Bahan Sharing COOL


SHARING SUPPLEMENT
 SEPTEMBER #1 2012


7 ATURAN “TWEETING” DAN “UPDATING”

Yakobus 3:1-12

“Dengan lidah kita memuji TUHAN, Bapa kita; dan dengan lidah mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa ALLAH, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk.  Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh terjadi demikian.”
~ Yakobus 3:9-10


            Hanya dalam waktu kurang dari 10 tahun sejak kemunculannya masing-masing, Facebook dan Twitter merajai internet.  Lebih dari 1 milyar orang menggunakan kedua alat media-sosial internet ini sehari-hari; tua-muda, pria-wanita dan berbagai lapisan masyarakat menggunakannya.  Tanpa harus benar-benar bertemu muka-dengan-muka, para penggunanya dapat melakukan hubungan sosial di dunia maya, membicarakan berbagai topik bahasan (“hashtag”) dimana saja dan kapan saja.  Istilah “tweet” dan “update” menjadi sangat populer.  Namun bagaimana dengan efeknya?

            Alkitab mengajarkan bahwa sebagai anak-anak TUHAN kita harus mengendalikan lidah/perkataan kita.  Di era teknologi internet saat ini, maka apapun yang kita “tweet” dan “update” sebenarnya termasuk dalam hal lidah / perkataan yang harus kita kendalikan.  Apapun yang kita tulis di internet pada dasarnya adalah perkataan kita yang dituangkan dalam bentuk huruf dan tulisan.  Itulah sebabnya, sebagai anak-anak TUHAN kita harus berpegang pada apa yang diajarkan dalam Yakobus 3:1-12 diatas.  Cobalah baca kembali nats diatas dan gantilah kata “lidah” dengan “tweet” dan “update”.  Masuk akal bukan?

            Jadi bagaimana sebaiknya etika kita sebagai anak-anak TUHAN dalam ber-“tweet” dan “update” ?  Ikutilah tujuh aturan sederhana ini:

1.      Menyebarkan frustasimu hanya akan memfrustasikan orang lain.  Komplain, marah-marah, menjelekkan orang lain atau produk tertentu, protes akan PR, memaki atasan/kolega kerja atau membicarakan tetangga – mungkin membuatmu merasa senang untuk sesaat, tetapi tidak demikian halnya dengan teman-teman (“Friends”) atau pengikutmu (“Followers”).  Lagipula sejak kapan menyebarkan frustasi akan membuat segala sesuatu lebih baik?

2.       Perkatakanlah sesuatu yang membangun.  Engkau tidak harus selalu mengutip ayat atau kata-kata lagu rohani – walaupun hal itu pun sangat baik sekali – untuk menyatakan sesuatu yang membangun.  Pikirkanlah untuk menulis kata-kata yang menyenangkan, memasang foto-foto dan humor bersih yang lucu dan menyegarkan. Sebagai anak TUHAN tidak ada salahnya sekali-kali untuk mengutip ayat-ayat Alkitab yang menguatkan.  Firman TUHAN tidak akan pernah kembali dengan sia-sia!

3.      “Tweet” atau “Update”-lah momen-momen penting dalam hidupmu.  Hal-hal yang mungkin menyegarkan suasana harimu secara pribadi, ulang tahun, bermain dengan anak/keponakan, laporan pertandingan olahraga dari tim favoritmu dan sebagainya.  Membagikan momen-momen bahagia membuat media-sosial menjadi benar-benar media-sosial atau momen untuk saling sharing.  Berbagilah hal-hal yang baik dengan teman-teman/pengikutmu. 1 Tesalonika 2:8 berkata, “Demikianlah kami, dalam sayang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.”

4.      Manfaatkanlah, tapi jangan jadikan “Tweet” dan “Update” jadi mimbar khotbah.  Sedapat mungkin tahankanlah diri untuk tidak menjadikan media sosial sebagai tempatmu “berkhotbah”.  Jadikanlah media-sosial untuk engkau melakukan hubungan sosial secara baik, simple dan seimbang dan tidak menunjukkan kesan “aku lebih suci dari kalian semua.”  Tweeter dan Facebook bukanlah ajang pemuridan, tetapi sarana yang baik untuk memberkati banyak orang melalui “tweet” dan “update” yang positif, membangun dan membawa berkat.

5.      Jagalah juga privacy-mu.  Tidak semua yang terjadi dalam kehidupanmu harus kau tuliskan di media-sosial untuk diketahui semua orang.  Hal-hal pribadi yang seharusnya tetap dijaga pribadi, tidak perlu diumbar di internet.  Berhikmatlah dalam menuliskan perkataanmu.

6.      Mengulangi posting seseorang atas dirimu, tidak selalu membuat dirimu lebih baik.  Para pengguna Tweeter tentu tahu apa yang disebut “RT” atau “re-tweet”, yaitu mem-posting ulang perkataan seseorang.  Tetapi bila yang di-posting ulang adalah pujian untukmu, maka hal ini bisa dianggap besar kepala.  Kebiasaan ini sekarang semakin dianggap tidak ber-etika.  Itulah sebabnya RT atas pujian atas dirimu sebaiknya tidak lakukan.

7.      Jadikanlah percakapan pribadi tetap pribadi.  Tidak ada gunanya bertengkar atau membicarakan hal pribadi di Twitter/Facebook.  Gunakanlah e-mail atau “direct message”.  Bahkan yang jauh lebih baik adalah angkat telephone dan hubungilah orang tersebut secara langsung.


Ketujuh tips diatas tentu dapat anda lakukan.  Ingatlah bahwa dalam media-sosial berbagai macam ragam orang ada di dalamnya.  Selalu pikirkan baik-baik sebelum “tweet” atau “update” apapun di dalam media-media sosial di mana engkau adalah anggotanya.  Ingatlah, Alkitab berkata:

“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” ~ Efesus 4:29. Amin! (CS/2012)

[Disadur dari tulisan Chuck Fuller]


Pernakah “tweet” atau “update” Anda menjadi berkat?
Bagikanlah kesaksian atau kisahnya kepada kami melalui e-mail:
kesaksian.cool@gmail.com


Saat Teduh

Hari Ke-1
Senin, 03 September 2012
Nehemia 8
1.       Hari raya apakah yang dirayakan Israel pada bulan yang ketujuh? Bagaimanakah bentuk perayaannya?
2.       Apakah yang dialami oleh bangsa Israel setelah mereka mendapatkan pengajaran Taurat Allah?
3.       Siapa sajakah yang mengajar orang Israel?

Hari Ke-2
Selasa, 04 September 2012
Nehemia 9
1.       Apakah yang dilakukan orang Israel pada tanggal 24 bulan ketujuh?
2.       Apakah yang menjadi pokok doa bangsa Israel di hadapan Tuhan?
3.       Kesalahan-kesalahan siapakah yang orang Israel harus akui di hadapan Tuhan agar Tuhan mengadakan pemulihan di Israel?
4.       Dengan tanda apakah bangsa Israel mengikat perjanjian dengan Tuhan?

Hari Ke-3
Rabu, 05 September 2012
Nehemia 10
1.       Siapa sajakah yang membubuhi meterai pada piagam perjanjian yang dibuat bangsa Israel di hadapan Tuhan?
2.       Tindakan apakah yang diperbuat bangsa Israel untuk sebagai bukti pertobatan mereka di hadapan Tuhan?
3.       Persembahan-persembahan apakah yang menjadi kewajiban mereka untuk mereka bawa ke rumah Tuhan?

Hari Ke-4
Kamis, 06 September 2012
Nehemia 11
1.       Di manakah para pemimpin bangsa tinggal menetap?
2.       Suku apakah yang tinggal menetap di Yerusalem?
3.       Di manakah suku Lewi menetap? Apakah yang menjadi tugas dan pekerjaan suku Lewi di Yerusalem?

Hari Ke-5
Jumat, 07 September 2012
Nehemia 12
1.       Siapakah yang bertugas mentahbiskan tembok Yerusalem?
2.       Bagaimanakah kehidupan para imam dan orang-orang Lewi pada masa Zerubabel dan Nehemia?
3.       Siapa sajakah yang memberkati para imam dan orang-orang Lewi yang bekerja di rumah Allah?

Hari Ke-6
Sabtu, 08 September 2012
Nehemia 13
1.       Apakah alasan orang Amon dan Moab tidak boleh masuk jemaah untuk selamanya? Dan bagaimanakah respon orang Israel?
2.       Bagaimanakah sikap Nehemia terhadap hari Sabat? Tindakan apakah yang diambil mengenai hari Sabat?
3.       Bagaimanakah sikap Nehemia terhadap perkawinan campur?

Hari Ke-7
Minggu, 09 September 2012
Ester 1
1.       Siapakah Ahasyweros dan bagaimanakah kedudukannya?
2.       Siapakah Wasti dan apakah tindakan Wasti yang membuat Ahasyweros murka?
3.       Ayat 22. Setiap laki-laki harus menjadi kepala dalam rumah tangganya. Pentingnya laki-laki dan wanita mengerti peran dan tanggung jawabnya dalam sebuah rumah tangga.



Translate