GO TO THE NEXT LEVEL DI TAHUN AYIN GIMEL


RENUNGAN KHUSUS
GO TO THE NEXT LEVEL DI TAHUN AYIN GIMEL

Kita sudah berjalan di musim yang baru. Tahun Ayin Beth telah kita tinggalkan sejak tanggal 16 September malam, dan sekarang kita berada di tahun Ayin Gimel (Tahun Ibrani 5773). Usia Gereja kita pun sudah beranjak dari 24 tahun di tanggal 4 September 2012, berjalan ke 25 tahun. Kita sedang menyongsong perubahan yang sangat besar di musim baru.

Tahun Ayin Gimel digambarkan dengan hurup Ayin (angka 70 – gambar mata) dan hurup Gimel (angka 3). Hurup Gimel digambarkan seperti seekor unta. Namun juga dimaknai sebagai kaki yang bergegas/berlari. Secara sederhana memiliki arti kaki yang bergegas untuk menolong orang miskin. Ini berbicara belas kasihan dan kepedulian kepada Saudara yang miskin untuk segera ditolong dengan tindakan konkrit. Namun juga di sisi lain, Allah mengirim unta untuk datang kepada kita. Kedatangan unta membawa “muatan” berkat Tuhan yang datang bagi kita. Itu “surprise” dari Tuhan bagi orang yang setia berjalan dalam rancangan-Nya. Chuck Pierce memaknai Ayin Gimel adalah masa “menyeberang” dari pemulihan kepada kepenuhan hidup (From Recovery into fullness).

Secara khusus tentang musim baru di tahun Ayin Gimel, Gembala Pembina menyampaikan apa yang diterima dari Tuhan, yaitu “Go to the Next Level.” Kita dapat melihat kesejajaran makna dari Tahun Gimel ini. Tuhan sudah mentargetkan kita Gereja-Nya untuk naik ke level yang lebih tinggi lagi dalam master plan Tuhan di musim baru. Karena itu Dia melepaskan berkat yang “dibawa unta” untuk memfasilitasi kita dapat melangkah ke level yang lebih unggul. Dan orang yang mendapat kepercayaan besar dari Tuhan untuk mengelola “harta yang dibawa unta” adalah orang-orang yang hatinya peduli dan berbelas kasihan untuk menyalurkan dan mendaya-gunakannya bagi menyelamatkan orang miskin. Baik dalam arti materi, maupun spiritual. Kita sedang menyongsong terwujudnya penuaian terbesar yang belum pernah terjadi di dalam sejarah gereja sebelumnya, yaitu “Penuaian satu milyar jiwa.” Untuk itu diperlukan, baik dana yang besar untuk membiayainya maupun belas kasihan untuk kerinduan menjangkau jiwa yang terhilang dan siap membayar harganya, juga perubahan gaya hidup dan sikap hati yang sesuai.

Dalam meresponi apa yang akan Tuhan lakukan atas Gereja-Nya, kita secara individu, maupun secara bersama sebagai Gereja-Nya, harus menyiapkan diri. Kita harus memiliki mental dan sikap hati untuk “Go to the Next Level.”

1. Sikap hati : ‘go deeper”
Beberapa hari ini saya terus merenungkan tentang : “go to the next level”. Terms itu bermakna bahwa kita akan dibawa Tuhan menapaki suatu level “baru”; artinya level yang sebelum itu kita belum pernah ada di situ. Berarti saat ini kita sedang berada di suatu fase transisi. Kita harus beranjak “meninggalkan” level yang selama ini kita huni; menuju ke level yang akan kita huni selanjutnya. Ketika Tuhan hendak membawa kita ke level baru kita, kita perlu mengenali bahwa momentum peralihan itu tiba. Kita harus mengenali gejala-gejalanya. Rajawali adalah contohnya.

Rajawali mengenali tibanya masa itu bagi hidupnya. Tanda-tandanya adalah :
• paruh dan cakar membengkok;
• bulu-bulunya menebal.
      Pengaruh langsungnya adalah kekuatan dan ketangkasannya merosot ; yang jika hal ini dibiarkan terus akan menjadikan dia tidak berdaya dan mati. Rajawali menyadari, bahwa hidupnya sudah tidak seefektif dulu lagi; yaitu ketika paruhnya masih lurus dan bulunya masih tipis. Jadi dia punya dua pilihan:
• mau memasuki masa transisi ke arah satu fase baru (renewal life)
• atau menyerah saja; biarkan saja; menyongsong proses di mana ia akan makin lama makin lemah untuk akhirnya mati pelan-pelan

Untuk siap masuk ke fase baru harus melalui masa peralihan yang merupakan sebuah proses tidak ringan. Rajawali harus mematahkan paruh dan cakarnya sendiri (bukan dipatahkan oleh rajawali lain) ; artinya dengan sadar melewati masa peralihannya yang menyakitkan itu - demi satu masa depan yang luar biasa.

Ini adalah pesan bagi kita-kita yang sudah ‘lama’ ikut Tuhan dan melayani Tuhan. Kita memang setia melayani Tuhan selama ini; sampai pada saat ini; tidak murtad dan sebagainya. Tetapi tanpa sadar, dengan berlalunya waktu, banyak dari kita yang mulai:
• Sudah tidak se “tajam” dulu (seperti rajawali yang paruh dan cakarnya bengkok) ; kobaran semangat rohani kita sudah mulai padam; dan akhirnya tidak se ‘powerful’ dulu.
• Sudah tidak setangkas atau selincah dulu (seperti rajawali yang bulunya menebal); sehingga tidak se-spontan atau se-responsif dulu ketika mendengar / menerima perintah-perintah Tuhan atas kita, maupun dari otoritas di atas kita.

Memasuki masa depan yang luar biasa; yang ditandai oleh kegerakan Roh Kudus yang besar; Allah menawarkan kepada kita supaya menjadi seperti rajawali ; seperti dikatakan oleh Daud: “…masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali”(Mazmur 103:5)

Konsekuensinya adalah :
• menarik diri dari “keramaian dunia” ;
• naik ke gunung Allah
• dan bertekun dengan setia sampai prosesselesai
      menyerahkan diri untuk dibaharui oleh Tuhan; supaya kekuatan dan ketangkasan kita diremajakan kembali seperti ketika kita mula-mula dengan berapi-api mulai melayani Tuhan. Baharui janji kita; baharui komitmen kita; baharui roh kita; baharui gereget/gairah kita kepada pergerakan yang sedang ada di depan kita ini! Tuhan Yesus sedang membukakan anugerah ini bagi kita.

Ketika dalam pertemuan doa di SICC tanggal 1 September 2012; suasana rohani dan hadirat Tuhan yang turun saat itu sangat terasa mendorong setiap orang ke arah ‘masa menarik diri.’ Hal itu terjadi itu sangat pekat; dan apa yang saya rasakan itu adalah: ‘the atmosphere of Thy Glory’; seolah-olah Tuhan sedang mengilustrasikan kepada kita; suasana seperti apa yang menanti; yang bakal kita alami ketika kita memasuki ‘masa menarik diri’ itu.

Apakah yang akan terjadi ketika kita telah melewati “masa menarik diri “ seperti burung rajawali itu? Keintiman dan intensitas berdiam diri kita di dalam DIA; akan membuahkan suatu level of humbleness baru; dan humbleness itu adalah persiapan untuk berjalan dalam level kemuliaan Tuhan yang baru.

2. Sikap hati: “go passion”
Memasuki minggu ke 2 perenungan visi “go to the next level”, Tuhan terus mengingatkan tentang ‘the power of love’; bahwa karya atau tingkat operasional kita itu tidak bisa diperluas oleh Tuhan kalau kita tidak bertumbuh dalam kasih. Maksudnya, semua karya kita, buah kehidupan kita; itu haruslah merupakan produk atau ekspresi yang lahir karena dorongan kasih. Jadi jika kasih itu tidak membesar, maka produk atau ekspresinya juga tidak bisa membesar; atau kalau toh membesar maka itu bukanlah produk dari kasih.

Tuhan akan memperbesar kasih kita kepada sesama; memperbesar belas kasihan kepada orang-orang yang kelaparan dan kemiskinan (jasmani maupun rohani). Akan timbul satu level baru belas kasihan terhadap sesama. Dilain pihak, akan ada lebih banyak orang yang mengerumuni / mengelilingi kita yang merupakan obyek ekspresi kasih itu; dan itu akan melipat gandakan buah-buah kehidupan kita.
Saya sudah mulai mengalami itu; adanya atau datangnya ‘orang-orang baru’ yang merupakan obyek perbuatan kasih – yang melintasi rel kehidupanku. Seperti sebuah kereta api ekonomi yang banyak kali berhenti di stasiun-stasiun pedesaan yang kecil. Sekarang jadi semakin sering harus ‘berhenti’; mengamati ‘siapa itu’ yang sedang menantikan kita di tepian rel kehidupanku; seolah-olah (atau memang?) sedang menungguku lewat di situ.

Lebih jelas lagi, akan ada lebih banyak lagi orang yang perlu pertolongan ; yang dikirim oleh Tuhan kepada kita. Orang-orang yang dulunya tidak ada dalam perbendaharaan kehidupan kita ; tidak ada dalam kamus kita; atau bahkan mungkin dulu bukan kenalan kita; tiba-tiba seolah-olah berdiri di hadapan kita; dan menyatakan kepada roh kita bahwa dia atau mereka perlu ditolong. Satu tantangan rohani; tolong atau tidak? Kita digerakkan oleh apa dalam menanggapinya? Allah sedang memperbesar kapasitas kasih. Jangan ditahan, bebaskan apa yang Tuhan gerakkan di hati kita.

3. Sikap hati: “go humble”
Dan apa yang terjadi kemudian? Semakin banyak ‘karya kita’ semakin kita akan merasa bukan apa-apa di hadapan Tuhan. Roh ‘humbleness’ akan mengarungi hati kita buat terus merasa bukan apa-apa ; ketika sedang melakukan semuanya itu, bahkan ketika hasilnya membuat banyak orang berdecak kagum. Kita faham dan sadar, itu bukan saya. Tuhan. Itu semuanya tentang Tuhan Yesus, bukan diri saya.

Perluasan kesempatan buat berkarya (melakukan perbuatan kasih) dalam kenyataan nya dilihat oleh khalayak ramai sebagai adanya tingkat kepercayaan baru, perluasan pengurapan teritorial baru ; level otoritas baru, yang membawa kita kepada suatu tingkat atau dimensi yang baru dalam peranan dan pengaruh kita di tengah-tengah pecaturan komunitas, bangsa atau dunia; dan itu sangat meninggikan ‘martabat’ kita secara sosial.

Konsekuensi dari pada ‘meningginya martabat’ itu adalah seperti sebuah pohon yang tinggi. Makin tinggi pohonnya maka makin kencang terpaan angin yang dialaminya. Angin itu bisa merupakan badai yang membinasakan, bisa juga merupakan tiupan udara yang semilir yang membuat kita terlena. Dua-dua nya tidak lah membangun kita. Jika Tuhan meninggikan kita, membawa kita kepada ‘the new level of authority’ maka kita akan mengalami terpaan angin sebagai pohon yang tinggi tadi. Apa yang harus kita lakukan; atau yang tetap menjamin keselamatan kita agar bisa selamat, adalah:
• Humbleness, yang membuat kondisi rohani kita terjaga untuk tidak terkecoh/terlena oleh pujian/sanjungan orang.
• Depth, di mana kedalaman rohani memperkuat pegangan kita kepada Tuhan ketika angin datang dalam bentuk yang mau membinasakan semangat, ketekunan kita dalam menjunjung hal-hal yang Tuhan percayakan kepada kita.

Pohon yang tinggi hanya bisa bertahan terhadap badai, jika dia berakar jauh ke dalam tanah. Kedalaman rohani kita yang ‘mendalam’ itu akan mengikat erat hati kita kepada Tuhan; itu yang terus akan menjaga motivasi dan kerinduan yang ilahi memenuhi hati kita.

Selanjutnya, pengurapan yang kemudian mewujud nyata dalam ‘karunia Roh’ akan selalu menyertai setiap tindakan di level itu. Hal-hal yang secara natural kita lakukan akan disertai campur tangan Tuhan sehingga setiap perbuatan kasih kita itu tidak hanya memiliki nilai atau dimensi materi ; tetapi lebih dari pada itu - menghadirkan nilai Ilahi juga bagi para penerimanya; yaitu mereka sedang melihat ‘tangan Allah’ terulur kepada mereka.
Tuhan sedang mengajak kita berjalan di musim yang baru dalam dimensi yang berbeda. Karena itu bawa hati kita dan bangun gaya hidup: go deeper, go passion, dan go humble seperti yang Tuhan ingin dari kita. Itulah persiapan untuk mengalami ‘go to the next level’ di musim yang baru. Tuhan Yesus memberkati.
[MG]


Sharing COOL

SHARING SUPPLEMENT
 SEPTEMBER #4 2012


KETIDAKJUJURAN


            Kejujuran. Satu kata yang sangat didambakan oleh setiap orang, namun setiap orang juga menemukan sering kali sulit untuk jujur setiap saat.  Siapapun tidak suka dibohongi atau ditipu.  Siapapun mengharapkan orang lain jujur pada kita.  Sayangnya kita sering menemukan bahwa banyak sekali orang berlaku tidak jujur: berkata “A” pada satu sisi tetapi melakukan “B” pada kenyataan yang lain.  Tetapi yang paling ironis adalah bahwa lebih banyak lagi orang yang tidak jujur kepada dirinya sendiri. Alasan mengapa sampai hal tersebut terjadi (ketidakjujuran) pun beragam.

            Mari kita mempelajari mengenai ketidakjujuran sesuai dengan Firman TUHAN.

 1. Ketidak-jujuran adalah kekejian bagi TUHAN.
             Amsal 20:23 berkata, “Dua macam batu timbangan adalah kekejian bagi TUHAN, dan necara serong itu tidak baik.”  Ayat ini mengambil pengandaian dari situasi dimana seorang pedagang menggunakan dua macam alat timbangan yang berbeda ketika berjualan di pasar.  Menggunakan neraca yang berbeda, terlebih yang sudah diubah dari standarnya merupakan gambaran bagaimana hal tersebut sama dengan orang yang tidak jujur tingkah lakunya. 

            Ketidakjujuran dapat merusak hingga ke bagian yang paling dalam, dalam kehidupan seseorang.  Ketidakjujuran – apalagi dilakukan terus-menerus – dapat membuat seseorang menjadi pribadi yang tidak dapat dipercaya.  Orang yang melakukan ketidakjujuran pasti tahu dengan pasti bahwa yang dilakukannya salah, namun mengeraskan hati sedemikian rupa sehingga merusak dirinya sendiri.  Hal ini dapat membuat dia tidak dapat lagi memandang dirinya sendiri dengan benar.  Diapun akan menjadi kesulitan untuk membangun hubungan yang tulus dan baik dengan orang lain karena manusia cenderung untuk menilai sesamanya sebagaimana ia menilai dirinya sendiri.  Kalau seseorang terus-menerus melakukan ketidakjujuran maka ia pun akan memandang bahwa semua orang tidak ada yang jujur.

            Bertindak jujur artinya integritas, yaitu antara perkataan dan perbuatan merupakan satu-kesatuan.  Tindakan, perkataan dan pikiran kita, dimana saja dan kapan saja selalu sejalan.  Orang tidak melihat pribadi kita yang berbeda saat kita di pekerjaan/pelayanan ataupun saat kita di rumah/pribadi.  Jangan sampai kita hidup dalam standar ganda/bermuka dua; itu adalah kekejian bagi TUHAN.

 2. Ketidak-jujuran berawal dari motivasi yang salah.
             Amsal 21:2 berkata, “Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHAN-lah yag menguji hati.”  Kita mungkin bisa saja mencari alasan pembenaran atas ketidakjujuran kita.  Itulah kecenderungan manusia pada umumnya: mencoba untuk membenarkan tindakan salahnya (“lurus menurut pandangannya sendiri”).  Tetapi TUHAN yang kita sembah dalam YESUS KRISTUS menguji motivasi dan hati kita.  Itulah sebabnya sebagai anak-anak TUHAN, sebelum mengambil tindakan apapun, baiklah kita berhikmat dan berpikir: “apakah TUHAN akan berkenan atau tidak dengan alasan mengapa saya lakukan hal ini ?”  Karena apa logis menurut kita, belum tentu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh TUHAN. 
  
            Salah satu pembicara dalam Gereja pernah berkata, siapa diri kita sebenarnya adalah saat kita benar-benar sendirian dan tidak ada orang yang melihat.  Pada momen kesendirian itulah tampak jati diri kita yang sebenarnya.  Pertanyaannya: apakah pada momen itu, pribadi kita tetap sama dengan pribadi kita yang kita tunjukkan di hadapan banyak orang?  Mari kita mulai jujur dengan diri kita sendiri dan juga jujur di hadapan TUHAN.  TUHAN menginginkan kita menjadi pribadi yang utuh, baik, bersih dan benar dihadapanNya dan dihadapan semua orang.  Amin. (CS/2012)
  
Bagikanlah kisah dan kesaksian andakepada kami melalui e-mail:
kesaksian.cool@gmail.com
  • Saat Teduh
  •  
  • Hari Ke-1
  • Senin, 24 September 2012
  • Ayub 13-15
  • 1.       Apakah pembelaan Ayub kepada Tuhan?
  • 2.       Bagaimana kehidupan manusia di muka bumi?
  • 3.       Apakah pendapat Elifas tentang orang fasik?
  • 4.       Siapakah yang dimaksud dengan orang fasik itu? Bagaimanakah karakter orang fasik itu?
  •  
  • Hari Ke-2
  • Selasa, 25 September 2012
  • Ayub 16-17
  • 1.       Apakah yang dikeluhkan Ayub kepada Allah?
  • 2.       Bagaimanakah semangat Ayub ketika mengalami ujian demi ujian dalam kehidupannya?
  • 3.       Apakah kita sudah merasa putus asa dan hilang harapan ketika kita melewati setiap ujian di depan kita? Masihkah kita tetap percaya kepada Tuhan?
  •  
  • Hari Ke-3
  • Rabu, 26 September 2012
  • Ayub 18-19
  • 1.       Apakah pendapat Bildad tentang orang fasik?
  • 2.       Hal-hal apakah yang dialami oleh orang yang berlaku fasik dalam kehidupannya?
  • 3.       Saat Ayub menghadapi ujian dan pergumulan hidup, apa sajakah yang ia alami?
  •  
  • Hari Ke-4
  • Kamis, 27 September 2012
  • Ayub 20-21
  • 1.       Apakah pendapat Zofar tentang orang fasik?
  • 2.       Apa sajakah yang dilakukan orang fasik kepada orang miskin?
  • 3.       Apakah pendapat Ayub tentang orang fasik?
  • 4.       Apakah pendapat Ayub kepada teman-temannya yang menghiburnya?
  •  
  • Hari Ke-5
  • Jumat, 28 September 2012
  • Ayub 22-23
  • 1.       Apakah yang dianjurkan Elifas kepada Ayub?
  • 2.       Apakah yang akan terjadi kalau seseorang datang bertobat dan mengandalkan Tuhan dalam hidupnya?
  • 3.       Mengapa Ayub ingin membela diri di hadapan Tuhan?
  • 4.       Bagaimanakah kehidupan kerohanian Ayub di hadapan Tuhan?
  •  
  • Hari Ke-6
  • Sabtu, 29 September 2012
  • Ayub 24-27
  • 1.       Apakah pendapat Bildad mengenai kehidupan manusia di hadapan Tuhan?
  • 2.       Apakah yang menjadi bagian orang fasik yang ditentukan Allah?
  • 3.       Komitmen apakah yang dibuat oleh Ayub?
  •  
  • Hari Ke-7
  • Minggu, 30 September 2012
  • Ayub 28-29
  • 1.       Dengan cara bagaimanakah dan di manakah kita mendapatkan hikmat?
  • 2.       Mengapa hikmat itu penting untuk kita peroleh?
  • 3.       Apakah yang menjadi kerinduan Ayub yang pernah ia alami sebelumnya?
  • 4.       Pelayanan apa sajakah yang dilakukan oleh Ayub?

Next Level


KHOTBAH GEMBALA
NAIK KE LEVEL YANG LEBIH TINGGI! (2)


II. TUJUH HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

1.      Kita Harus Memiliki Hati Yang Murni
2.      Kita Harus Makin Intim Dengan Tuhan
3.     Kita Harus Semakin Serupa Dengan Gambar-Nya

4.      Kita Harus Terlibat Dalam Pencurahan Roh Kudus Yang Luar Biasa
Kemuliaan Tuhan sedang turun dan ini yang akan membuat penuaian jiwa besar-besaran terjadi! Setelah bangkit, Tuhan Yesus memberikan pesan-Nya kepada lebih dari 500 murid-Nya, “... Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” Lukas 24:49
Tetapi apa yang terjadi? Yang meresponi ternyata hanya 120 orang atau sekitar 25% saja. Mungkin Saudara sudah mendengar pesan Tuhan lebih dari satu tahun tentang, “Aku sedang mencurahkan Roh-Ku! Bersiap-siaplah! ...” Apakah Saudara termasuk golongan 120 murid atau yang sisanya?

5. Kita Harus Lebih Memperhatikan Orang Miskin
Kalau tadinya kita disuruh untuk memperhatikan orang-orang miskin, tetapi sekarang Tuhan mau supaya itu ditambahi lagi dengan: lebihmemperhatikan orang-orang miskin.”
Sekitar akhir tahun 2009 atau awal tahun 2010, Tuhan memberikan pertanyaan kepada saya, “Niko, AKU sudah memberikan tanggung jawab untuk Gereja ini. AKU ingin bertanya kepadamu, dalam hal apakah Gereja yang AKU berikan kepadamu ini ingin dikenal? Dalam hal apakah pelayanannya ingin dikenal?”
Pada waktu itu saya bisa menjawab, “Oh Tuhan, saya ingin Gereja ini dikenal karena jemaatnya banyak atau praise worshipnya luar biasa, dsb ...”, tetapi Tuhan sudah lama menaruh satu kerinduan yang dalam di hati saya, sehingga dengan tidak ragu-ragu saya menjawab, “Tuhan, Gereja yang KAU berikan kepada hamba-MU untuk dikembangkan dan hamba-MU dijadikan sebagai bapa rohani di tempat ini, biarlah pelayanannya dikenal karena memperhatikan orang-orang miskin!” Dan Saudara, itulah yang kita lakukan! Kalau kita lihat hari-hari ini rayon-rayon dan cabang-cabang, mereka betul-betul melakukan hal ini dengan segenap hati.
Demikian pula pelayanan Healing Movement Ministries yang dimulai 6 tahun yang lalu dan sekarang sudah masuk dalam tahun yang ke-7, saya ingat Tuhan memberikan satu perintah, “Kamu pergi ke kota-kota di mana AKU tunjuk. Di kota-kota itu kamu kumpulkan gereja-gereja (bukan hanya 1 gereja) dan ajak gereja-gereja itu untuk membawa orang-orang miskin, orang-orang sakit, orang-orang yang tidak punya uang untuk ke dokter, orang-orang yang tidak punya pengharapan, sebab AKU akan menyembuhkan mereka!”
Saudara, sampai dengan hari ini sudah 201 kali kita mengadakan KKR kesembuhan tersebut. Saya melihat ribuan orang sakit yang disembuhkan seketika! Pada waktu Tuhan memberikan perintah tadi, masih ditambah lagi dengan pesan, “... dan biayanya kamu bawa sendiri!” Itu berarti biayanya adalah dari kita semua! Selain itu YKPMI (Yayasan Kasih Peduli Masyarakat Indonesia) juga bergerak untuk melakukan pelayanan di daerah-daerah yang dilanda bencana alam.

Tetapi semuanya itu berbicara tentang pergerakan yang dilakukan oleh gereja kita. Nah, sekarang saya mau berbicara pribadi lepas pribadi. Apakah Saudara percaya bahwa Tuhan Yesus akan segera datang untuk kali yang kedua? Amin! Berarti penghakiman terakhir sudah lebih dekat lagi. Nanti pada waktu penghakiman terakhir yang menghakimi adalah Tuhan Yesus di mana Dia akan duduk di tahta serta memisahkan antara domba dengan kambing.
• Domba akan ditaruh sebelah kanan dan ini yang akan masuk dalam Kerajaan kekal selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan Yesus.
• Kambing akan ditaruh di sebelah kiri dan itu yang akan masuk dalam siksaan kekal selama-lamanya.
Saya mau bertanya Saudara mau menjadi yang mana? Domba atau kambing? Bagaimana caranya supaya masuk golongan domba? Yaitu memperhatikan orang-orang miskin! (Matius 25:31-46).
Saya berdoa supaya Saudara diberi hati untuk itu dan memang kadang-kadang perlu dipaksa. Kalau Kadang-kadang langkah pertamanya agak susah; harus dipaksa; katakan kepada diri sendiri, “Saya harus lakukan! Saya harus lakukan!” Begitu Saudara melakukannya, maka Saudara akan melihat bahwa Tuhan akan bekerja dan Saudara akan menjadi lebih murah hati lagi!

6. Kita Harus Merenungkan Tentang Berkat dan Kutuk
Kita semua tahu, bahwa ada berkat dan ada kutuk, ada upah dan ada hukuman. Ini harus seimbang untuk masuk ke level yang lebih tinggi.
“Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga.” (Roma 11:22).
Sekarang banyak teologia-teologia yang penekanannya tidak berimbang;
• Ada yang teologianya terus menerus menekankan berkat, misalnya, “Pokoknya berkat ... kamu kan anak Tuhan. Salah-salah sedikit tidak mengapa, minta ampun saja!” Memang ada benarnya, tetapi hidup menjadi lebih enteng, Kristen menjadi abu-abu .
• Tetapi ada yang sebaliknya, teologianya terus menerus menekankan tentang hukuman. Salah sedikit hukuman jatuh, dan seterusnya. Lama-lama pengikutnya menjadi ‘bengap’ atau babak-belur semua.
Yang benar adalah harus seimbang! Ada berkat dan ada kutuk. Ada upah dan ada hukuman. Kalau Saudara mengerti ini secara seimbang, maka kita hidup sebagai orang Kristen dalam pertobatan yang sejati. Ini penting! Untuk masuk ke level yang lebih tinggi ini, Saudara harus mempunyai pengertian ini. Istilahnya seperti yang sering saya katakan, “Jangan main-main dengan Tuhan!”
Tadi ayatnya sudah jelas berkata, “Perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya!”, oleh sebab itu kita tidak boleh main-main dengan Tuhan. Amin!

7. Kita Harus Menjadi Saksi Yesus Yang Sempurna
Ada berapa banyak yang mengerti bahwa kita harus menjadi saksi Yesus? Pada waktu Tuhan Yesus akan naik ke sorga, Dia memberikan pesan yang terakhir kepada murid-murid-Nya. Kalau kita murid Tuhan Yesus, artinya itu juga pesan untuk kita semua. Pesan Tuhan Yesus, “... Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis 1:8)
Tetapi hari ini Tuhan berkata supaya kita menjadi saksi Yesus yang sempurna! Siapa contoh saksi yang sempurna? Tuhan Yesus sendiri!
Ketika Tuhan Yesus dibaptis, itu karena ketaatannya kepada Firman Tuhan. Jadi Tuhan Yesus yang penuh Firman Tuhan itu melakukan Firman Tuhan tersebut! Selesai dibaptis Tuhan Yesus keluar dari air, kemudian langit terbuka dan Roh Kudus seperti burung merpati turun hinggap memenuhi Tuhan Yesus. Tuhan Yesus dipenuhi dengan Roh Kudus dan Firman, lalu ada suara yang berkata, “Inilah Anak-KU yang kukasihi kepada-Nyalah AKU berkenan!” (Matius 3:16–17).
Dalam bahasa aslinya tertulis, “Inilah Putra-KU yang kukasihi ...” di mana ‘putra’ dalam bahasa Yunani adalah huios yang berarti anak yang telah dewasa.
Tahun 2012 adalah ‘Tahun Perkenanan Tuhan’. Ada berapa banyak yang mau mengalami perkenanan Tuhan? Untuk itu Saudara harus menjadi orang yang berkenan di hadapan Tuhan.
Firman Tuhan jelas berkata, “Inilah Putra-KU (Huios) yang kukasihi, kepada-Nyalah AKU berkenan….” Jadi kalau kita penuh Firman, melakukan Firman, artinya tahu dan melakukan Firman Tuhan serta penuh dengan Roh Kudus, maka kita akan menjadi orang yang berkenan di hadapan Tuhan. Amin!
Selama ini saya banyak menekankan supaya kita penuh dengan Roh Kudus, tetapi ketika Tuhan akan membawa kita masuk ke level yang lebih tinggi, Tuhan memberitahu saya supaya menambahinya lagi dengan penuh Firman Tuhan. Baca Firman Tuhan! Baca Firman Tuhan dan lakukan supaya menjadi ‘huios’ dan berkenan di hadapan Tuhan.

Kesaksian Bob Jones
Bob Jones, seorang nabi dan hamba Tuhan yang telah berumur sekitar 85-86 tahun. Selama 4 dekade ini dipakai Tuhan secara luar biasa. Pada tahun 1975 pernah mati, tetapi dibangkitkan kembali di mana di situ Tuhan berkata, “Kamu akan melihat awal penuaian 1 milyar jiwa dan itu dimulai pada tahun 2012!”
Baru-baru ini Bob Jones bermimpi di mana dia melihat banyak sekali anak-anak muda yang datang. Dan memang Tuhan sudah bicara bahwa penuaian 1 milyar jiwa itu didominasi oleh anak-anak muda. Saya percaya ini bukan hanya untuk anak-anak muda tetapi juga tetap perhatikan orang-orang tua.
Dalam mimpinya Bob Jones melihat anak-anak muda begitu banyak datang kepadanya dan tiba-tiba dia menoleh ke belakang di mana ada Alkitab yang besar ditaruh di sebuah rak. Kemudian dia berkata, “Ayo anak-anak muda ke sana! Baca itu dan masing-masing membaca sendiri!” Artinya bukan dibacakan supaya anak-anak mendengar, bukan hanya mendengar khotbah Firman Tuhan saja, tetapi baca sendiri!

Saya tahu ini pesan Tuhan yang begitu kuat! Ketika saya mendengar kesaksian tadi hati saya begitu tersentak karena ini merupakan jawaban yang saya peroleh dari pertanyaan yang sudah begitu lama saya tanyakan kepada Tuhan. Sebab generasi muda masa ini, disebut sebagai generasi digital, karena sangat ahli memainkan gadget yang ada saat ini. Bisa dikatakan, kalau angkatan saya belajar 100 tahun dan generasi ini belajar 1 tahun saja, tetap angkatan saya tidak akan bisa menang dalam memainkan gadget tersebut. Mereka itu meskipun duduknya bersebelahan kadang-kadang komunikasinya lewat gadget tersebut!
Jadi saya bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, kepada anak-anak belasan tahun seperti cucu saya yang sekarang 13 tahun, saya ini ‘engkong’-nya, Tuhan. Kadang-kadang komunikasi dengan mereka itu bagaimana, ya Tuhan?”
Memang selama ini yang saya bisa lakukan adalah impartasi pengurapan, tetapi apakah hanya begitu saja? Sebab mereka membutuhkan jawaban dan jawaban yang absolut pasti hanya ada di dalam Tuhan Yesus, yaitu dalam Firman Tuhan itu sendiri! Sebagai orang tua mungkin kita hanya memberikan jawaban sebagian kecil saja dan mereka tidak bisa puas akan hal itu. Tetapi sekarang saya mengerti, karena itu dengarlah anak-anak muda, “Baca Firman Tuhan sendiri!”
Para orang-tua hendaknya memaksa anak-anak mereka untuk membaca Firman Tuhan. Jangan hanya menghimbau, tetapi harus dipaksa dan nanti Saudara akan lihat hasilnya. Meskipun awalnya mereka akan nangis-nangis atau agak berantem sedikit, tidak apa-apa! Pokoknya paksa supaya mereka membaca Firman Tuhan masing-masing! Mengerti atau tidak, pokoknya bacalah! Sebab lama-kelamaan pikirannya akan dibukakan oleh Tuhan dan itu adalah jawaban yang akan membawanya sebagai penuai-penuai di akhir zaman. Haleluya!
Kalau orang tua menjadi seperti pahlawan maka anak-anak mereka akan seperti anak panah yang luar biasa di tangan seorang pahlawan. Bagaimana caranya? Suruh baca Alkitab! Itu adalah tugas yang paling utama dari seorang pahlawan atau orang-orang tua. Suruh dan paksa mereka membaca Alkitab! Dan saya percaya kalau kita lakukan itu maka kita semua akan masuk dalam level yang lebih tinggi lagi. Amin!

Khotbah Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo

Bahan Sharing COOL dan Saat Teduh


SHARING SUPPLEMENT
 SEPTEMBER #4 2012


KETIDAKJUJURAN


            Kejujuran. Satu kata yang sangat didambakan oleh setiap orang, namun setiap orang juga menemukan sering kali sulit untuk jujur setiap saat.  Siapapun tidak suka dibohongi atau ditipu.  Siapapun mengharapkan orang lain jujur pada kita.  Sayangnya kita sering menemukan bahwa banyak sekali orang berlaku tidak jujur: berkata “A” pada satu sisi tetapi melakukan “B” pada kenyataan yang lain.  Tetapi yang paling ironis adalah bahwa lebih banyak lagi orang yang tidak jujur kepada dirinya sendiri. Alasan mengapa sampai hal tersebut terjadi (ketidakjujuran) pun beragam.

            Mari kita mempelajari mengenai ketidakjujuran sesuai dengan Firman TUHAN.


1. Ketidak-jujuran adalah kekejian bagi TUHAN.

            Amsal 20:23 berkata, “Dua macam batu timbangan adalah kekejian bagi TUHAN, dan necara serong itu tidak baik.”  Ayat ini mengambil pengandaian dari situasi dimana seorang pedagang menggunakan dua macam alat timbangan yang berbeda ketika berjualan di pasar.  Menggunakan neraca yang berbeda, terlebih yang sudah diubah dari standarnya merupakan gambaran bagaimana hal tersebut sama dengan orang yang tidak jujur tingkah lakunya. 

            Ketidakjujuran dapat merusak hingga ke bagian yang paling dalam, dalam kehidupan seseorang.  Ketidakjujuran – apalagi dilakukan terus-menerus – dapat membuat seseorang menjadi pribadi yang tidak dapat dipercaya.  Orang yang melakukan ketidakjujuran pasti tahu dengan pasti bahwa yang dilakukannya salah, namun mengeraskan hati sedemikian rupa sehingga merusak dirinya sendiri.  Hal ini dapat membuat dia tidak dapat lagi memandang dirinya sendiri dengan benar.  Diapun akan menjadi kesulitan untuk membangun hubungan yang tulus dan baik dengan orang lain karena manusia cenderung untuk menilai sesamanya sebagaimana ia menilai dirinya sendiri.  Kalau seseorang terus-menerus melakukan ketidakjujuran maka ia pun akan memandang bahwa semua orang tidak ada yang jujur.

            Bertindak jujur artinya integritas, yaitu antara perkataan dan perbuatan merupakan satu-kesatuan.  Tindakan, perkataan dan pikiran kita, dimana saja dan kapan saja selalu sejalan.  Orang tidak melihat pribadi kita yang berbeda saat kita di pekerjaan/pelayanan ataupun saat kita di rumah/pribadi.  Jangan sampai kita hidup dalam standar ganda/bermuka dua; itu adalah kekejian bagi TUHAN.







2. Ketidak-jujuran berawal dari motivasi yang salah.

            Amsal 21:2 berkata, “Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHAN-lah yag menguji hati.”  Kita mungkin bisa saja mencari alasan pembenaran atas ketidakjujuran kita.  Itulah kecenderungan manusia pada umumnya: mencoba untuk membenarkan tindakan salahnya (“lurus menurut pandangannya sendiri”).  Tetapi TUHAN yang kita sembah dalam YESUS KRISTUS menguji motivasi dan hati kita.  Itulah sebabnya sebagai anak-anak TUHAN, sebelum mengambil tindakan apapun, baiklah kita berhikmat dan berpikir: “apakah TUHAN akan berkenan atau tidak dengan alasan mengapa saya lakukan hal ini ?”  Karena apa logis menurut kita, belum tentu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh TUHAN. 


            Salah satu pembicara dalam Gereja pernah berkata, siapa diri kita sebenarnya adalah saat kita benar-benar sendirian dan tidak ada orang yang melihat.  Pada momen kesendirian itulah tampak jati diri kita yang sebenarnya.  Pertanyaannya: apakah pada momen itu, pribadi kita tetap sama dengan pribadi kita yang kita tunjukkan di hadapan banyak orang?  Mari kita mulai jujur dengan diri kita sendiri dan juga jujur di hadapan TUHAN.  TUHAN menginginkan kita menjadi pribadi yang utuh, baik, bersih dan benar dihadapanNya dan dihadapan semua orang.  Amin. (CS/2012)


Bagikanlah kisah dan kesaksian andakepada kami melalui e-mail:
kesaksian.cool@gmail.com

  • SAAT  TEDUH
  •  
  • Hari Ke-1
  • Senin, 17 September 2012
  • Ayub 1
  • 1.       Siapakah Ayub? Dan bagaimanakah kehidupannya di hadapan Tuhan?
  • 2.       Bagaimanakah kehidupan kerohanian keluarga Ayub?
  • 3.       Hal-hal apakah yang terjadi dalam hidup Ayub?
  • 4.       Bagaimanakah respon Ayub ketika mengalami banyak hal yang buruk terjadi dalam kehidupannya?
  •  
  • Hari Ke-2
  • Selasa, 18 September 2012
  • Ayub 2
  • 1.       Apakah isi pembicaraan antara Tuhan dan Iblis?
  • 2.       Apakah yang terjadi pada hidup Ayub yang berkaitan dengan tubuh jasmaninya?
  • 3.       Bagaimanakah respon isteri Ayub ketika melihat suaminya mengalami kejadian yang buruk?
  • 4.       Siapa sajakah yang datang menjenguk Ayub?
  •  
  • Hari Ke-3
  • Rabu, 19 September 2012
  • Ayub 3-4
  • 1.       Apakah yang dikeluhkesahkan oleh Ayub? Apakah yang dikutukinya?
  • 2.       Apakah yang menjadi teguran Elifas kepada Ayub?
  • 3.       Menurut Anda, apakah berat penderitaan yang dialami oleh Ayub?
  • 4.       Jika kita mengalami proses dan ujian, apakah kita masih bisa bersyukur kepada Tuhan?
  •  
  • Hari Ke-4
  • Kamis, 20 September 2012
  • Ayub 5-6
  • 1.       Apakah pendapat Elifas tentang Tuhan?
  • 2.       Dalam hal apa sajakah Tuhan meluputkan kita dari malapetaka?
  • 3.       Apakah dampak dari orang yang melalaikan kasih sayang kepada sesamanya?
  • 4.       Bagaimanakah sikap Ayub kepada saudara-saudaranya?
  •  
  • Hari Ke-5
  • Jumat, 21 September 2012
  • Ayub 7-8
  • 1.       Mengapakah hidup itu dikatakan berat oleh Ayub?
  • 2.       Ps.6:17. “Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kau perhatikan,..” Apakah kita menyadari bahwa hidup kita berharga di mata Tuhan?
  • 3.       Apakah pendapat Bildad yang disampaikan kepada Ayub?
  • 4.       Apakah perbedaan orang yang mencari Allah dan orang yang melupakan Allah?
  •  
  • Hari Ke-6
  • Sabtu, 22 September 2012
  • Ayub 9-10
  • 1.       Apakah sifat-sifat Allah yang ditulis dalam pasal 9?
  • 2.       Bagaimanakah Ayub melihat dirinya sendiri di hadapan Allah?
  • 3.       Bagaimanakah Ayub melihat Tuhan bekerja di dalam hidupnya?
  • 4.       Ketika kita belum mengalami jalan keluar dari masalah yang kita hadapi, apakah pernah kita menyalahkan Tuhan atas apa yang kita alami?
  •  
  • Hari Ke-7
  • Minggu, 23 September 2012
  • Ayub 11-12
  • 1.       Apakah yang dianjurkan Zofar kepada Ayub?
  • 2.       Bagaimanakah Ayub melihat dirinya sendiri di hadapan kenalan-kenalannya?
  • 3.       Pada siapakah terdapat sumber hikmat dan kekuatan, pertimbangan dan pengertian?
  •  

Next Level



NAIK KE LEVEL YANG LEBIH TINGGI! (1)


Waktu berjalan begitu cepat dan dengan tidak terasa beberapa hari lagi, yaitu tanggal 4 September 2012, gereja kita berulang tahun yang ke-24. Jadi ini adalah ulang tahun seluruh keluarga besar kita, tetapi dulu jemaat mula-mulanya adalah kebaktian yang ada di sini.
Berawal dari 1 gereja, sekarang sudah menjadi 800 gereja di dalam maupun luar negeri. Dulu kebaktian pertama dimulai dengan sekitar 400 orang sekarang setelah 24 tahun menjadi ± 250.000 orang. Haleluya!
Bukan hanya itu, gereja juga kita diberikan oleh Tuhan perkenanan untuk berdampak bukan hanya kepada Indonesia, tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain.

• Secara Nasional, kita diperkenankan Tuhan dalam jaringan besar yang disebut Persekutuan Pelayanan Hamba-Hamba Tuhan Garis Depan yang berjumlah sekitar 9.000 hamba-hamba Tuhan garis depan yang terdiri dari 240 denominasi. Ini luar biasa, karena jumlah denominasi dan lembaga kekristenan di Indonesia ini ada sekitar 323.

• Secara Internasional, kita diperkenan Tuhan untuk berada didalam jaringan doa hampir di seluruh dunia, menyelenggarakan Empowered 21dan selanjutnya dipilih menjadi anggota Council of Eighteen, yaitu anggota dari International Executive Council dari Church of God di manaChurch of God ini adalah gereja partner kita yang sudah berumur 126 tahun yang berada di 174 negara, sedangkan menurut data yang ada, jumlah negara anggota PBB adalah 193 negara. Jadi kalau Church of God ada di 174 negara berarti Tuhan mau memberikan dampak yang luar biasa.

Dan satu hal yang harus kita tahu bahwa semua ini karena Tuhan. Semua karena Tuhan! Kita ini tidak ada apa-apanya. Kita hanya diberikan perkenanan oleh Tuhan dan kasih karunia untuk mengalami semua ini. Amin!

I. TAHUN 5773 ADALAH TAHUN AYIN GIMEL
Tanggal 16 September 2012 jam 6 sore kalender Orang Yahudi akan berubah dari tahun 5772 yang disebut dengan Ayin Beth menjadi tahun 5773 yang mereka sebutkan dengan Ayin Gimel.
Dan yang luar biasa tahun baru Ayin Gimel ini dimulai dari tanggal 16 September jam 6 sore sampai dengan 4 September 2013; tepat pada hari ulang tahun ke 25 gereja kita. Haleluya!
Saya percaya itu bukan satu kebetulan, melainkan Tuhan mau berbicara begitu kuat kepada kita melalui hal ini. Selama beberapa tahun ini saya terus berbicara tentang AYIN (70) yang mempunyai bentuk seperti mata. Memang ini berbicara tentang mata Tuhan dan mata kita, dan sampai dengan hari ini mata Tuhan terus memandang dan memberikan arahan kepada kita.

1. Ayin
“Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.” Mazmur 32:8
Sadarkah Saudara, bahwa Tuhan begitu mengasihi kita? Mata Tuhan selalu tertuju kepada kita. Dia mau menuntun dan menunjukkan jalan mana yang harus kita tempuh serta memberikan nasehat-nasehatNya. Tetapi supaya kita tahu dan peka terhadap nasehat-Nya dan tuntunan-Nya, maka tidak ada jalan lain selain mata kita pun harus senantiasa tertuju kepada Dia.

“Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.” Mamur 123:2
Berjanjilah kepada Tuhan, “Tuhan, memasuki tahun ini, mata saya hanya tertuju kepada-Mu!”

2. Gimel
Gimel itu angka 3, jadi Ayin Gimel berarti 73. Banyak hamba Tuhan dan para nabi yang menyelidiki dan mendapatkan arti daripada Gimel tersebut. Salah satunya berbicara tentang tahun yang menjembatani masa lalu dengan masa yang akan datang. Sehingga pada waktu saya berdoa, “Tuhan, Engkau mau berbicara apa kepada kami, Tuhan? Tuhan, berikan tema apa yang akan Kau katakan kepada kami?” Lalu Tuhan memberikan 1 tema yang harus kita dengar baik-baik, Tuhan berkata, “AKU hendak membawa Gereja ini ke level yang lebih tinggi!” Saya bertanya, “Kenapa Tuhan?” Dan Tuhan berikan 2 (dua) alasan, yaitu :
• Sebab penuaian 1 milyar jiwa atau penuaian besar-besaran yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah itu tidak mungkin kalau gereja-Nya belum dibawa naik ke level yang lebih tinggi.
• Sebab seperti yang selalu Tuhan ingatkan, “AKU datang segera! AKU datang segera! Dan kamu harus kedapatan tidak bercacat dan tidak bercela.”
Tuhan katakan, “Itulah sebabnya AKU bawa kamu masuk ke level yang lebih tinggi!” Amin!

II. TUJUH HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Kita Harus Memiliki Hati Yang Murni
“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” Matius 5:8
Kalau kita tidak memiliki hati yang murni dan suci, kita akan sulit untuk mengenal tuntunan Tuhan dan apa yang Tuhan katakan kepada kita. Karena itu,”Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23)
Agar memiliki hati yang murni, ada hal-hal yang harus kita pastikan tidak ada dalam hidup kita, yaitu:
a. Perbuatan-perbuatan Daging
   Sebab segala perbuatan daging seperti yang tertulis dalam Galatia 5:19–21 itu akan membuat hati kita kotor.
b. Ambisi Pribadi
   Ambisi itu memang konotasinya agak negatif. Ambisi yang benar adalah gol-gol serta rancangan-rancangan yang datangnya dari Tuhan sendiri, bukan yang merupakan konsep/buah pikiran manusia.
c. Motivasi Tertentu
   Marilah kita selalu menguji hati kita di hadapan Tuhan; apa yang sebenarnya mendasari sikap, perkataan, keputusan, pilihan-pilihan kita selama ini.
d. Rasa Takut Melakukan Hal-hal Baru Berdasarkan Paradigma Baru
   Kadang-kadang kita merasa takut untuk melakukan paradigma yang baru padahal Tuhan menghendaki kita melakukan itu.
e. Rasa Tertolak
   Sebab perasaan tertolak akan membuat hati kita menjadi tidak murni.
f. Kebenaran Diri Sendiri
   Artinya, selalu merasa bahwa didalam segala hal hanya pendapat dan pendiriannya sendiri yang paling benar.
g. Mementingkan Diri Sendiri
   Dikuasai oleh kecenderungan hati untuk menaruh kepentingan, kehendak, tujuan pribadi di atas kepentingan semua orang.
h. Perasaan Iri hati
   Orang yang iri hati biasanya berkelakuan yang aneh-aneh. Jangan marah kepada orang itu. Mengapa? Kalau ada orang yang iri hati kepada Saudara, itu artinya Saudara lebih tinggi daripada orang itu. Karena orang hanya iri hati kepada orang yang lebih daripada dirinya. Biasanya orang tidak suka mengakui, “Kamu lebih daripada saya!”, tetapi yang keluar adalah fitnahan dan gosip. Kalau kita mengalami yang seperti itu mengucap syukurlah serta doakan orang itu kepada Tuhan. Amin!
i. Arogansi atau Kesombongan
   Ini yang membuat hati kita kotor dan tidak bersih.
j. Dosa
   Kalau Tuhan ingatkan ada dosa yang harus diselesaikan, mari kita selesaikan supaya hati kita menjadi bersih, murni dan suci sehingga kita dikatakan menjadi orang yang berbahagia karena suci hatinya sebab kita akan melihat Allah. Amin!

2. Kita Harus Makin Intim Dengan Tuhan
Ini adalah pesan yang terus-menerus Tuhan katakan beberapa tahun ini. Tetapi sekarang ditambahi dengan kata “makin,” yaitu makin intim dengan Tuhan. Pada waktu kita akan masuk tahun 2012 ada 7 hal juga yang harus kita perhatikan yang mana salah satunya berbicara bahwa kita harus banyak masuk menara doa. Menara doa itu adalah Pondok Daud, yaitu doa, pujian, penyembahan bersama-sama dalam unity siang dan malam.
Kita harus makin intim dengan Tuhan. Tuhan mau memakai Saudara dan saya lebih lagi hari-hari ini serta masuk ke level yang lebih tinggi.

Beberapa waktu yang lalu saya menerima pesan dari “BB” saya tentang doa :
DOA
Doa tidak boleh part-time
Doa tidak boleh sometimes, apalagi no time
Doa harus on time, mesti full-time,kalau bisa overtime.
Sebab kita bisa meninggal anytime!

3. Kita Harus Semakin Serupa Dengan Gambar-Nya
Kita harus makin mencerminkan kemuliaan Tuhan.
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” Roma 8:28–30

Ada berapa banyak yang tahu bahwa kita ini adalah orang-orang pilihan Tuhan? Amin! Saudara, kita yang percaya sebagai orang-orang pilihan Tuhan, kita ini sudah ditentukan dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya. Sekarang Tuhan berkata, “Makin serupa dengan gambar-Nya!” Jadi kalau tadinya mungkin baru 30% serupa dengan gambaran-Nya, sekarang Tuhan ingin meningkatkan keserupaan itu lagi, sehingga di mana saja kita berada, baik di tempat tersembunyi maupun di tempat umum, di dalam perkataan dan perbuatan, di dalam rumah tangga dan pergaulan, di dalam pekerjaan maupun pelayanan, mereka semuanya akan melihat Tuhan Yesus di dalam diri kita!

BERSAMBUNG

Khotbah Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo

Translate