Memperhatikan Perintah TUHAN Dan Menjadi Pemenang! (2)

KUNCI UNTUK MEMASUKI TAHUN MULTIPLIKASI DAN PROMOSI

I. MEMPERHATIKAN PERINTAH-PERINTAH TUHAN
II. MENJADI PEMENANG
III. BAGI TUHAN TAK ADA YANG MUSTAHIL

Pada tahun 2011 ini Tuhan memberikan 2 ayat, yaitu :
1. Yohanes 11:11, “Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: “Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya.”
Sebenarnya Lazarus ketika itu memang sudah mati, tetapi di hadapan Tuhan Yesus, Lazarus hanya tidur! Saya mau katakan kepada Saudara bahwa di hadapan Tuhan tidak ada yang terlalu sulit! Mati itu berbicara tentang tidak ada pengharapan lagi, tetapi di hadapan Tuhan itu hanya tidur dan masih besar harapan untuk bangun kembali.
Saya tidak tahu keadaan Saudara hari-hari ini di tahun 2011. Memang tahun 2011 dikatakan sebagai tahun kesukaran, tahun stress besar, tahun goncangan, dsb. Mungkin Saudara sedang bertanya-tanya tentang kehidupan ini. Mungkin peristiwa yang dihadapi Saudara rasanya tidak mungkin lagi untuk diselesaikan, tetapi saya mau beritahu Saudara bahwa tidak ada yang terlalu sukar bagi Tuhan Yesus! Tidak ada yang terlalu sulit bagi-Nya untuk menolong Saudara!

2. Ibrani 11:11, “Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.”
Abraham dan Sara tetap beriman kepada Tuhan, sebab mereka dijanjikan seorang anak. Dan akhirnya mereka memperoleh anak juga ketika Abraham ‘baru’ berumur 100 tahun dan Sara berumur 90 tahun. Secara manusia itu mustahil untuk mempunyai anak dalam usia seperti itu, tetapi mereka hanya beriman dan pegang janji Tuhan sebab Dia, Yesus Kristus yang memberikan janji itu adalah setia!
Kalau Tuhan berjanji hari ini, “Aku akan memberikan multiplikasi dan promosi!”, tetapi Saudara melihat keadaan Saudara yang rasanya tidak mungkin karena tidak ada jalan untuk sampai ke sana, tetapi ingatlah bahwa Yang memberikan janji kepada Saudara itu adalah setia, Yesus Kristus nama-Nya. Pegang janji itu dan jangan goyah!

Saya sering mengalami yang seperti itu, ada masalah yang rasanya tidak mungkin dapat diselesaikan, tiba-tiba mungkin saja! Yang tadinya seperti tidak ada jalan untuk bisa dilakukan, tetapi di hadapan Tuhan Yesus tidak ada yang tidak mungkin! Tidak ada yang terlalu sukar bagi Dia. Haleluya!

KITA SEDANG MEMASUKI MASA TRANSISI
Berbicara tentang tahun 2011, memang angka 11 ini berbicara tentang ‘transisi’. Hari-hari ini adalah masa transisi. Mungkin ada di antara Saudara yang tengah mengalami masa transisi, oleh sebab itu responi dengan benar! Dalam masa transisi itu adalah seperti ini, bisa ke arah yang baik atau bisa ke arah yang jelek. Yang manakah akan kita alami? Itu semua tergantung dari respon kita. Kalau respon-nya benar dan bertobat, pasti Saudara akan ke arah yang sangat baik. Saya berdoa agar Saudara semua mempunyai respon yang benar dan begitu Saudara meresponi dengan benar, maka Saudara akan mengalami kasih yang mula-mula dan itulah yang memang Tuhan kehendaki dalam hidup ini
Banyak orang yang berkata bahwa tahun 2011 ini adalah tahun goncangan, tahun tekanan dan tahun stress besar. Akan banyak terjadi goncangan dan perubahan secara tidak terduga sebelumnya.

• Di Amerika Serikat, dari 51 State, 49 di an-taranya mengalami badai salju.
• Di Australia, daerah Queensland itu benar-benar dihajar oleh Tuhan dengan tidak masuk akal.
• Tunisia, Mesir, Yaman, bahkan saya dengar juga Syria dan Aljazair mengalami goncangan politik.
• Di Mesir
Kira-kira pertengahan tahun yang lalu di Mesir ada seorang suami yang membunuh istrinya karena istrinya kedapatan sedang membaca Alkitab. Mereka mempunyai 2 orang anak, yang seorang masih bayi dan seorang lagi perempuan berusia 8 tahun. Setelah dibunuh, istrinya itu dikubur dan kedua anaknya pun dikubur hidup-hidup! Rupanya di sana kuburan itu merupakan kuburan keluarga yang berbentuk seperti gua. Lalu disiarkan ketika itu bahwa yang membunuh kedua anak itu adalah pamannya. Kemudian 5 hari setelah kejadian tersebut, ada salah satu anggota keluarga lain yang meninggal yang mana akan dikuburkan di tempat yang sama. Untuk itu kuburan tersebut kembali dibuka, namun apa yang terjadi? Ternyata kedua anak tersebut masih hidup!
Lalu anak yang berusia 8 tahun itu diwawancara oleh televisi nasional dan ditanya bagaimana mereka masih bisa hidup, ia berkata, “Ada Orang berpakaian putih dan mempunyai luka menganga di kedua tangannya yang memberi saya makan setiap hari. Kemudian ibu saya dibangkitkan oleh Orang itu untuk menyusui adik saya!” Siapakah Orang itu? Dia adalah Tuhan Yesus!
• Di Israel
Kemarin saya juga menerima kabar dari Israel bahwa ada wajah Tuhan Yesus di sebuah tembok; seperti yang pernah terjadi di Indonesia, yaitu di Jl. Kramat beberapa tahun yang lalu.
• Di Indonesia
Saya mendapat data dari sebuah koran yang menyebutkan bahwa sejak tahun 1531 ada 39 kali bencana alam di seluruh dunia yang terjadi pada tanggal 26. Dan yang luar biasa dari 39 kali itu, 7 di antaranya terjadi di Indonesia. Yang pertama adalah Krakatau pada 26 Agustus 1883, tetapi yang lebih menarik, dari 39 kali, 6 bencana yang terakhir semuanya juga terjadi di Indonesia, dimulai dari Tsunami Aceh pada tanggal 26 Desember 2004.

Beberapa waktu yang lalu kita sudah mendapatkan bahwa Tuhan berbicara melalui Hagai 2:6, “... Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut! ... Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas. Adapun Rumah ini, kemegahannya yang terakhir akan lebih dahsyat dari yang pertama ...” Artinya, Rumah Tuhan akan bertambah besar sebab banyak orang yang bertobat. Amin!

Jadi, marilah kita mengejar keintiman dengan Tuhan supaya keindahan dan kemegahan tersebut menjadi bagian dari hidup kita.
Oleh sebab itu, saya tahu bahwa waktunya sudah sangat singkat dan goncangan-goncangan ini akan membuat, “Rumah-Ku, kemegahannya lebih lagi!”, kata Tuhan.

Belum lama ini saya baru kembali dari Amerika Serikat untuk ikut rapat “Empowered 21” di mana saya didudukkan dalam Commission Global dan bertemu dengan orang-orang dari seluruh benua dan ada 8 issue yang sedang diangkat tentang apa yang sedang terjadi di dunia. Salah satu issue-nya adalah pengetahuan tentang Alkitab yang mendasar dan tuntunan Roh Kudus di antara orang Kristen itu sangat-sangat memprihatinkan. Artinya, banyak yang menamakan dirinya orang Kristen, tetapi tidak mengerti prinsip yang paling dasar dari kekristenan tersebut.

Seperti yang telah saya sampaikan bulan yang lalu mengenai research yang dilakukan oleh George Barna tentang kekristenan di Amerika Serikat.
Ada satu pertanyaan yang diajukan kepada orang-orang Kristen:
1. “Apakah Tuhan menolong orang yang menolong dirinya sendiri?” Atau dengan perkataan lain, “Apakah Tuhan menolong orang yang mengandalkan dirinya sendiri?”
Seharusnya jawabannya adalah tidak, tetapi ternyata yang menjawab “Ya” di Amerika Serikat di atas 75%! Hal ini sampai diberikan komentar:“Bagaimana ini dengan orang-orang Kristen di Amerika?”

2. Kemudian diberikan pertanyaan lagi, “Menurut Anda, Iblis dan Roh Kudus merupakan lambang atau sesuatu yang hidup?”
Ternyata jawabannya juga cukup mengejutkan, sebab yang menjawab bahwa itu ‘hanya sebuah lambang’, yaitu yang satu lambang kejahatan dan satunya lagi lambang hadirat Tuhan adalah sebanyak 50–70%.
Ini memang benar bahwa ternyata hal-hal yang mendasar tentang kekristenan itu banyak yang belum mengerti. Saya berdoa supaya ketika pertanyaan itu datang ke tempat ini, maka orang-orang di Indonesia akan menjawab yang sebaliknya dari kebanyakan jawaban orang-orang Amerika.

Saudara yang dikasihi Tuhan, di tengah-tengah Tuhan yang berbicara kepada kita, “Tahun Multiplikasi dan Tahun Promosi”, jangan mengira bahwa itu semua bisa diperoleh dengan cara apa saja. Mengenai soal “ingin kaya”, Alkitab dengan jelas berkata, “Jangan ingin kaya!”
Pada waktu saya bertemu dengan seorang pengusaha dan saya beritahu hal ini, dia sangat kaget karena baru mendengarnya. Dia berkata, “Hah? Selama ini saya ingin jadi kaya!” Dan memang selama ini yang dikerjakannya adalah memburu uang. Padahal firman Tuhan berkata, “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya” (Amsal 10:22)

Jadi yang nomor satu adalah hubungan kita dengan Tuhan. Menjadi kaya itu adalah akibat hubungan kita dengan Tuhan. Jadi menjadi kaya itu bukanlah tujuan! Kalau menjadi kaya itu adalah tujuan, maka akan hancur semua sebab firman Tuhan berkata, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang”.
Pengertian-pengertian yang seperti inilah yang kadang dicampur-aduk sehingga pada waktu melangkah menjadi businessman muda; semua itu menjadi kacau balau!
Jadi, ketika mendengar tentang berkat Tuhan, pokoknya ‘sikut sana sikut sini’ dan begitu mendapat kedudukan, pikirnya itu adalah berkat Tuhan!
Karena itu saya berdoa agar setiap kita menjadi peka untuk mendengar suara Tuhan. Dan biarlah kita semua juga sepakat untuk berdoa setiap pagi seperti ini, “Tuhan, pertajam pendengaran saya setiap pagi sebagai seorang murid”. Nanti Tuhan pasti akan memberikannya buat Saudara dan enak bila dituntun Tuhan karena jelas yang namanya damai sejahtera, kebahagiaan dan berkat dalam keluarga pasti Tuhan sediakan berlimpah-limpah-limpah-limpah!

Muliakan Tuhan dengan hartamu
Amsal 3:9–10, “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.”
Saudara, kalau kita baca ayat tadi, maka Tuhan menyediakan berkat secara materi yang berlimpah-limpah atau multiplikasi. Kalau kita melakukan seperti firman tadi maka janji Tuhan bahwa lumbung-lumbung Saudara akan diisi penuh sampai melimpah-limpah dan bejana pemerahan Saudara akan meluap air buah anggurnya.
Dan hari ini Saudara pasti membawa buah sulung, yaitu hasil pertama yang dihasilkan tahun ini. Kemarin saya bersama-sama dengan para pengerja mempersembahkan buah sulung di SICC dan saya percaya kalau kita lakukan itu, maka janji Tuhan tentang multiplikasi dan promosi akan menjadi bagian kita semua.
Haleluya!

Memperhatikan Perintah TUHAN Dan Menjadi Pemenang! (1)

Dalam hidup ini kadang-kadang Tuhan izinkan keadaan di sekeliling kita menjadi gelap dengan satu maksud, yaitu supaya kita lebih banyak berdoa, memuji dan menyembah Tuhan.
Mari sekarang kita perkatakan bersama-sama : “Tahun 2011 adalah Tahun Multiplikasi dan Tahun Promosi ... Tahun 2011 adalah Tahun Multiplikasi dan Tahun Promosi! Percayakah engkau akan hal ini?” Amin!

KUNCI UNTUK MEMASUKI TAHUN MULTIPLIKASI DAN PROMOSI
Saudara, kunci untuk memasuki Tahun Multiplikasi dan Promosi adalah seperti yang disebutkan dalam Yesaya 48:18–19, “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, dan keluargamu akan diberkati Tuhan!”
Saya percaya damai sejahtera, kebahagiaan dan berkat dalam keluarga adalah aspek-aspek kehidupan yang kita dambakan selagi kita masih ada di dalam dunia ini.
Tuhan berkata, “Kalau engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku ... kalau engkau mendengar suara-Ku, maka damai sejahtera, kebahagiaan dan berkat dalam keluarga akan Aku berikan berlimpah-limpah-limpah-limpah!” Artinya, Tuhan akan menyediakan multiplikasi dan promosi dalam seluruh aspek kehidupan kita dan kuncinya adalah kita harus memperhatikan perintah-perintah Tuhan dan mendengarkan suara Tuhan.

I. MEMPERHATIKAN PERINTAH-PERINTAH TUHAN
Tanggal 3 Februari yang lalu pada hari Kamis pertama setiap bulannya, seperti biasa kami bersama-sama para pengerja masuk dalam menara doa. Sebelumnya saya bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, bertepatan dengan hari raya Imlek kami akan masuk menara doa dan saya juga harus merekam untuk ‘pastor message’ lalu juga untuk ANTV. Saya percaya Tuhan akan berbicara kepada saya melalui hari raya ini.”
Ternyata di antara banyak sms dan bbm yang masuk menyampaikan, “Gong Xi Fat Chai ... Gong Xi Fat Chai!” dan saya hanya menjawab, “Gong Xi ... Gong Xi ...!” ada satu sms yang masuk berkata demikian, “Gong Xi Fat Chai! Selamat hari raya Imlek ... ini tahun kelinci, biarlah kita memiliki telinga yang panjang untuk mendengar suara Tuhan!”
Saya tahu bahwa inilah pesan-Nya, memang bukan tentang kelincinya, tetapi tentang mendengar suara Tuhan dan untuk itu Tuhan berikan ayatnya di Yesaya 50:4,“Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.”

Untuk kita harus menjadi seorang murid; yaitu orang Kristen yang:
1. Telinganya Dipertajam Setiap Pagi Untuk Mendengar Suara Tuhan
Setiap pagi Tuhan akan mempertajam telinga kita untuk mendengar suara Tuhan seperti seorang murid.
Kita bisa mendengar suara Tuhan dengan benar dan tepat, kalau kita intim dengan Tuhan.
Mengapa kita bisa intim dengan Tuhan? Karena kita bergairah dengan Tuhan.
Mengapa kita bisa bergairah dengan Tuhan? Karena kita memiliki kasih yang mula-mula!

2. Lidahnya Membangkitkan Semangat Orang Yang Letih Lesu
Lidah ini Tuhan berikan kita sebagai seorang murid, pada waktu kita memperkatakan sesuatu, itu akan memberikan semangat baru kepada orang yang letih lesu. Jangan dibalik! Sebagai murid, jangan pada saat kita berbicara, orang yang tadinya mempunyai semangat justru menjadi letih lesu. Tetapi biarlah sebagai murid, ketika kita berbicara membuat orang lain mempunyai semangat yang baru.

3. Hatinya Dipenuhi Kasih Mula-Mula
Ini adalah pesan yang begitu kuat yang saya terima hari-hari ini, yaitu kita harus kembali kepada kondisi kasih yang mula-mula!
Saudara boleh cek keadaan diri Saudara hari ini, apakah tetap sama seperti pertama kali bertemu dengan Tuhan Yesus? Pada saat pertama kali bertemu dengan Tuhan Yesus itu ada satu kegairahan, ada satu keintiman.
Apakah kondisi itu masih tetap ada sampai saat ini? Hanya Saudara sendiri dan Tuhan yang tahu.
Tetapi kalau saya ingat pesan Tuhan kepada jemaat di Efesus di mana Tuhan berkata seperti ini, “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh!
Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat” (Wahyu 2:1–5)

Saudara, ini adalah pesan Tuhan buat kita semua, apa pun yang kita lakukan dalam melayani pekerjaan Tuhan kalau tidak didasarkan pada kasih yang mula-mula, Tuhan akan berkata kepada kita, “Betapa dalamnya engkau telah jatuh!” Kuncinya hanya satu, yaitu: Bertobat!

Dulu saya juga pernah mengalami ketika Tuhan mengembalikan saya kepada kasih yang semula, ketika itu Tuhan memberikan tekanan, goncangan, kesukaran serta pergumulan berat dalam hidup saya. Pertama saya tidak mengerti dan masih mengeraskan hati, namun akhirnya saya mengerti bahwa sebenarnya Tuhan menginginkan supaya saya berubah. Ketika saya bertobat, ternyata benar bahwa kasih yang mula-mula itu kembali.
Saya banyak melihat hari-hari ini, orang yang diproses Tuhan masuk dalam goncangan dan tekanan, tetapi begitu dia mengerti akan maksud Tuhan dan bertobat, maka dia kembali kepada kasih yang mula-mula.
Saudara, ketika kita menerima goncangan dan tekanan, kadang-kadang kita justru menyalahkan orang lain. Jangan seperti itu!
Lebih baik datang ke hadapan Tuhan dan berkata, “Tuhan, apa yang Engkau mau dengan segala kejadian ini? Saya mau berubah, Tuhan!” Sebetulnya hanya itulah yang Tuhan mau dari kita, yaitu respon kita. Kalau kita mau berubah dan bertobat maka yang namanya multiplikasi dan promosi, pasti terjadi dalam hidup Saudara!

II. MENJADI PEMENANG
Apakah Saudara mau mengalami multiplikasi dan promosi? Kalau kita mau mengalaminya, maka kita harus jadi pemenang seperti Tuhan Yesus pada waktu dicobai oleh Iblis.
Ada tiga jurus pencobaan yang Iblis berikan kepada Tuhan Yesus, hari-hari ini juga diberikan kepada kita. Oleh sebab itu berhati-hatilah!

Ketiga jurus Iblis yang harus kita kenali adalah Menanamkan Pikiran Yang Salah, yaitu:
a. Manusia Hidup Hanya Dari Roti Saja
Iblis berkata kepada Tuhan Yesus, “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti!”
Pada waktu itu Tuhan Yesus dalam keadaan lapar, tetapi Tuhan Yesus langsung menjawab, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Mat 4:3–4)
Saudara, hari-hari ini dunia sedang meyakinkan manusia bahwa yang paling penting adalah “mencari roti” sedangkan yang lainnya adalah nomor dua. Pokoknya yang nomor satu itu roti. Hati-hati! Jangan sampai kita kalah dalam hal ini.

b. Apapun Permintaan Anak Tuhan Pasti Dikabulkan Tuhan
Iblis berkata kepada Tuhan Yesus, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.”
Tetapi Tuhan Yesus berkata, “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (Mat 4:6–7)
Saudara, Iblis suka berkata begini, “Hey, kamu kan orang Kristen, kamu kan anak Allah, kamu kan berdoa, kamu kan ke gereja ... sudah lakukan apa saja sebab kamu pasti ditolong. Dia pasti tidak tega dan pasti menolong!” Itu salah! Berhati-hatilah!
Mungkin Saudara berkata, “Bukankah Petrus berjalan di atas air? Berarti saya bisa berjalan di atas air.” Betul demikian, tetapi kalau Tuhan yang suruh!
Petrus bisa berjalan di atas air karena ia melakukan atas firman Tuhan di mana yang tidak mungkin menjadi mungkin! Tetapi harus jelas dulu bahwa itu benar dari Tuhan. Jangan sampai kita mencobai Tuhan dan berhati-hatilah akan hal ini!

c. Menyembah Iblis Akan Menjadi Kaya
Tuhan Yesus dibawa ke gunung yang sangat tinggi dan diperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dan kemegahannya dimana Iblis sendiri adalah penguasa dunia ini. Kita harus tahu bahwa penguasa dunia ini adalah Iblis sebab ada orang Kristen yang tidak mengetahui bahwa penguasa dunia ini adalah Iblis.
Jadi pada waktu Tuhan Yesus diperlihatan kerajaan dunia dengan segala kemegahannya, lalu Iblis berkata, “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.”
Tetapi Tuhan Yesus berkata, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Mat 4:8–10)
Saudara, berhati-hatilah! Apalagi kita sudah mendengar bahwa tahun ini adalah tahun multiplikasi dan tahun promosi, jangan mengira bahwa dengan segala macam cara kita bisa mendapatkan hal itu. Sayang banyak anak-anak Tuhan yang berpendapat demikian, “Wah dia sukses ya, dia naik jabatan! Dapat uang banyak!” Apakah seperti itu kesuksesan yang dimaksud?

Yang dimaksud dengan sukses adalah :
1. Bagaimana kehidupan dari orang itu, apakah dia hidup kudus atau tidak?
2. Apakah orang itu sukses dengan menuruti firman Tuhan?
3. Bagaimana cara orang itu mendapatkan uang?
Bukankah Iblis juga bisa memberikan hal ini? Oleh sebab itu berhati-hatilah! Inilah yang Tuhan mau saya sampaikan sebab kadang masih banyak anak-anak Tuhan yang tidak mengerti akan hal ini.

(BERSAMBUNG . . . )

Karakter Kristus: Teladan Kristus ... Rendah Hati

”Karena Aku lemah lembut dan rendah hati” (Matius 11:29).

Yesus selalu mengundang orang-orang kepada suatu dimensi yang baru dari kehidupan.
“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” (Matius 11:29)
Di dalam Matius 11:29, Ia mengundang kita untuk menyerahkan keletihan dan beban berat kita kepadaNya karena Ia lemah lembut dan rendah hati. Di dalam kerendahan hati-Nya, kita dapat menemukan ketenangan dan peristirahatan yang sesungguhnya.

Seluruh kehidupan dan pelayanan Yesus adalah salah satu kerendahan hati. Kelahiran-Nya memiliki suatu pengaturan kerendahan hati yang stabil. Tidak seorang pun yang menghendaki Tuhannya untuk merendahkan diri-Nya dan memasuki dunia manusia sebagai seorang bayi. Ribuan kali bayi-bayi menjadi raja-raja, tetapi hanya ada satu-satunya Raja yang menjadi seorang bayi.

Yesus memberi teladan kerendahan hati. Ia tidak pernah memilih kenyamananNya dan kemapananNya sendiri; melainkan, Ia memilih jalan untuk melayani. Di akhir pelayananNya di bumi, Ia memanggil para Rasul bersama-sama untuk apa yang disebut ”Perjamuan Terakhir.” Para Rasul berargumentasi tentang siapa yang akan menjadi terbesar – mereka ingin menjadi ”pemimpin”. Sebaliknya, bukannya berargumentasi, Yesus mengambil kain lap dan mencuci kaki mereka.

Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
Yesus berkata kepada mereka: “Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. (Lukas 22:24-27).

Mereka mungkin sukar memahami tindakan rendah hati ini, tetapi pelajaran ini sudah jelas: Hidup yang berkelimpahan berpusat pada kain lap (menjadi pelayan), bukan menjadi pemimpin.

Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.
Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.
Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.
Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?”
Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.”
Kata Petrus kepada-Nya: “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Jawab Yesus: “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.”
Kata Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!”
Kata Yesus kepadanya: “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.” Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: “Tidak semua kamu bersih.”
Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. (Yohanes 13:1-17).

Gereja adalah Tubuh Kristus, dan sebagai anggota Tubuh Kristus, kita dipanggil untuk melayani dengan rendah hati. Seringkali orang-orang di dalam gereja melakukan hal-hal untuk dikenal dan melihat nama mereka dicantumkan. Tetapi Alkitab berkata penghargaan terbesar akan diberikan kepada mereka yang melayani dengan rendah hati, tanpa menerima kemasyuran.

“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.” (Kolose 3:23-24).

Banyak orang salah mengerti tentang tujuan gereja. Banyak orang datang dan mengevaluasi suatu gereja dengan perspektif / pandangan apa yang gereja itu berikan / tawarkan. Tetapi kita mengalami hidup berkelimpahan ketika kita menguji karunia kita melalui pelayanan dalam kerendahan hati kepada Tuhan. Janganlah kita pergi ke gereja dengan ’lap mulut bayi menunggu untuk disuapi makanan’; sebaliknya kita pergi dengan satu kain celemek untuk masak, siap untuk melayani.

Rasul Paulus menekankan kerendahan hati Yesus dan menulis bahwa Yesus harus menjadi teladan kita dalam kerendahan hati.
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:5-8).
Kita menemukan damai dan sukacita terbesar, ketika kita rendah hati seperti yang Yesus lakukan.

TEMPAT KEDIAMAN ROH KUDUS

( 1 Korintus 3:16)

Salah satu berkat terbesar yang kita terima lewat iman percaya kepada Kristus dan memberi diri dibaptis oleh Roh Kudus adalah Ia menjadikan diri kita menjadi tempat kediaman Roh Allah. Dia yang terlalu besar untuk berdiam di alam semesta bersedia tinggal di dalam kita; dan hadirat-Nya senantiasa dapat kita rasakan. Konsep seperti ini melampaui pemikiran manusia, oleh sebab itu kita harus hati-hati menjaga "tempat" Tuhan berdiam, baik dalam hidup kita sebagai pribadi atau kelompok dalam gereja Tuhan.
"Roh Allah diam di dalam kamu." Kata diam = OIKEO (Bahasa Yunani) artinya "tinggal dengan / tinggal bersama-sama", sebagaimana Allah diam di dalam Tabernakel dalam Perjanjian Lama, demikian pula sekarang Allah diam di dalam orang-orang percaya dengan RohNya.
Beberapa ayat lain yang juga menjelaskan bahwa Roh Allah diam di dalam diri kita, terdapat dalam:
• Roma 8:9 "... Roh Allah diam di dalam kamu ..." dan
• Roma 8:11 "... oleh RohNya, yang diam di dalam kamu."
Paulus menegaskan bahwa dalam diri orang-orang percaya menjadi tempat kediaman Roh Kudus.
Untuk apa Roh Allah berdiam dalam diri kita ?
Gembala Sidang kita Pdt. DR. Ir Niko Njotorahardjo berulang kali menekankan bahwa kita harus bersaksi dengan penuh kuasa (Kisah Para Rasul 1:8 "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu … dan sampai ke ujung bumi"), dan supaya mengalir suatu kuasa dan tanda-tanda yang heran (Markus 16:17–18) dalam kesaksian kita. Harus dimengerti bahwa orang-orang percaya menjadi pusat dimana Allah bekerja untuk seluruh bumi, dengan kata lain Allah memakai setiap orang percaya untuk menyatakan keajaiban, kekuasaan dan mujizatNya.
Salah satu tanda Gereja yang hidup menjadi lebih hidup ialah dengan mendemonstrasikan dan menyatakan manifestasi kuasa Roh Kudus yang ada dalam dirinya sehingga terjadi mujizat-mujizat yang membuat banyak petobat-petobat baru masuk kedalam bagian Kerajan Allah.
Seperti yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus sendiri dalam Kitab Yohanes 14:12 "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu ..."
Meskipun kata-kata Tuhan sangat mencengangkan, memang benar sekali bahwa seorang umat percaya di zaman sekarang ini bisa mencapai pekerjaan pelayanan yang lebih besar.
Tinggalnya Roh Kudus dalam diri orang percaya membawa pergerakan dalam kehidupan dan pelayanan yang supranatural, seperti yang terjadi dalam pelayanan Rasul Paulus di Efesus bahwa mujizat-mujizat yang luar biasa dikarenakan oleh orang-orang yang membawa saputangan atau bekas kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit dan keluarlah roh-roh jahat. (Kisah Para Rasul 19:11–12).
Dalam hal ini Paulus menyatakan bahwa kekuatan dan kuasa yang berlimpah-limpah itu bukan dari dirinya, karena dirinya hanya seperti bejana tanah liat tetapi itu berasal dari Allah. (II Korintus 4:7). Dalam konteks ayat ini Paulus memberikan gambaran dirinya bejana tanah liat dan di dalam bejana tanah liat itu ada Harta Rohani yang berkemilauan yaitu Kemuliaan Allah.
Tujuan Allah mendiami diri kita dengan RohNya supaya kita menjadi alatNya untuk menyatakan kuasaNya, tanda-tanda heran, keajaibanNya dan mujizat-mujizatNya; supaya makin banyak jiwa-jiwa yang bertobat dan dimenangkan bagi Tuhan.
Bagaimana supaya kuasa dan mujizat itu termanifestasi kedalam kehidupan yang mengalir melalui pelayanan dan kesaksian kita? Yang pasti pesan Tuhan melalui Gembala Sidang adalah :

1. Lakukan Apa yang Diperintahkan oleh Tuhan Yesus
Yesaya 48:18–19 "Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka ..." Apa yang menjadi perintah-perintah Firman Tuhan yang harus kita lakukan hari-hari ini harus menjadi prioritas yang utama untuk segera dan urgent dilakukan, jangan menunda-nunda atau bahkan mengabaikannya. Sebelum kita dapat melakukan maka ada bagian yang penting yang harus diperhatikan yaitu "mendengar suaraNya."
Roh Kudus berbicara secara pribadi maupun korporat dalam kehidupan dan pelayanan untuk dilakukan bagi diriNya. Biarlah setiap kita memiliki telinga seorang murid yang makin peka dan tajam untuk mendengar suara dan perintahNya dan dengan segenap hati melakukannya dengan motivasi yang tulus dan benar.
Dalam buku "God in You" tulisan Dr. David Jeremiah dikisahkan tentang suatu kesaksian oleh Carl Lawrence; yaitu tentang dua wanita Cina muda berusia dua puluhan yang menjadi umat percaya di sebuah gereja bawah tanah, hanya kurang lebih satu minggu kemudian dua wanita ini melaporkan bahwa Allah memanggil mereka untuk pergi melayani di pulau Hainan lepas pantai selatan yang ribuan mil jauhnya. Umat percaya yang lainnya menasehatkan mereka supaya mengikuti pelatihan terlebih dahulu sebelum berangkat, tetapi mereka dipaksa Roh Kudus untuk segera berangkat dan percaya kepada Allah bahwa Ia akan menuntun mereka. Para penatua gereja rumah itu akhirnya setuju memberkati kepergian mereka. Dua tahun kemudian kedua wanita muda ini pulang dan melapor kepada gereja, dengan enggan dan meminta maaf untuk pekerjaan mereka yang kurang berbuah. Rupanya mereka berdua "hanya" memenangkan 3.000 (tiga ribu) orang untuk Kristus dan memulai 30 gereja rumah.
Para pemimpin yang tercengang menanyakan metoda apa yang mereka pakai dan mereka hanya bisa menjawab; "Setiap pagi kami hanya membaca firman Allah dan berdoa, meminta Roh Kudus mengajarkan kami apa yang harus dilakukan. Apapun yang dikatakan Firman Allah kepada kami, itulah yang kami lakukan. Kami hanya patuh."
Jika kita mendengar suaraNya dan melakukan perintahNya, maka di tahun Multiplikasi dan Promosi ini, Allah juga sanggup melakukannya melalui kita.

2. Bergairah dan Semakin Intim dengan Tuhan Yesus
Dalam catatan harian Daud ditulis bahwa 7 kali sehari, dirinya menghampiri Hadirat Allah, bahkan digambarkan gelora yang ada dalam hatinya melalui Mazmur 63:2 "Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair."
Daniel dalam kehidupannya memiliki kegairahan yang sama dengan Allah yang ditunjukkan dengan konsistensinya 3 kali sehari menghampiri Allah dalam doa, pujian dan penyembahan. Baik ketika sedang dalam pergumulan maupun sedang tidak ada pergumulan; Daniel tetap tekun mencari Allah dalam hidupnya. Seperti kedua gadis tadi, mereka berikan waktunya untuk intim dengan firman, menanyakan apa yang harus mereka lakukan, mendengarkan jawaban dari Roh Kudus dengan peka dan berkomitmen untuk melaksanakan apa yang Tuhan pesankan. Kehidupan yang seperti ini yang hari-hari ini harus menggelora dalam jiwa kita, suatu kehausan dan kelaparan akan Allah yang lebih hebat lagi atau keintiman yang bermultiplikasi dari waktu-waktu yang sebelumnya harus kita bangkitkan dalam diri kita, semakin hari, semakin intim dan mendalam dengan Tuhan Yesus, hal ini menyebabkan aliran urapan dan kuasaNya ke dalam jiwa kita.
Ini menyebabkan Roh-Nya semakin memenuhi seluruh kehidupan rohani kita dengan penuh kemulianNya dan mengalirkan pelayanan yang penuh dengan mujizat.

3. Kebergantungan kepada Tuhan Yesus Setiap Hari
Setiap masalah yang Yesus ijinkan terjadi dalam kehidupan kita memiliki pelajaran dan makna bagi jiwa dan hidup kita. Ada faktor-faktor positif jika kita diijinkan menghadapi banyak persoalan; yaitu agar kita semakin bersandar, berharap, bergantung dan mengandalkan Tuhan. Yeremia 17:7. Jika Tuhan yang kita andalkan dalam segala sesuatu maka berkat yang akan kita terima. Seorang yang bergantung kepada Tuhan seperti seseorang yang membuat kedua tangannya memegang Tangan Tuhan dengan erat-erat dan tak ingin melepaskannya.
Kedua gadis yang memenangkan 3.000 jiwa dalam waktu dua tahun tadi, menyadari akan keterbatasan dengan kemampuan, skill, pengetahuan bahkan pengetahuan teologinya. Yang bisa mereka lakukan hanya mengandalkan Tuhan untuk menuntun, memimpin langkah pelayanannya sehingga dalam waktu 2 tahun berhasil membuka 30 gereja.
Ketika Tuhan melihat bahwa kita memposisikan diri bergantung kepada Dia, dalam pikiran dan tindakan, maka hikmat dan urapan akan mengalir untuk menuntun dan memimpin kita meraih multiplikasi dan promosi.
Roh-Nya yang ada di dalam diri kita akan semakin bebas dan leluasa bergerak kearah dimensi pelayanan yang hebat dan dahsyat bagi Dia. Roh Kudus akan terus berkarya dan menyatakan kuasaNya melalui kita.

4. Mengembalikan Semua Kemuliaan bagi Tuhan Yesus
Ini berkaitan dengan ketulusan dan kejujuran dari hasil pelayanan yang kita lakukan, apakah kembali kepada kemuliaan diri sendiri atau kepada Tuhan Yesus, jika kita membaca Roma 11:36 seperti yang sering ditekankan oleh Gembala kita, segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, kepada Dia dan untuk Dia selama-lamanya. Motivasi ini yang memberikan kepercayaan, kuasa. Urapan, kapasitas dan jangkauan pelayanan yang lebih luas dari Tuhan Yesus Kristus.
Ketulusan yang diekspresikan oleh Paulus melalui II Korintus 4:7 tentang dirinya hanyalah bejana dan harta yang indah yang ada di dalamnya yang membuat kuasa Allah melimpah dalam pelayanannya, menunjukkan akan perhormatan, penghargaan dan responnya bahwa itu semua hanya karena Roh Kudus yang ada dalam dirinya; sehingga hanya Yesus saja yang layak mendapatkan segala pujian, hormat dan kemuliaan.
Sikap hanya bagi kemuliaan nama Yesus saja, akan membuat Tuhan semakin mempercayakan perkara-perkara yang besar termasuk berkat yang dahsyat dan promosi di tahun ini.
Roh Kudus ada dalam kehidupan orang-orang yang bersungguh hati percaya kepada Yesus Kristus, hendaklah itu tidak didiamkan, sia-siakan bahkan terkungkung oleh kedangkalan rohani kita, tetapi ijinkan dan kobarkan melalui kehidupan dan pelayanan kita bagi kemuliaan nama Yesus Kristus

Translate