Renungan Khusus

Keberanian Percaya Dalam Memasuki Musim Baru 


“Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya” (1 Yohanes 3:21,22).

Kita masih berada di fase awal perjalanan di musim baru. Perjalanan di masa Ayin Gimel ini masih panjang. Kita perlu melandasinya dengan landasan yang kokoh - yaitu keberanian percaya - bahwa saya  meraih apa yang Tuhan rancangkan buat saya. Di musim Ayin Gimel ini, Tuhan sedang membawa kita “go to the next level.”  Dia membawa kita dari pemulihan kepada kepenuhan [from recovery to wholeness]. Kebaikan-Nya dinyatakan. Dia sedang melepaskan  kasih karunia yang besar turun  bagi kita umat-Nya.

Kita harus menyadari, bahwa Tuhan sangat  ingin menyatakan kebaikan-Nya kepada umat-Nya. Kebaikan-Nya adalah untuk memperlengkapi kita agar bisa berperan bagi rencana-Nya di musim baru. Memakai hidup kita menjadi “representatif” bagi diriNya di bumi. Sebagai kepanjangan tangan yang mengulurkan kebaikan-Nya menjangkau orang yang membutuhkan. Apapun berkat kebaikan yang Tuhan sediakan untuk kita go to the next level, Tuhan ingin kita percaya dan dapat meraihnya. Karena itu diperlukan keberanian percaya. Kita harus memiliki keberanian percaya: bahwa saya dapat meraih apa yang Dia sediakan bagi kita di musim ini. Keberanian percaya: bahwa saya adalah orang yang sudah diubahkan Tuhan untuk menjadi orang yang  berhasil di musim baru. 

I. SIKAP DAN CARA PANDANG BARU

Tuhan adalah Allah yang kreatif dalam menciptakan perkara baru di musim ini. Dia memiliki rancangan baru dan “reward” berikutnya dalam menyatakan kebaikan-Nya. Untuk itu kita harus memiliki sikap yang tepat dalam menjalani perubahan dan meraih berkat yang disediakan. Yaitu memandang Tuhan dengan hati yang benar, dan melihat keberadaan diri sendiri di dalam Dia dengan cara pandangnya Tuhan;

1. Memandang Tuhan Sebagai Pribadi yang Kreatif

Dia selalu punya hal yang berikutnya. Dia memiliki penugasan baru dan tujuan baru bagi kita. Menuntun kita di jalan baru, Dia sudah siapkan agenda baru, kebaikan baru, reward baru dan cara baru dalam mewujudkan rancangan ilahi-Nya.

2. Kita Adalah Ciptaan Baru di dalam Kristus

Mahluk yang  dibentuk ulang menurut pola Tuhan Yesus. Dampaknya adalah:

a). Terjadinya Peningkatan Kapasitas

    Kita lahir baru dari Roh Allah, membawa potensi dan sifat untuk mengerti kehendak-Nya dan mampu hidup dalam kehendak-Nya, dan menyelesaikan mandat Illahi atas kita. Memiliki kemampuan untuk berkembang sehingga bisa melakukan apa yang Tuhan Yesus pernah lakukan di bumi. Kita difasilitasi Tuhan dengan janji “Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya,” dan telah diperlengkapi untuk menjadi lebih dari pemenang. Cara pandang yang benar dengan paradigma yang diperbaharui dan selaras dengan pikiran Kristus menentukan potensi itu muncul. Kapasitas kita terus dikembangkan tahap demi tahap. 

b)  Terjadinya Pemurnian Hati

     Kita  mengalami  proses untuk  menjadi   seorang  yang  layak  dan  dapat  dipercaya  untuk menerima kepercayaan baru. Pikiran kita mengenakan “kirbat anggur baru” untuk menampung anggur baru Tuhan. Sebagai “kirbat anggur baru” pikiran kita lentur; tidak kaku terpatok kepada pola lama, melainkan terbuka untuk  menerima dan mengikuti dinamika tuntunan Tuhan dari masa ke masa. Tuhan sudah merencanakannya. Dia sudah menyediakan bagi kita. Karena itu bangkitlah untuk meraihnya. 

Firman Tuhan dalam Yesaya 60:1 mengatakan, “Bangkitlah!” Bangkit dari apa? Kita harus:
• Bangkit dari ragu kepada yakin, bahwa janjiNya adalah buat kita, bahwa rancangan-Nya
   akan terwujud digenapi dalam kita.
• Bangkit dari gagal tidak mencapai target Tuhan, menjadi orang yang mencapai sasaran.
• Bangkit dari orang yang tidak mengerti visi Tuhan menjadi orang yang berjalan dalam visi.

Sebagai seorang yang berjalan mengikuti visi, meraih berkat-berkat yang disediakan untuk dinikmati. Untuk bangkit  kita membutuhkan keberanian dan kekuatan. Mengapa Tuhan menyuruh kita bangkit? Karena perkenananNya ada atas hidup kita yang percaya. Pandanglah diri Saudara sebagai seorang yang disertai perkenanan Tuhan. Miliki keberanian untuk mempercayai.


II. KEBERANIAN PERCAYA BUTUH KEDAMAIAN HATI

“Jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya……” Hati yang tidak konflik, tidak ada penuduhan maupun pertentangan di dalam adalah dasar untuk memiliki keberanian percaya. Ketika hati tidak menuduh, maka kita memiliki keberanian percaya di hadapan Allah untuk menerima apa yang Dia janjikan bagi kita. Hati yang dapat berkata:“ya!” kepada kebenaran dengan merdeka akan membuat keberanian percaya tidak terganggu.

Sebaliknya hati yang dicemari kompromi dengan ketidakjujuran akan terganggu dan mengalami penuduhan. Hati yang tertuduh akan menggembosi keberanian percaya. Keberanian percaya harus ditopang oleh hati nurani yang bersih dan bersuara jernih. Jujurlah terhadap hati nurani, dan terbukalah kepada Tuhan.

Hati adalah yang paling utama ditilik oleh  Tuhan. Karena itu hati yang murni dan kudus adalah prioritas utama untuk kita rawat setiap hari. Jagalah hati dengan penuh kewaspadaan. Kita selalu mawas diri dan siap introspeksi di hadapan sorotan pandangan-Nya.

Marilah kita selalu berkata “Tiliklah hatiku ya Tuhan, ujilah dan lihatlah, agar bersih dan murni senantiasa menurut pandangan-Mu.” Kita harus selalu berani dan rasa merdeka dalam memamerkan hati kita kepada Tuhan. Sikap yang sedemikian ini sejajar dengan komitmen untuk hidup mentaati perintah-Nya, dan mengejar perkenanan-Nya. Keinginan untuk berkenan kepada Allah dan menghormati perintah-Nya membuat hati kita selalu dalam kebebasan di hadapan hadirat-Nya.


III. MEMAGARI KEBERANIAN PERCAYA

Keberanian percaya harus dipagari agar tidak disabotase oleh 3  musuh utama: rasa takut, rasa malu  dan  kecil hati.  Ketiga  hal  ini  sangat  alamiah  dan  begitu  dekat  dengan  kehidupan keseharian. Kita jadi terbiasa dan mentoleransinya untuk merembesi hidup kita.
• Rasa takut akan membuat ragu dan bimbang.
• Rasa malu memojokkan kita menjadi merasa tidak layak.
• Kecil hati membuat patah semangat dan putus harapan.

Ketika dibiarkan, ketiga hal ini akan mencekik keberanian percaya. Musuh akan selalu mengupayakan hal ini, tapi kita harus bertindak tegas atasnya. Untuk mematahkan sabotase itu kita harus mengenakan kekuatan.

Untuk menanggulangi sabotase, kita harus fokus kepada Tuhan.  Ada tiga hal yang harus kita tetapkan dalam hati dan pikiran, agar keberanian percaya tetap terpelihara, yaitu:

1. Melihat dan Mengakui Allah yang Bertahta dan Berdaulat

Hati yang memiliki keberanian percaya selalu melihat Tuhanlah yang bertahta atas setiap situasi; seburuk apapun situasi yang kita hadapi, Dia yang berkuasa dan memegang kendali, dan Tuhan menentukan hasil akhir. Memandang kepada Tuhan sebagai Tuhan yang berdaulat dan berkuasa atas musuh dan masalah yang kita hadapi. Tuhan selalu menghendaki kita menjadi lebih dari pemenang.

Yosafat adalah contoh seorang yang selalu melihat Allah itu bertahta dan berkuasa atas masalah besar yang tak mampu dihadapinya. Ketika tiga bangsa besar mengepungnya, sesungguhnya dia takut dan merasa tak berdaya. Namun ia memutuskan untuk mencari Tuhan dan fokus memandang kepada Tuhan. “Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, dan kami tidak mempunyai kekuatan menghadapi laskar yang besar ini, namun mata kami memandang kepadaMu.” (2 Tawarikh 20:12). Yosafat mendeklarasikan bahwa Tuhan bertahta dan berkuasa atas segala musuhnya: “Bukankah Engkau Allah yang bertahta di sorga, dan memerintah atas segala pemerintahan dan kekuasaan yang ada, maka tidak ada satu orangpun yang sanggup berhadapan dengan-Mu” (2 Tawarikh 20:6-7). Hasilnya adalah semua musuhnya dihancurkan Tuhan dengan ajaib.

2. Jalan Keluar Telah Disediakan

Hati yang berani percaya selalu melihat Tuhan sebagai yang menyediakan jalan keluar; ketika nampaknya  sudah tidak ada lagi jalan keluar dari masalah.

Musa adalah contoh orang yang selalu melihat Tuhan menyediakan jalan keluar atas masalah yang dihadapinya. Ketika Mesir dan tentaranya mengejar dari belakang, dan di depan terbentang laut Merah, Musa tidak berhenti dan menyerah karena tidak ada jalan. Musa meraih jalan yang Allah sediakan. Tuhan yang membuat jalan di laut Merah (Keluaran 14:21). Dan hari ini Tuhan katakan, “Aku membuat jalan di padang gurun.” (Yesaya 43:18-19). Allah selalu setia menyediakan jalan keluar ketika kita menghadapi masalah apapun (I Korintus 10:13).

3. Harapan

Hati yang berani percaya selalu memiliki harapan di dalam Tuhan saat situasi yang kasat mata tidak lagi bisa diharapkan. Tuhanlah dasar harapan, Dialah sumber yang menghidupkan harapan. Tuhan Yesus adalah harapanku.

Abraham adalah orang yang tidak pernah putus harapan. Tidak pernah bisa dihambat oleh keadaan. Ketika tidak ada lagi dasar untuk bisa berharap dengan keadaan fakta fisiknya, namun dia berharap dengan penuh kepastian atas apa yang Tuhan telah katakan kepadanya. Pengharapannya ada di dalam Tuhan. Apa yang Tuhan katakan, itulah bahan bakar yang terus menerus menyalakan pengharapannya. Dan dia meraih apa yang dijanjikan. Mujizat yang sama tersedia bagi Saudara juga sekarang.

“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”  Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.  Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,” Roma 4:18-20.

Ketika  hati  kita  bebas  dari  penuduhan  dan  pikiran  kita  diselaraskan  dengan  cara  pandang seperti ini, maka kita memiliki keberanian percaya di  hadapan Allah. Jika kita membangun gaya hidup seperti ini, perubahan dalam diri kita semakin nyata. Rasa layak untuk menerima akan semakin kokoh, maka tidak akan ada keraguan untuk mengalami janji Allah terwujud. Apa yang Tuhan sediakan di musim Ayin Gimel, itu nyata terjadi di dalam hidup kita. Inilah musimnya kita mengalami perbuatan tangan Tuhan. Pembelaan Tuhan akan nyata atas hidup kita, keadaan yang mustahil dibalikkan jadi mujizat. Nyalakan keberanian percaya saudara, hasilnya menanti anda.(MG)


SHARING SUPPLEMENT
NOVEMBER #4 2012


DI LEVEL YANG LEBIH TINGGI

Wahyu 24:1-11


            Pesan yang TUHAN sampaikan kepada kita di era dimana TUHAN sedang membawa Gereja-Nya naik yang tingkat (level) yang lebih tinggi adalah kita memperhatikan apa yang dikenal dalam kitab Wahyu sebagai 24 tua-tua.  Dalam nats yang kita yang telah kita baca diatas kita mendapatkan suatu pembelajaran yang luarbiasa dari para ke-24 tua-tua tersebut.  Mereka ada pada suatu level yang lebih tinggi daripada siapapun, karena mereka berada disekeliling Tahta ALLAH BAPA (ayat 4).  Mereka ada di level yang tinggi. 

            Tetapi mengapa dan bagaimana sampai mereka bisa ada di level tersebut?  Mari kita pelajari bersama.
1. Mereka yang selalu ada dalam UNITY dan dalam HADIRAT TUHAN dapat naik ke level lebih tinggi.

            Level yang lebih tinggi berbicara banyak hal: suatu dimensi hidup yang baru yang tak terbayangkan sebelumnya, suatu tingkat keintiman dan kedekatan dengan TUHAN yang lebih dalam lagi, suatu pemahaman yang lebih baik akan kebenaran-kebenaran TUHAN.  Tua-tua ini melakukan segala sesuatu dengan unity, bersama-sama dan tidak berpaling dari Hadirat TUHAN.  Segala tindakan mereka merupakan respon terhadap apa yang keluar dari Tahta/hati ALLAH BAPA.  Mata dan hati mereka selalu tertuju kepada TUHAN dan selalu memberi respon yang sesuai.


2. Mereka yang menjalani HIDUP yang KUDUS dapat naik ke level lebih tinggi.

            Para tua-tua diberikan kain putih yang sejak lama adalah lambang kekudusan dan hidup yang kudus (baca juga Yesaya 1:18).  Orang-orang yang percaya, bertobat dan dikuduskan oleh karena Pengorbanan YESUS serta menjaga hidupnya dalam kekudusan menurut standar kebenaran Firman-lah yang bisa naik ke level yang lebih tinggi.  Langkah awal kekudusan adalah mengakui bahwa dengan kekuatan kita sendiri kita tidak sanggup, tetapi kita dikuduskan oleh karena YESUS-lah yang membasuh dosa-dosa kita dengan pengorbanan-Nya.  Kasih dan pengorbananNya inilah yang memampukan kita untuk memilihi hidup kudus dihadapanNya.


3. Mereka yang berjalan dalam TERANG dan keluar sebagai PEMENANG dapat naik ke level yang lebih tinggi.

            Para tua-tua memiliki mahkota. Mahkota biasanya diberikan kepada seorang penguasa/pemegang otoritas atau pemenang dalam suatu pertempuran.  Seseorang memiliki otoritas ketika berjalan dalam terang TUHAN.  Seseorang menjadi Pemenang ketika ia bisa mengalahkan segala macam godaan dan tipu muslihat iblis.  Seorang menjadi Pemenang ketika ia tetap bertahan, teruji dan tetap setia kepada TUHAN ketika berbagai macam badai hidup dan persoalan menerjang hidupnya.  Mereka-mereka yang seperti inilah yang dapat naik ke level yang lebih tinggi (baca juga Yesaya 40:31).


4.  Mereka yang MENGEMBALIKAN SEGALA KEMULIAAN kepada TUHAN-lah yang dapat naik ke level yang lebih tinggi.

            Sekalipun para tua-tua ini memiliki mahkota dan sangat dekat lingkar Tahta ALLAH BAPA, tetapi mereka semua mengembalikan mahkota mereka kepada TUHAN.  Ini adalah sikap rendah hati (humility).  Ini adalah sikap yang berkata "Segala sesuatu yang aku terima, apapun juga; pengalaman, kepintaran, talenta, kekuatan dan kemenangan, itu semua berasal dari ALLAH BAPA.  DIA-lah yang layak menerima segala pujian, penghargaaan, pengagungan dan kemuliaan sampai selama-lamanya."  Hanya orang-orang yang tidak sombong dan mengembalikan kemuliaan kepada TUHAN-lah yang dapat naik ke level yang lebih tinggi.


            TUHAN ingin membawa Gereja-Nya, yaitu saudara dan saya, naik ke level yang lebih tinggi; suatu dimensi kehidupan yang tak pernah terbayangkan.  Bagian kita adalah menjalankan apa yang harus dilakukan (keempat hal diatas) agar kita dapat dibawa oleh-Nya ke level tinggi itu. Amin. (CS/2012).


TUHAN adalah kekuatanku
Bersama DIA ku tak akan goyah
Ku kan terbang tinggi bagai rajawali
Melakukan perbuatan yang besar

Ku kan terbang tinggi bagai rajawali
Dan melayang tinggi dalam kemuliaanNya
Biar bumi bergoncang dan badai menerpa
Ku kan terbang tinggi bersama DIA


Bagikanlah kesaksian Anda kepada kami melalui e-mail:
kesaksian.cool@gmail.com

Saat Teduh

Hari Ke-1
Senin, 26 November 2012
Mazmur 136-138
1.       Ada baiknya kita merenungkan perbuatan ajaib Tuhan kepada bangsa Israel supaya kita mengerti bahwa Tuhan sangat mengasihi umat pilihanNya. Tuliskan kebaikan Tuhan yang pernah Anda alami dan naikkanlah syukur kepada Tuhan.
2.       Naikkanlah doa syafaat Anda untuk umat pilihan Tuhan saat ini.
3.       Hal penting apakah yang perlu kita lakukan saat kita menerima pertolongan dari Tuhan?

Hari Ke-2
Selasa, 27 November 2012
Mazmur 139-141
1.       Mengapa kita tidak bisa pergi menjauhi Tuhan?
2.       Bagaimanakah kejadian kita waktu kita diciptakan oleh Tuhan?
3.       Bagaimanakah cara berdoa waktu kita meminta perlindungan Tuhan dari orang-orang jahat?
4.       Bagaimanakah cara berdoa waktu kita mengalami pencobaan?

Hari Ke-3
Rabu, 28 November 2012
Mazmur 142-144
1.       Bagaimanakah cara berdoa ketika kita kehilangan semangat?
2.       Bagaimanakah cara berdoa menghadapi orang-orang yang memusuhi kita?
3.       Bagaimanakah berartinya manusia itu di hadapan Tuhan?
4.       Apakah yang perlu kita harapkan terjadi atas keturunan kita?

Hari Ke-4
Kamis, 29 November 2012
Mazmur 145-146
1.       Sebutkanlah sifat-sifat Tuhan di dalam Mazmur 145?
2.       Tuliskan kebaikan Tuhan yang ada di Mazmur 145?
3.       Dengan apakah disebut orang yang mempunyai Allah sebagai penolong?
4.       Bagaimanakah pertolongan Tuhan bagi orang-orang yang mengalami kesusahan?

Hari Ke-5
Jumat, 30 November 2012
Mazmur 147-148
1.       Apakah yang Tuhan kerjakan pada orang-orang yang terluka dan tertindas?
2.       Sikap apakah yang Tuhan senangi dari seseorang?
3.       Bagaimanakah caranya firman Tuhan itu bekerja?
4.       Renungkanlah Mazmur 148. Mari berikan penghormatan kepada Tuhan semesta alam.


Hari Ke-6
Sabtu, 01 Desember 2012
Mazmur 149-150
1.       Mahkota apakah yang Tuhan berikan kepada orang-orang rendah hati?
2.       Bagaimanakah hidup rendah hati tersebut?
3.       Bagaimanakah kuasa pujian dan penyembahan yang dinaikkan kepada Tuhan?
4.       Dengan cara bagaimanakah kita dapat memuji Tuhan?

Hari Ke-7
Minggu, 02 Desember 2012
Amsal 1-3
1.       Apakah tujuan kitab Amsal?
2.       Bagaimanakah caranya kita memperoleh pengetahuan dan hikmat?
3.       Apakah yang dimaksud dengan hikmat?
4.       Ceritakan berkat yang akan kita terima jika kita memiliki hikmat?

Entering The Next Level (2)


I. MENJADI SERUPA DENGAN GAMBAR
   YESUS

II. MAKNA GIMEL SEBAGAI PRIBADI
    KE-3, YAITU ROH KUDUS

1. Unity

2. Semakin Dalam Dengan Roh Kudus
     • Level Sepergelangan Kaki
     • Level Selutut
      Level Sepinggang

     • Level Tenggelam
Ketika ditambah 1000 hasta lagi, maka kedalaman air membuat kita tenggelam dan hilang dari permukaan. Di sini sudah tidak bisa berjalan lagi, hanya bisa berenang. Kalau arus yang deras itu misalnya datang dari kiri sana, apakah kita akan berenang ke sisi kiri dan melawan arus? Tentu tidak! Saya katakan itu adalah orang bodoh yang berenang melawan arus. Yang benar kita harus berenang mengikuti alirannya dan itu artinya tidak sama dengan apa yang Saudara pikirkan. Pikiran kita tidak sama dengan pikiran Kristus. Itu kadang-kadang yang menyebabkan mengapa orang dibawa semakin tinggi justru semakin ‘struggle’ atau mengalami satu pergumulan yang berat, termasuk saya. Selama 4 bulan terakhir ini saya banyak mengalami seperti apa yang mungkin Saudara dengar. Misalnya, “Kenapa Pak Niko tiba-tiba sakit….?”, dsb. Saya sudah dicek oleh dokter secara menyeluruh dan tidak ditemukan satu penyakit pun, saya sehat wal’afiat. Tapi sepertinya sakit, mengapa? Karena memang maunya Tuhan untuk mendekatkan saya pada-Nya.

Saya mau bercerita kepada Saudara dan saya tidak malu untuk mengatakannya. Pada waktu saya diproses dimana sekarang boleh saya katakan bahwa saya sudah mencapai di atas 80% di level tenggelamdan mengerti apa yang Tuhan mau. Dulu yang tahu hanya istri saya, tetapi sekarng Saudara juga boleh tahu juga. Pada waktu diproses saya sempat berkata, “Tuhan, saya tidak kuat…..saya tidak kuat, Tuhan. Angkat saya, Tuhan….angkat saya! Saya sudah tidak kuat!” Tahukah Saudara apa yang Tuhan Yesus katakan kepada saya? Tuhan Yesus berkata, “Niko, itu bukan hanya kamu, tetapi Aku juga pernah merasakan seperti itu. Kamu ingat waktu Aku di Taman Getsemani? Aku berkata, “Hati-Ku sedih, seperti mau mati rasanya.” Apakah Saudara juga pernah merasakan hal yang sama, yaitu sedih seperti mau mati rasanya? Mengapa Tuhan Yesus seperti itu? Karena Dia merasakan ditinggalkan oleh Bapa. Belum lagi pada waktu Tuhan Yesus berada di atas kayu salib, Tuhan Yesus berteriak, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” yang artinya, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Saya juga merasakan yang seperti itu dan setelah saya membaca di Alkitab, ternyata semua Jenderal-Nya Tuhan juga mengalami hal yang sama. Kalau dinamakan “Jenderal,” maka semua orang berpikir bahwa dia adalah orang yang gagah perkasa dengan pelayanan yang serba luar biasa. Itu tidak demikian! Karena semua Jenderal-Nya Tuhan akan mengalami apa yang juga Tuhan Yesus alami.

Dalam 2 Korintus 11:23–29, kita melihat apa yang Rasul Paulus alami:
Apakah mereka pelayan Kristus? - aku berkata seperti orang gila - aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?”
Kalau Saudara mendengar semua itu apakah Saudara masih mau terus? Amin! Apakah sebaliknya justru Saudara mau keluar? Saya sudah mengalaminya dan saya mau beritahu Saudara bahwa sepertinya ditinggalkan Tuhan, tetapi sesungguhnya Tuhan tidak pernah meninggalkan. Bukankah Dia sudah berjanji bahwa pencobaan yang kita alami adalah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak akan melebihi kekuatan kita. Kalau engkau sedang dicobai, justru Dia akan memberikan jalan keluar kepada kita supaya kita bisa mengatasi pencobaan itu (1 Kor 10:13).

3. Jalani Proses Tuhan Sampai Selesai

Yehezkiel 47:6, lalu ia berkata kepadaku: “Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?” Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai.”

Tadinya  mereka  ada di dalam sungai dari kedalaman sepergelangan kaki sampai dengan tenggelam, sekarang Yehezkiel disuruh keluar dari  sungai  itu dan kembali ke pintunya Bait Allah dengan berjalan kaki. Dan pada waktu berjalan kaki itu yang dilihat adalah seperti tertulis dalam ayat 7 dan 12 sebagai berikut: “Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”

Jadi kalau kita baca dan renungkan ayat 7 dan 12 itu, maka ketika keluar dari sungai dengan kedalaman sampai tenggelam atau jarak 4000 hasta tadi, maka Saudara akan melihat apa yang kita baca tadi. Tetapi kalau Saudara keluar sebelum jarak 4000 hasta karena tidak tahan dengan proses padahal masih tersisa jarak 1000 hasta lagi atau kedalaman baru sepergelangan kaki, apakah Saudara akan melihat jenis-jenis pohon seperti yang di 4000 hasta tadi? Tentu tidak!

Berkat di 1000 hasta memang ada atau pohon yang di sana juga ada, tetapi mungkin masih yang kecil-kecil, tetapi tidak seperti yang 4000 hasta jaraknya. Sebaliknya kalau Saudara hanya sampai di jarak 2000 hasta dan Saudara keluar, apakah Saudara akan melihat pohon-pohon yang di belakangnya? Tentu tidak! Ini semua berbicara tentang berkat! Saudara hanya bisa melihat berkat yang ada di depan ini saja. Mungkin di situ Saudara sudah berkata bahwa berkat yang di 1000 atau 2000 hasta itu luar biasa, tetapi Saudara tidak bisa melihat berkat yang ada dibelakangnya.

Sekarang yang jarak 3000 hasta, apakah bisa melihat berkat yng 1000 hasta dibelakang? Tidak bisa melihat! Saudara mungkin akan berkata, “Luar biasa ya berkat yang 3000 hasta….luar biasa ya!”,itu pun kalau Saudara keluar dengan baik-baik, sebab kalau Saudara keluar tidak dengan baik-baik justru bisa ‘babak-belur’. Saudara mungkin sudah merasa cukup puas dengan berkat  di  3000  hasta, padahal  Tuhan  sudah  menyiapkan berkat di 4000 hasta di mana pohon-pohon di sana daunnya pun menjadi obat!

Mungkin ada yang membutuhkan kesembuhan dan mujizat hari-hari ini. Mungkin ada yang membutuhkan kesembuhan dalam bidang fisik, mental, jiwa, ekonomi, dan sebagainya. Semua sudah Tuhan siapkan di tempatnya yaitu di tempat yang dalam bersama Roh Kudus. Begitu Saudara terus berjalan dalam proses, maka semuanya sudah lengkap Tuhan sediakan. Tetapi kalau Saudara hanya sampai 1000 hasta dan belum lengkap prosesnya maka Saudara belum melihat apa-apa, padahal Tuhan siapkan berkat yang seutuhnya buat Saudara. Haleluya!

Kadang-kadang orang melihat berkat itu hanya berupa materi atau uang, padahal itu terlalu kecil bila disamakan demikian. Kalau Tuhan sudah menyiapkan berkat seutuhnya, itu benar-benar berkat secara lahir dan batin. Kadang-kadang kita cuma puas dengan berkat yang ada di 1000 hasta saja, tetapi itu tidak bisa karena Saudara sudah dipilih sejak semula dimana Saudara akan dipaksa untuk sampai selesai ke sana. Daripada ‘babak-belur’ dan kalau memang merasa tidak kuat, lebih  baik  berkata  seperti  saya  saja, “Tuhan, saya tidak kuat Tuhan!”, namun jangan sampai keterusan berkata supaya diangkat saja seperti yang saya katakan. Tapi katakan saja kepada Tuhan kalau memang tidak kuat, karena Tuhan akan membelai kita dan menghibur kita serta berkata, “Sudahlah, pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan biasa yang tidak akan melebihi kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai, Aku akan memberikan jalan keluar supaya kamu sanggup menahannya.” Amin!


III. ROH KUDUS MEMBAWA
     KEHIDUPAN, BUKAN KEMATIAN

Yehezkiel 47:8–11, Ia berkata kepadaku: “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar, sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup. Maka penangkap-penangkap ikan penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai En-Eglaim; daerah itu menjadi penjemuran pukat dan di sungai itu ada berjenis-jenis ikan, seperti ikan-ikan di laut besar, sangat banyak. Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam.”

Air  kehidupan  yang  keluar  dari  ambang  Bait Allah itu berbicara tentang Roh Kudus dan Roh Kudus selalu memberikan kehidupan. Firman Tuhan berkata bahwa, “...sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas, maka padang gurun yang gersang akan menjadi kebun buah-buahan….”(Yesaya 32:15).

Saudara yang dikasihi Tuhan, selalu ada kehidupan di dalam Roh Kudus. Ketika ada Roh Kudus, maka:
    • dalam bisnis Saudara ada kehidupan,
    • dalam keluarga ada kehidupan,
    • dalam hubungan sehari-hari dengan
        teman-teman Saudara juga ada kehidupan.

Jadi kalau ada hubungan dengan orang lain yang  membawa  kematian,  itu  perlu  dipertanyakan kemana Roh Kudus yang di dalam Saudara itu? Sebab Tuhan sudah berjanji bahwa kalau Roh Kudus ada di dalam kita dengan berlimpah-limpah, maka itu akan membawa kehidupan dalam setiap aspek kehidupan kita.

Dikatakan  dalam  ayat  tadi  bahwa  air  itu mengalir ke air yang asin yang tidak ada kehidupan di dalamnya, tetapi begitu air yang asin itu menjadi tawar maka ikan-ikan akan berkeriapan. Ikan-ikan yang tadinya tidak bisa hidup di sana akhirnya jadi bisa hidup.

Dan yang luar biasa didalam Yehezkiel 47:11 dikatakan, “….Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam.”

Jadi  sudah  dipilih  oleh  Tuhan,  kalau  air  yang kira-kira untuk memberikan berkat berupa ikan, maka airnya menjadi tawar. Tetapi kalau Tuhan mau memberkati orang itu ‘berjualan’ garam, airnya akan  tetap asin! Inilah yang hari-hari ini disebut dengan mujizat yang kreatif, yaitu dari yang tidak ada menjadi ada.

Saudara  yang  dikasihi  Tuhan,  kita  semua  sedang  dibawa  untuk  ‘entering  the  next level.’  Ada 2 alasan mengapa Tuhan membawa kita naik level, yaitu :
•   Sebab penuaian 1 milyar jiwa tidak mungkin terjadi sebelum kita dibawa ‘entering the next level.’
•  Sebab Tuhan Yesus akan segera datang untuk kali yang kedua dan kita harus didapati dalam keadaan tidak bercacat dan tidak bercela.

Karena itu saya ingin bertanya sekali lagi, apakah Saudara siap untuk masuk ke level yang lebih tinggi lagi? Tuhan akan paksa kita untuk naik ke level yang lebih tinggi. Dan saya berdoa agar tidak seorang pun yang merasa dipaksa,  tetapi  biarlah  Saudara  berkata, “Tuhan, sekarang saya mengerti dan saya akan ikuti. Apa pun resikonya, saya harus bayar  harga!” Tidak  ada  yang  tidak  bayar harga atau gratis. Gratis itu hanya pada waktu Saudara diselamatkan, yaitu ketika Saudara percaya dan mempunyai iman kepada Tuhan Yesus, tetapi setelah itu semuanya harus bayar harga. Amin!

Ingatlah, jangan melarikan diri dari ‘proses’ seperti tadi. Kalau Saudara keluar, Saudara akan  ‘babak-belur.’  Walaupun   Saudara   keluar, bukankah suatu hari pasti masuk kembali karena belum selesai prosesnya untuk menjadi serupa dengan gambar-Nya? Asalkan Saudara tidak  menjadi  murtad  dan  saya  berdoa  supaya jangan ada yang menjadi murtad. Ketika Saudara masuk kembali dalam proses, ikuti saja alirannya meskipun nampaknya susah. Saya berdoa agar setiap Saudara yang sedang naik level, semuanya dinyatakan lulus ‘Summa Cum Laude.’  Amin!



Khotbah Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo,

Translate