KHOTBAH GEMBALA


“JANGAN ADA AKAR PAHIT!”


Shalom Saudara yang dikasihi Tuhan,
Waktu berjalan begitu cepat dan tidak terasa kita sudah memasuki bulan kedua di tahun 2016 ini. Tuhan terus berbicara kepada saya, “Beritahu jemaat supaya lebih banyak lagi membaca Alkitab tentang perumpamaan-perumpamaan Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah; seperti yang diberikan oleh Tuhan Yesus.” Ada beberapa hal yang Tuhan ingatkan tentang Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga, yaitu:

I. JANGAN KUATIR
Matius 6:31–34, “Jangan kamu kuatir, apa yang akan kamu makan, apa yang akan kamu minum dan apa yang akan kamu pakai. Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Tetapi Bapamu yang di sorga tahu bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Karena itu carilah dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya…semuanya (apa yang saudara butuhkan?)…akan ditambahkan kepadamu.”

Apa hubungannya antara kekuatiran dengan keselamatan? Tuhan Yesus juga memberikan perumpamaan tentang seorang penabur benih yang menabur benihnya. Benih di sini berbicara tentang Firman Tuhan (Matius 13:1–23).

Dalam ayat yang ke-7, benih yang jatuh di tanah yang bersemak belukar berduri  menggambarkan tentang orang Kristen yang menerima dan mengerti Firman Tuhan, namun kemudian hatinya dikuasai oleh kekuatiran tentang hal-hal yang duniawi; tipu daya kekayaan dan kenikmatan hidup.

Banyak gereja masa kini lebih menekankan pengajaran-pengajaran tentang bagaimana caranya untuk meraih hal-hal itu, dan bukannya visi tentang  kerajaan Allah. Padahal semuanya itu adalah hal-hal yang fana. Akhirnya mereka kehilangan visi tentang Kerajaan Allah, pertumbuhan  rohani nya terhalang, tidak bertumbuh dan berbuah, dan akhirnya mati rohani.  Artinya kehilangan keselamatan!
II. Pelihara Iman dan Ketaatan Kepada Tuhan Yesus
Matius 22:1–14, berbicara tentang perjamuan kawin. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang akan mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Dia mengundang orang-orang tetapi sayang yang diundang tidak mengindahkannya, bahkan ada yang menangkap dan membunuh para hamba-hambanya yang disuruh mengundang tadi. Kemudian marahlah sang raja dan berkata, “Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu, karena itu kamu pergi dan undang semua orang yang kamu jumpai baik yang jahat maupun yang baik!”. Akhirnya hamba-hambanya pergi ke persimpangan-persimpangan jalan untuk mengundang orang-orang untuk masuk ke perjamuan kawin itu sampai akhirnya penuhlah ruangan itu dengan tamu-tamu. Ketika raja masuk dan bertemu dengan tamu-tamu, ia melihat ada seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, “Hai saudara, bagaimana engkau bisa masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta?”. Tetapi orang itu diam saja. Lalu apa yang dilakukan raja itu? Raja itu berkata kepada hamba-hambanya, “Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi!”. Dimanakah itu? NERAKA!  Kemudian Tuhan Yesus berkata, “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”

Undangan ke perjamuan kawin berbicara tentang undangan untuk percaya kepada Tuhan Yesus, undangan kepada keselamatan, undangan untuk masuk dalam Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah. Undangan ini pertama-tama prioritasnya diberikan kepada bangsa pilihan Tuhan yaitu umat Israel, tetapi mereka telah menolak. Karena mereka menolak maka Saudara dan saya ada di tempat ini.

Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau kita bisa datang ke pesta itu bukan karena inisiatif kita, tetapi karena Dia yang mengundang kita. Yang menjadi bagian kita pada waktu kita diundang adalah: datang! Itu sesuai dengan Efesus 2:8-9, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” Kita diselamatkan karena kasih karunia dan iman, ayat ini jangan dipotong-potong! Hari-hari ini kita sering mendapat pengajaran bahwa kita diselamatkan hanya karena kasih karunia ‘tok.’ Bagian Tuhan kasih karunia, tetapi bagian kita adalah iman!

Satu hal yang penting setelah kita percaya Tuhan Yesus dan mengalami kelahiran baru yaitu kita harus pakai pakaian pesta. Pakaian pesta berbicara tentang kesiapan kita, iman yang benar kepada Tuhan Yesus, ketaatan yang terus-menerus kepada perintah-Nya, dan semua itu karena kasih karunia Tuhan. Kalau kita tidak memakai pakaian pesta, akibatnya, “Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi!”. Saya berdoa agar itu tidak terjadi pada kita sebab kita semua memakai pakaian pesta. Sebenarnya siapakah yang mengenakan pakaian pesta itu? Apakah raja, kita atau dengan tiba-tiba kita sudah memakai pakaian pesta? Kita yang harus mengenakan pakaian pesta itu kepada diri kita sendiri, sedangkan raja hanya menyediakannya. Roh Kudus menolong kita untuk bisa hidup dalam ketaatan, kekudusan, dan sebagainya, tetapi kitalah yang harus melakukan semua itu dalam kasih karunia-Nya.

QUOTATION HYPER GRACE
Saya pernah menyaksikan tayangan TV di mana ada seorang yang berkata: “Orang Indonesia kalau melihat satu quotation (cuplikan atau tulisan) maka itu dianggap benar tanpa dia memeriksa dan mempelajarinya.” Salah satu quotation dari hyper grace adalah sbb:

Karena engkau tidak berbuat apa-apa
untuk berhak mendapatkan Hadirat-Nya dalam hidupmu,maka tidak ada pula yang dapat kau lakukan yang dapat menyebabkan Hadirat-Nya meninggalkanmu

Mari kita perhatikan arti dari quotation tersebut:
a. Karena engkau tidak berbuat apa-apa untuk berhak mendapatkan Hadirat-Nya dalam hidupmu,… artinya untuk mendapatkan hadirat-Nya, kita tidak perlu melakukan apa-apa.

Hadirat-Nya di sini bisa berbicara tentang keselamatan. Jadi dari kalimat tersebut  kesimpulannya adalah; untuk mendapatkan hadirat-Nya atau keselamatan, kita tidak perlu melakukan apa-apa, padahal Efesus 2:8-9 dengan jelas berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman.” Bagian Tuhan adalah memberikan kasih karunia sedangkan bagian kita adalah iman.
- Iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17). Jadi ada yang dilakukan, yaitu mendengar!
- Iman tanpa perbuatan adalah mati (Yakobus 2:26). Kita harus bertindak, tidak ada istilah “tidak berbuat apa-apa untuk berhak mendapatkan hadirat-Nya.” Ada bagian kita yang harus kita kerjakan. Quotation bagian pertama ini adalah SALAH!

b. …maka tidak ada pula yang dapat kau lakukan yang dapat menyebabkan Hadirat-Nya meninggalkanmu... artinya hadirat-Nya tidak akan meninggalkan kita, apa pun yang kita lakukan.

Dalam Ibrani 10:26-29, di situ sangat jelas dikatakan bahwa kalau Saudara mengetahui kebenaran tetapi jika kita dengan sengaja berbuat dosa maka tempatnya adalah NERAKA! Apakah di neraka ada hadirat Tuhan? TIDAK ADA! Jadi kalau dikatakan hadirat-Nya tidak akan meninggalkan kita, apa pun yang kita lakukan, itu SALAH!

Ada juga yang berkata begini, “Orang yang sudah lahir baru itu sudah langsung dewasa rohani!”. Ketika kita mengalami kelahiran baru (masih bayi), mereka menganggap  diri mereka langsung dewasa sehingga Tuhan melihat kita pun sudah dewasa dan Tuhan selalu tersenyum melihat apa pun yang kita kerjakan. Saya mau katakan kepada Saudara, kalau ada pengertian orang yang mengalami kelahiran baru langsung jadi dewasa; itu sama dengan bayi yang lahir langsung berkumis! Oleh karena itu Saudara harus berhati-hati! Kalau Saudara banyak diberi quotation-quotation jangan Saudara langsung menerimanya, tetapi harus dipelajari terlebih dahulu.

III MENJAGA HATI DENGAN SEGALA KEWASPADAAN
Amsal 4:23, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Saudara harus menjaga hati dengan baik karena dari situlah terpancar kehidupan. Kalau hatimu benar sampai akhir, maka yang Saudara dapatkan adalah kehidupan kekal selama-lamanya. Tetapi kalau hati Saudara tidak benar, maka yang dapatkan adalah kebalikannya, yaitu kematian kekal selama-lamanya.

Ibrani 12:15, “Janganlah supaya ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.”

Saudara, jangan sampai menympan akar pahit atau kepahitan. Ciri-ciri dari akar pahit adalah menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang, seperti yang tertulis dalam Galatia 5:19-21: “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu—seperti yang telah kubuat dahulu—bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Ada 15 hal yang ditulis dalam ayat ini dan 8 diantaranya berhubungan langsung dengan akar pahit, yaitu:
- Perseteruan
- Percideraan                      
- Perselisihan      
- Iri hati  
- Amarah
- Kepentingan diri sendiri 
- Roh Pemecah                                                   
- Kedengkian
Semua ini akarnya adalah akar pahit. Jadi sekali lagi kalau sampai kita kepahitan, kita tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah!

Ciri-ciri orang yang mempunyai akar pahit
1. Membenci Saudaranya
1 Yohanes 3:10, “Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.”
Jika seseorang tidak mengasihi saudaranya artinya pahit kepada saudaranya, dia akan disebut anak Iblis dan tempatnya di NERAKA!

2. Tidak Bisa Mengampuni
1 Yohanes 3:14-15, “Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memilki hidup yang kekal di dalam dirinya.”
Orang yang memiliki akar pahit, tidak bisa mengampuni saudaranya dan tempatnya adalah di NERAKA!

AKIBAT DARI AKAR PAHIT
Mary K. Baxter dalam bukunya “Sebuah Penglihatan Tentang Neraka”  mengisahkan tentang salah satu pengalamannya ketika dibawa Tuhan melihat neraka. Ia melihat seseorang yang sedang merintih dalam penderitaannya. Tuhan mengisahkan bahwa ia adalah seorang pendeta yang semasa hidupnya menaruh akar pahit yang sangat dalam terhadap suaminya yang berselingkuh. Suaminya sudah bertobat, minta ampun, dan ingin kembali kepadanya, tapi ia menolak keras. Tuhan pun telah mengutus seseorang kepadanya untuk menasehatinya, tetapi tidak berhasil.  Akhirnya ia membunuh suaminya dan wanita selingkuhannya. Dan sebagai akibatnya, hidupnya berakhir di neraka. Rasa penyesalan yang datang kepadanya di neraka, sungguh sudah terlambat. Penderitaan selamanya!

Seorang Pelayan Tuhan yang mengalami sakit yang berat dan dioperasi di Singapore hampir mengalami nasib yang sama. Ketika operasi sedang berlangsung, rohnya meninggalkan tubuhnya, dan ia bisa melihat tubuhnya sendiri yang sedang dioperasi, sambil ia bersandar di dinding. Mulanya ia tidak menyadari bahwa yang sedang dioperasi itu adalah dirinya sendiri; sampai ia melihat wajah ‘orang itu’ yang ternyata adalah dirinya sendiri. Sempat ia melihat bahwa dokter yang sedang mengoperasi dirinya mengangkat tangan, tanda menyerah dan operasinya gagal. Pada saat itu dinding di depannya hancur, dan muncullah satu lubang yang panjang dan gelap serta suara gaduh. Tampak malaikat maut yang memakai pakaian hitam dengan muka yang menakutkan berjalan ke arah tubuhnya yang sedang di atas meja operasi tersebut. Lalu dia berteriak, “Tuhan Yesus tolong!...Tuhan Yesus tolong!”, pada waktu dia berteriak-teriak seperti itu, antara dia dan malaikat maut itu ada seseorang yang berpakaian putih. Kemudian dia sadar, setelah 3 hari koma dan berada di ruang ICU. Dia juga tahu bahwa akhirnya operasinya berhasil.

Setelah kejadian itu dia bertanya, “Tuhan Yesus, saya ini kan pelayan-Mu, Tuhan. Seharusnya yang menjemput saya pada waktu itu adalah malaikat terang, kenapa ini malaikat maut dari lubang yang begitu dalam?”. Lalu Tuhan Yesus menjawab dari Matius 7:21-23, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

Dia bertanya kembali kepada Tuhan, “Tuhan, saya ini salah apa?” dan Tuhan menjawab melalui Amsal 4:23, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” 
Dia mulai mengoreksi diri dan dia diingatkan bahwa dia mempunyai kepahitan kepada adiknya sendiri karena adiknya selalu memfitnah dia di depan papanya. Dia tidak menyadari akan hal itu karena setiap kali bertemu dengan adiknya dia kelihatan baik-baik saja, tetapi apa yang ada di dalam hatinya memang tidak ada seorang pun yang tahu kecuali Tuhan dan dirinya sendiri, bahkan kadang-kadang diri sendiri pun tidak merasakannya. Begitu dia diingatkan, dia menangis dan bertobat. Dia datangi adiknya dan minta ampun serta menyelesaikannya

Saudara, Tuhan berkata kepada saya, agar menyampaikan hal ini kepada Saudara, berarti ada cukup banyak orang yang mengalami hal seperti ini. Kadang-kadang ada orang yang terkena kanker dan sebagainya lalu mereka menjadi bingung, “Kenapa saya?”, ternyata jawabannya adalah PERIKSA HATI Saudara! Saya banyak bertemu dengan orang yang sakit seperti ini, tetapi begitu dia mengampuni sakitnya langsung hilang. Kalau dia tidak mengampuni bahkan ada yang sampai meninggal tetap tidak mau mengampuni; bukan menghakimi, tetapi saya mau memberitahukan bahwa tempat mereka adalah di NERAKA.

Memasuki tahun 2016; di tengah-tengah mujizat Tuhan dan goncangan, Tuhan mau kita mengoreksi diri supaya kita masuk Kerajaan Sorga, Kerajaan Allah. Amin!


Khotbah Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo, Minggu – 7 Februari 2016 di JCC, Senayan.


Translate