bagi mereka karena memang orang tuanya tidak baik. Melihat itu saya sedih dan saya tahu bahwa inilah salah satu penyebab mengapa Indonesia mengalami hal yang seperti ini.

Maleakhi 4:5–6, “Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.” Saudara, kalau hubungan antara orang tua dan anak tidak benar dan tidak sesuai dengan firman Tuhan, maka Tuhan akan datang mengutuk serta memukul bumi sehingga musnah!

Saya ingat pada waktu saya masih sekolah dulu di SMP dan SMA, itu ada pelajaran “Budi Pekerti”, namun sekarang pelajaran ini sudah tidak ada lagi. Dalam pelajaran itu diuraikan bagaimana kita harus memperlakukan orang tua, membangun hubungan dengan orang tua dan kepada orang-orang yang harus dihormati, jadi ada tata-kramanya. Dulu kalau ada seorang anak yang hubungan dengan orang tuanya tidak beres, orang Jawa biasanya sering berkata, “Nanti bisa terkutuk!” Tetapi sekarang jarang kita mendengar tentang “terkutuk” ini. Mengapa? Karena dianggap sudah menjadi hal yang biasa. Tetapi saya mau katakan bahwa itu bukan hal yang biasa, karena sudah keluar dari firman Tuhan. Hari-hari ini saya harus menyampaikan kepada Indonesia bahwa ini harus diperbaiki. Sebab kalau kita sudah kehilangan penghormatan kepada orang yang di’tua’ kan maka itu sudah tidak benar. Amin!

2. Kisah DAUD

Saya dipanggil Tuhan untuk melayani-Nya dengan satu tugas pokok. Jadi pada waktu itu Dia tidak berkata, “Niko, kamu jadi pendeta!” Pendeta memang hanya sekedar namanya saja, tetapi yang menjadi tugas pokok saya adalah: menjadi alat Tuhan untuk merestorasi Pondok Daud. Sehingga kalau saya bergerak di situ, maka pengurapan Tuhan akan turun begitu kuat. Dan sebagai salah satunya adalah untuk membawa jemaat masuk ke hadirat Tuhan sehingga jemaat mengalami kegairahan dengan Tuhan dan cinta kepada Tuhan. Kalau Saudara sudah kehilangan gairah kepada Tuhan, maka Saudara tidak akan melakukan apa-apa. Tetapi kalau Saudara dalam kondisi bergairah dengan Tuhan, maka apa yang firman Tuhan katakan pasti akan Saudara lakukan.

Kalau kita lihat kehidupan Daud, itu begitu luar biasa! Daud banyak berbuat salah bahkan dosanya tidak tanggung-tanggung; antara lain dalam peristiwa Batsyeba di mana Daud membunuh suaminya. Tetapi mengapa Tuhan berkata, “Aku telah menemukan Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku karena dia melakukan kehendak-Ku?” (Kis 13:22)

a) Bagaimana DAUD Memperlakukan Bapanya (SAUL)

Hal ini karena di sisi lain ada sesuatu yang Daud lakukan secara luar biasa, terutama dalam area hubungan antara orang tua dengan anak tadi. Saudara mungkin ingat tentang Saul dan Daud, katakanlah Saul adalah bapa bagi Daud. Tetapi saya katakan bahwa Saul adalah bapa yang ‘brengsek’. Mengapa?

Daud seharusnya dia bina sebagai anaknya, namun ketika Daud menang perang dan para gadis menari-nari sambil berkata, “Saul mengalahkan musuh beribu-ribu, tetapi Daud mengalahkan musuh berlaksa-laksa!” Sejak saat itu Saul mulai punya ganjalan terhadap Daud, karena dia iri kepada Daud. Roh jahat diizinkan masuk dan menguasai Saul sehingga ia mencari setiap kesempatan untuk membunuh Daud. Daud terpaksa lari dari Saul karena dia dikejar-kejar hendak dibunuh. Saul adalah tipe atau gambaran dari bapa yang ‘brengsek’, tetapi bagaimana respon Daud sebagai anak?

• Daud tidak pernah memaki-maki Saul

Saya tidak pernah menemukan dalam Alkitab bahwa Daud pernah memaki-maki Saul!

• Daud tidak mengambil kesempatan untuk membunuh Saul

Daud bisa membunuh Saul sehingga permasalahannya selesai karena Tuhan telah memberi 2x kesempatan kepada Daud untuk membunuh Saul. Tetapi apa kata Daud? Dia berkata, “Kiranya dijauhkan daripadaku untuk menjamah orang yang diurapi!”

• Daud berkabung ketika Saul mati

Ketika Saul mati, Daud sungguh-sungguh berkabung. Kita lihat bahwa Saul adalah bapa yang ‘brengsek’ tetapi Daud sebagai anak melakukan yang seperti itu. (1 Sam 18 s/d 31).

b) Bagaimana DAUD Memperlakukan Anaknya (ABSALOM)

Daud memiliki anak yang bernama Absalom. Kalau tadi kita lihat tipe bapa yang ‘brengsek’, maka sekarang kita melihat tipe anak yang ‘brengsek’. Apa yang dilakukan Absalom terhadap Daud? Ternyata Absalom mau menyaingi Daud sehingga dia menyusun kekuatannya. Kalau ada orang yang keluar dari pengadilan dengan keadaan dikalahkan pada waktu itu, maka Absalom mendatanginya dan berkata, “Kamu kalah ya? Coba kalau aku jadi raja, kamu pasti menang!” Itulah yang dia tanamkan! Pokoknya orang-orang yang kecewa didatanginya, seolah-olah dihibur supaya berpihak kepadanya. Akhirnya memang benar dia bisa mengumpulkan orang-orang dengan pengaruh itu dan melakukan kudeta terhadap ayahnya sendiri! Apa yang menjadi langkah Daud? Daud tidak langsung melawan Absalom, melainkan dia turun dari singgasananya, dan lari dari anaknya ini sambil menangis, karena dikejar untuk dibunuh oleh anak kandungnya sendiri.

Ternyata Absalom tidak hanya melakukan itu saja, tetapi dia mempermalukan bapanya lebih lagi. Absalom membuat panggung yang besar dan gundik-gundik ayahnya disetubuhi sambil dipertontonkan di muka orang banyak. Ini sungguh-sungguh luar biasa! Apa yang terjadi pada akhir hidup Absalom? Siapakah yang mati terlebih dahulu? Ternyata Absalom-lah yang mati terlebih dahulu.

Pada waktu Absalom mati, peristiwanya sangat menyedihkan dan Daud menangis melolong-lolong sambil berkata, “Anakku Absalom, anakku, anakku Absalom! Lebih baik aku yang mati menggantikan kamu!”, sehingga jenderalnya yang bernama Yoab marah kepada Daud dan berkata, “Baginda, kalau baginda seperti ini, bagaimana dengan orang-orang yang membela baginda?” Saudara, inilah yang terjadi di antara Daud dengan anaknya Absalom (2 Sam 15 s/d 19).

c) Bagaimana DAUD Memperlakukan Orang Lain (SIMEI)

Ketika Daud sedang lari dari Absalom dan di tengah-tengah kesusahannya yang luar biasa sampai dikatakan bahwa Daud tidak memakai kasut, tiba-tiba muncul seorang yang bernama Simei, seorang kerabat dari Saul. Apa yang dilakukan Simei?

Simei memaki-maki dan mengutuki Daud di muka orang banyak. Pada waktu itu, Abisai pengawal Daud berkata, “Tuan, mengapa tuan biarkan anjing mati ini mengutuki tuan? Biar kupenggal kepalanya!”, namun jawab Daud, “Jangan kau lakukan itu! Siapa tahu memang Tuhan yang menyuruh dia mengutuki aku. Dia mengutuki aku, sedangkan anak kandungku ingin membunuh aku! Tetapi biarlah Tuhan mengganti kutuk yang diberikan oleh orang itu menjadi berkat!” Inilah Daud!

Namun ketika Daud kembali menjadi raja, yang pertama-tama menyambut adalah Simei tadi. Simei datang kepada Daud dan meminta ampun kepadanya. Apa kata Daud? Kata Daud, “Baiklah engkau aku ampuni dan aku berjanji engkau tidak akan aku bunuh dengan pedang!” Dan ternyata janji itu ditepati.

Pada waktu Daud menyerahkan tahta Israel kepada Salomo untuk menjadi raja, menjelang hari terakhir dari hidupnya, dia memanggil Salomo dan memberikannya nasehat serta menitipkan 3 nama kepada Salomo; yang salah satunya adalah Simei. Pada waktu itu Daud berkata kepada Salomo, “Anakku, engkau seorang yang berhikmat, engkau tahu orang ini dan janganlah lepaskan dia dari hukuman! Dan jangan biarkan dia turun ke dunia orang mati dengan tidak berdarah!”

Saudara, saya membaca Alkitab Hidup Berkelimpahan tentang hal ini dan di situ ada komentar yang berbunyi demikian, “Sayang Daud yang hidupnya dijalani dengan bagus akhirnya ditutup dengan kepahitan seperti itu”. Melihat komentar seperti itu saya teruskan membaca kisah tentang Simei. Ternyata Salomo menjalankan perintah Daud dan dia memanggil Simei serta berkata kepadanya, “Aku buatkan kamu rumah di Yerusalem. Jangan kamu keluar dari rumah itu! Kalau kamu keluar dari rumah itu, kamu akan dihukum mati! Dan darahmu akan ditanggungkan kepadamu sendiri. Setuju?” Dan Simei menjawab, “Setuju!” Jadi ada perjanjian antara Salomo dan Simei. Apa yang terjadi setelah itu?

Pada suatu hari, 3 tahun setelah itu bujangnya lari kepada orang lain. Hal itu membuatnya marah sehingga dia keluar mengejar bujangnya tersebut. Simei melupakan perjanjiannya dengan Salomo, saya percaya bahwa di sini Tuhanlah yang membuatnya lupa! Akhirnya Salomo memanggil Simei dan berkata, “Simei, bukankah engkau telah berjanji bahwa kalau kamu keluar dari rumah itu, kamu akan dihukum mati dan darahmu ditanggung atas kamu sendiri!” dan Simei menjawab, “Ya benar ...” Salomo berkata, “Sekarang aku beritahu apa kesalahanmu. Karena apa yang kamu lakukan kepada ayahku, ternyata Tuhan yang tidak terima. Tuhan yang menghukum kamu!” (2 Sam 16:5–14, 2 Sam 19:15–23, 1 Raja2:8–9, 1 Raja 2:36–46)

Sehubungan dengan hal ini, (maaf) saya ingin menyatakan bahwa saya tidak setuju dengan komentar dari Alkitab Hidup Berkelimpahan tersebut! Sebab saya tahu bahwa sebetulnya Daud sudah diberitahu oleh Tuhan tentang hal itu, karena Daud adalah juga seorang nabi. Jadi apa yang dikatakannya kepada Salomo sebenarnya adalah sebuah nubuatan di mana Tuhan sendiri yang menghukum Simei dan bukan Daud!

Saudara, inilah yang hari-hari ini Tuhan sedang pesankan kepada kita. Saya mau beritahu kepada Saudara, jangan menjadi Ham! Jangan menjadi bapa dengan model seperti Saul yang ‘brengsek’! Jangan ada anak yang ‘brengsek’ seperti Absalom! Dan jangan ada yang seperti Simei! Tetapi biarlah kita seperti Daud, Sem dan Yafet! Saya percaya, kalau Saudara lakukan itu, maka Saudara akan diberkati secara luar biasa! Amin!

BIARLAH HATI BAPA BERBALIK KEPADA ANAKNYA & HATI ANAK KEPADA BAPANYA! (1)

Hari ini Tuhan berkata kepada kita semua, “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu”. Mazmur 32:8

Saudara, supaya kita bisa mengerti sepenuhnya ajaran dari Tuhan dan jalan yang ditunjukkannya kepada kita, serta nasehat-nasehat yang kita terima agar kita bisa menangkap dengan tepat apa yang dikehendaki oleh Tuhan, maka tidak ada jalan lain; mata kita harus senantiasa tertuju kepada Dia. Ini penting!

Tuhan sungguh luar biasa dan hari ini Dia berkata, “Aku akan menunjukkan jalan, Aku akan memberikan nasehat, Aku hendak mengajar kamu. Mata-Ku tertuju kepadamu ...”. Tetapi sekali lagi, supaya kita menangkap dengan benar apa yang Dia maksudkan dalam ajaran-Nya, nasehat-Nya serta jalan-Nya yang harus kita tempuh, maka mata kita harus senantiasa tertuju kepada Dia. Amin!

Mazmur 123:2 , “... seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.”

Tuhan ingatkan juga supaya kita berlaku seperti Maria, ketika Tuhan Yesus datang ke rumah Maria dan Marta. Maria duduk dekat kaki Tuhan Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Saya percaya itulah yang harus kita lakukan hari-hari ini.

I. TANDA-TANDA KEDATANGAN TUHAN YESUS

Tuntunan Tuhan yang kita terima akhir-akhir ini, sekali lagi seperti pada awal tahun 2009, yaitu melalui Wahyu 3:11, “Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu.”

Sehubungan dengan pesan Tuhan, “Aku datang segera!”, saya ingat pertengahan tahun 2009 Tuhan mulai berbicara, “Aku akan mencurahkan Roh-Ku!... Aku akan mencurahkan Roh-Ku!” dan Tuhan katakan ada 3 tanda pada waktu Roh Kudus dicurahkan sesuai dengan Yoel 2:28–32, yaitu:

1. Semua orang percaya akan dipakai Tuhan

Yoel 2:28–29 berkata, "Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.”

Hari-hari ini Saudara melihat dari anak kecil, teruna, remaja, pemuda, orang tua, kakek dan nenek–semuanya dipakai Tuhan. Kalau kita sudah melihat hal itu berarti Roh Kudus sedang dicurahkan!

2. Akan terjadi mujizat-mujizat yang menakutkan

Yoel 2:30–31 berkata, Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.”

Ini berbicara tentang goncangan. Apakah kita setuju bahwa hari-hari ini kita melihat goncangan-goncangan? Amin!

Mungkin ada sebagian di antara Saudara yang berkata, “Pak Niko mulai tahun lalu...mungkin 2 tahun yang lalu terus berbicara tentang goncangan ... ”, tetapi kalau kita lihat, Tuhan tidak pernah melakukan sesuatu sebelum Dia katakan kepada nabi-Nya untuk disampaikan kepada umat-Nya. Karena itu kita perlu memperhatikan tuntunan Tuhan. Kadang-kadang mungkin ada yang berkata, “Untuk apa terus menerus memperkatakan hal ini ...?” Tetapi sekarang kita semua terkejut ketika diumumkan bahwa ada 22 gunung yang tengah bermasalah:

19 gunung dengan status waspada,

2 gunung berstatus siaga dan

1 gunung berstatus awas yaitu Gunung Merapi.

Saya membaca di surat kabar, kalau ada sampai 15 gunung yang bermasalah itu sebetulnya sudah luar biasa, tetapi ini bukan hanya 15 gunung, melainkan 22 gunung yang berarti... ”ruarrrr biasa!”

Dan saya mau sampaikan sesuatu; ke depan ini akan terjadi goncangan-goncangan yang lebih hebat lagi! Memang rasanya tidak menyenangkan jika berbicara tentang goncangan, tetapi dari tanda yang pertama dan kedua, maka tanda ketiga dari Yoel 2:32 adalah:

3. Akan terjadi pertobatan yang luar biasa

Yoel 2:32 berkata, “Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan...” Haleluya! Saudara, kalau kita ingat beberapa peristiwa yang terjadi:

26 Desember 2004, tsunami melanda Aceh - Sumatra Utara

26 Mei 2006, gempa dahsyat melanda Yogya

26 Juni 2010, gempa melanda Tasikmalaya

26 Oktober 2010, tsunami melanda Mentawai

26 Oktober 2010, Gunung Merapi meletus

Mengapa Tuhan ingatkan tentang “26”?

Saudara, mari kita buka pesan Tuhan dari Hagai 2:6, ”sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!” Firman Tuhan berkata, “Janganlah takut! Janganlah takut!... Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu!” Amin!

Saudara akan melihat goncangan-goncangan yang belum pernah dipikirkan sebelumnya, tetapi apa kata Tuhan? Tuhan berkata, “Janganlah takut! ... Janganlah takut!”

Tuhan berpesan bahwa Roh-Nya akan tetap tinggal di tengah-tengah kita, oleh sebab itu kita tidak perlu takut. Mengapa? Sebab inilah yang akan terjadi dan sedang terjadi sesuai Hagai 2:7–10, Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam. Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam."

Pesan Tuhan buat kita semua adalah, “Roh-Ku akan tetap tinggal di tengah-tengahmu!”, malahan sebenarnya Roh Tuhan ada di dalam kita, dan goncangan-goncangan yang terjadi akan membuat Rumah Tuhan lebih megah dari sebelumnya. Artinya, akan banyak orang yang bertobat! Akan banyak orang yang mengenal Tuhan Yesus! Amin!

Saudara yang dikasihi Tuhan, begitu Merapi meletus dan Mentawai mengalami tsunami, team kita langsung bergerak ke sana. Orang-orang kita dari YKPMI berada di tempat-tempat bencana termasuk juga di Wasior ; kita telah mengirimkan bantuan ketempat-tempat tersebut.

Laporan dari Merapi waktu itu, dikatakan bahwa mereka dalam keadaan kebingungan. Mereka seolah-olah kehilangan pegangan apalagi setelah Mbah Maridjan wafat. Di tengah-tengah kebingungan itu, mereka mereka memerlukan jawaban dan saya tahu bahwa jawabannya hanya satu, yaitu hanya ada di dalam Yesus Kristus Tuhan!

Seharusnya besok dan lusa saya akan mengadakan KKR di Magelang dan Yogya, tetapi ternyata Tuhan yang mengadakan KKR sendiri. Tadinya Tuhan mengutus saya untuk ke sana, tetapi ternyata Tuhan mendahului. Artinya, saya nanti kapan-kapan, jadi kita menundanya.

Tuhan hanya berkata demikian, “Aku sedang bekerja!” dan saya menjawab, “Ya Tuhan, silakan Tuhan bekerja dan nanti kalau saya disuruh kembali, saya akan ke sana”.

Saudara yang dikasihi Tuhan, perhatikan hal ini! Sehubungan dengan pesan Tuhan, “Aku datang segera!”, Roh Kudus itu sedang dicurahkan. Yang Tuhan sedang kerjakan hari-hari ini adalah goncangan-goncangan dan anak-anak-Nya dipenuhi dengan Roh Kudus serta dipakai oleh Tuhan. Itulah bagian Tuhan. Sekarang, apakah bagian kita? Tuhan hendak mengajar, menuntun, memberi nasehat dan menunjukkan jalan bagi kita. Jadi apakah bagian kita itu?

Pertengahan tahun 2010 Tuhan tetap berbicara tentang pencurahan Roh Kudus, tetapi kali ini Tuhan berpesan dari Kisah Para Rasul 1:8, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Inilah bagian kita hari-hari ini, yaitu Saudara dan saya akan menerima kuasa. Saya yakin bukan hanya akan, tetapi sudah menerima kuasa supaya Saudara dan saya menjadi saksi Tuhan. Amin!

Tuhan sedang menggoncang-goncangkan,

Tuhan sedang memenuhi anak-anak-Nya dengan Roh Kudus, dan memberikan kuasaNya,

dan bagian kita sekarang adalah bergerak untuk menjadi saksi Yesus!

II. PENGHUKUMAN

Bulan yang lalu telah saya sampaikan bahwa di depan ini akan banyak terjadi penghukuman.

Kalau istilah “penghukuman” rasanya terlalu berat, saya akan memperingan menjadi pendisiplinan.

Tetapi kalau “pendisiplinan” masih terlalu keras, maka saya akan perlunak lagi menjadi hajaran dari seorang bapa kepada anaknya.

Penghukuman, pendisiplinan atau hajaran yang ada di depan adalah:

1. Penghukuman Bagi Yang Tidak Percaya

Tuhan Yesus pernah berkata dalam Yohanes 3:16–18, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”

Inilah yang akan terjadi! Jadi, penghukuman itu bukan nanti pada waktu penghukuman kekal, tetapi hari-hari ini penghukuman itu akan terjadi!

2. Penghukuman Bagi Yang Tidak Mau Menginjil

Kita diminta untuk menjadi saksi Yesus dan salah satu yang terpenting untuk menjadi saksi Yesus adalah kita harus menginjil!

Saudara harus menginjil! Jadi bukan hanya saya saja yang menginjil, melainkan setiap kita harus menginjil! Di tengah-tengah situasi seperti ini Saudara harus memberitakan kabar baik kepada mereka, karena mereka membutuhkan jawaban. Dan sekali lagi, kitalah yang diminta untuk memberitahukan jawaban itu kepada mereka, yaitu jawabannya adalah hanya di dalam Yesus Kristus Tuhan! Amin!

Saya ingat apa yang Rasul Paulus katakan dalam 1 Korintus 9:16 yaitu, “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.”

Saya percaya bahwa ini bukanlah hanya perkataan Rasul Paulus, tetapi juga perkataan kita semua. Saudara harus berhati-hati! Ingatlah tentang kisah Yunus!

Pada suatu hari Yunus diminta untuk menginjil di Niniwe. Yunus pasti menjawab, “Ya, Tuhan...”, tetapi sesampainya di pelabuhan dia bukannya ke Niniwe melainkan kearah yang berlawanan, yaitu ke Tarsis! Jadi Yunus lari dari tugasnya untuk menginjil. Untuk itulah dia dihukum, masuk kedalam perut ikan selama 3 hari 3 malam.

Siapa di antara Saudara yang pernah masuk ke dalam perutnya ikan? Pasti semua tidak ada yang mengangkat tangannya. Tetapi mari kita bayangkan sebentar seperti apakah rasanya kalau masuk ke dalam perut ikan itu;

a) Bau

Yaitu orang yang dari mulutnya selalu keluar kata-kata omelan yang “bau”, karena ada kepahitan didalam hatinya.

b) Gelap

Yaitu orang yang melihat masa depannya semakin suram, bukan semakin cerah.

c) Susah bernafas

Yaitu orang yang sedang mempunyai ‘uneg-uneg’, sakit hati, kepahitan, kecewa serta ketakutan, sehingga tidak bisa bernafas lega. Dalam salah satu KKR yang baru-baru ini diadakan, ada seorang bapak yang selama 38 tahun hanya bisa bernafas dengan tersendat-sendat! Tetapi malam itu dia dijamah oleh Tuhan dan untuk pertama kalinya sejak 38 tahun yang lalu, dia bisa bernafas dengan lega dan berkata, “Haleluya!”

Mungkin ada diantara Saudara yang tidak bisa bernafas lega seperti itu, setiap kali ingin bernafas lega, teringatlah dia akan seseorang yang menyakiti hatinya sehingga nafasnya menjadi tertahan. Itu artinya, dia “sedang berada di perut ikan”.

Apakah Saudara mau keluar dari perut ikan? Hanya ada satu cara, yaitu bertobat!

Ketika Yunus berada di perut ikan, dia diperhadapkan 2 hal oleh Tuhan, yaitu “bertobat” atau “tidak bertobat”, tetapi puji Tuhan akhirnya Yunus bertobat. Dan karena bertobat, dia keluar dari mulutnya ikan. Saya yakin kalau Yunus tidak bertobat maka dia tidak keluar dari mulut ikan, melainkan dari duburnya ikan!

Saudara, pesan Tuhan agar kita mau menjadi saksi Yesus dan menginjil agar jangan sampai kita masuk ke dalam perutnya ikan. Sekali lagi, apakah Saudara siap menjadi saksi Yesus? Dalam kaitan itu saya diingatkan tentang Nuh, di mana Matius 24:37-39 berkata, “Kedatangan Tuhan Yesus sama keadaannya dengan waktu zaman Nuh. Mereka tidak sadar akan air bah. Mereka makan, minum, kawin dan mengawinkan sampai Nuh masuk ke dalam bahtera. Air bah datang dan mereka baru sadar tetapi terlambat!”

Saudara, Nuh mendapatkan kasih karunia dari Tuhan pada waktu itu sehingga hanya Nuh dan keluarganya yang selamat dari air bah tersebut. Mengapa Nuh mendapat kasih karunia seperti itu? Dikatakan karena, “Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah “(Kejadian 6:9).

(BERSAMBUNG…)

Translate