RENUNGAN KHUSUS
HIDUP SEBAGAI
SAKSI-SAKSI KRISTUS
Sebagai umat Tuhan,
sering kali kita melalaikan tugas kita yang paling penting. Kita berpikir bahwa
apabila telah terlibat dalam berbagai pelayanan di gereja itu sudah cukup.
Padahal ada suatu tugas yang sangat mendasar yang harus kita lakukan, yakni
pergi menjadi saksi Kristus, yaitu :
• Menyaksikan kepada
banyak orang, apa yang sudah Yesus perbuat terhadap diri kita.
• Menyaksikan Karya dan
Kasih Kristus kepada orang-orang yang berada di luar gereja.
Saksi adalah orang yang
melihat, mengetahui atau mengalami sendiri suatu peristiwa atau kejadian.
Seseorang yang mengaku sebagai saksi, namun tidak pernah melihat, mengetahui
dan mengalami suatu peristiwa atau kejadian, adalah saksi palsu. Dan sebagai
orang percaya, kita disebut sebagai saksi-saksi Allah, karena kita dapat
melihat keajaiban-Nya dan mengalami mujizat-Nya yang luar biasa.
Hari-hari ini Gembala
Sidang, melalui Pastor Message selalu mengingatkan
kepada kita gereja-Nya bahwa kita harus menjadi saksi-saksi Allah di mana pun
gereja-Nya berada. Karena menjadi saksi Kristus adalah kehidupan gereja dan
gaya hidup orang percaya dan menjadi saksi Kristus bukan pilihan tetapi
keharusan.
ENAM CIRI SEORANG SAKSI
KRISTUS
1. HIDUP DALAM TELADAN
KRISTUS
• “Sebab untuk
itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah
meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.” (1
Petrus 2:21)
• “Barangsiapa
mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1
Yohanes 2:6)
Hidup menjadi pengikut
Kristus identik dengan menjadi ciptaan baru di dalam Kristus. Itulah sebabnya,
hampir setiap hari kita diperhadapkan dengan berbagai tantangan rohani yang berusaha
menyeret kita kepada kehidupan lama kita, yaitu mengikuti hawa nafsu dan dosa.
Namun Petrus mengingatkan kita, bahwa Yesus Kristus tidak saja menjadi Penebus
serta Juruselamat hidup kita, tetapi juga Pemberi teladan bagaimana kita
menjalani kehidupan yang baru di dalam Dia.
Pertama, “mengikuti
jejak” Kristus berarti kita meneladani bagaimana Kristus telah hidup.
Jika kita membaca berbagai kesaksian di seluruh kitab Injil, maka kita akan
mengetahui, bahwa Ia sangat dekat dan taat kepada Bapa-Nya. Apa yang menjadi
tujuan-Nya datang di dunia, dikerjakan-Nya sesuai rencana Bapa. Ia hidup dalam
kebenaran dan kekudusan, sekali pun Iblis berusaha menjatuhkan-Nya dengan
berbagai cara. Kesetiaan-Nya terhadap firman-Nya telah memberikan kepada kita
pencerahan, bahwa sesungguhnya kemenangan kita atas dosa dan tipu daya Iblis
dapat diraih dengan bersandar pada firman-Nya. Demikian pula kasih-Nya terhadap
para lawan-Nya, membuat kita tidak bisa membanggakan diri, sebab kita pun
(dulu) adalah orang-orang yang memusuhi-Nya, namun sekarang dikasihi-Nya.
Jejak-jejak inilah yang membuat orang Kristen ‘perdana’ begitu
kuat di dalam menghadapi tantangan hidup lawan-lawan mereka, sebab mereka
mengikuti jejak Kristus.
Kedua, “mengikuti
jejak” Kristus adalah identitas orang Kristen. Orang Kristen tidak
bisa disebut “Kristen” jika tidak mengikuti jejak Kristus,
sebab kata “Kristen” itu sendiri berarti “pengikut
Kristus.” Maka, menjadi Kristen berarti menjadi orang yang hidupnya
mengikuti teladan Kristus. Ini berarti, mengikuti sikap Kristus atas diri-Nya
sendiri, dunia ini dan Allah Bapa, wajib menjadi sikap kita. Marilah kita
menjadi orang-orang Kristen yang hidup mengikuti jejak Kristus.
2. HIDUP INTIM DENGAN
TUHAN
Tujuan kita diselamatkan
adalah untuk mengembalikan hubungan kita yang sudah hilang, menjadi intim
kembali dengan Bapa kita. Melalui salib Kristus, hal-hal yang selama ini
menghalangi hubungan kita dengan Bapa dihapuskan. Sebagai orang percaya, kita
kembali kepada Allah dan berpaling dari dosa-dosa kita. Dia datang ke dalam
hidup kita dan memulai hubungan yang baru dengan kita dalam kasih-Nya. Allah
benar-benar ada di dalam hati setiap orang Kristen sejati. (Yohanes
14:23; Wahyu 3:20; 2 Korintus 13:5).
“Tetapi kamu tidak hidup
dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu.
Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi
jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh
adalah kehidupan oleh karena kebenaran.” Roma 8:9-10.
Manusia sangat berharga
di mata Allah, dirindukan oleh Allah untuk memiliki hubungan intim dengan Dia.
Allah ingin kita membina persahabatan yang erat dengan Dia. Tuhan ingin agar
kita banyak menghabiskan waktu dengan Dia, berkomunikasi dan bersekutu dengan
Dia, mengikuti Dia dan Dia akan memberi makna dan tujuan pada hidup kita.
Setiap orang harus
menyadari bahwa kita sangat perlu untuk mendengarkan suara Tuhan, karena hal
itu adalah bagian yang paling penting dalam membina hubungan kita dengan Allah.
Dengan membina komunikasi dengan berdoa; maka di mana pun kita berada dan
bagaimana pun hidup kita, Dia akan senantiasa memimpin kita.
Iman dan kasih kita
kepada Allah membawa kita untuk:
• lebih mengenali dan
merasakan hadirat-Nya,
• berani berbicara dengan
Dia,
• mendengarkan
suara-Nya.
Ini adalah doa;
pernyataan rasa syukur kita, kasih kita, pengharapan kita, dan kita menerima
jawaban doa, jaminan dan bimbingan, damai sejahtera, kekuatan dan kuasa,
pewahyuan tentang siapa Dia dan apa kehendak-Nya. (Matius 7:7-8;
Yohanes 16:13; Efesus 1:17-18)
Doa adalah wujud
komunikasi dengan Allah. Melalui doa kita mengalami hubungan dengan Allah.
Kualitas doa kita dengan demikian juga ditentukan oleh kualitas hubungan kita
dengan Dia.
3. FOKUS KEPADA PERKARA
YANG DI ATAS
“Perkara yang di atas” menunjuk kepada hal-hal yang Ilahi; yang
sifatnya memuliakan Tuhan. Hal-hal yang berkenan kepada Allah, hal-hal yang
membawa berkat bagi banyak orang dan hal-hal yang tidak merugikan orang lain.
Itu adalah maksud dari fokus pada perkara-perkara di atas. Kebiasaan hidup
seperti inilah yang selalu menonjol dari mereka yang telah dapat menjadi saksi
Kristus. Manusia yang mau memikirkan perkara yang di atas adalah manusia yang
mampu menyangkal diri. Mengatakan “tidak” terhadap kemanjaan,
kenyamanan dan keinginan diri sendiri yang dapat menjadi penghalang terhadap
penerapan “perkara yang di atas”.
• Menanggalkan egoisme
dan egosentrisme di segala aspek kehidupan
• Memikirkan segala
sesuatu yang berguna bagi pekerjaan Tuhan dan menanggalkan keinginan duniawi
Karena orang yang
memikirkan perkara yang di atas, mau tidak mau bertentangan dengan pola pikir
duniawi. Ia harus hidup untuk melakukan kehendak Tuhan dan bukan bagi diri
sendiri. Kondisi ini akan memampukan setiap orang percaya menjadi saksi
Kristus.
4. TELAH MENGALAMI KASIH
KRISTUS
Ciri khas dari seorang
saksi adalah dia sudah mengalami sesuatu hal yang telah terjadi. Sebagai orang
Kristen tentunya kita pernah mengalami pengalaman hidup bersama Tuhan Yesus,
mungkin kita mengalami kesembuhan, pemulihan, terobosan-terobosan, mujizat
bahkan juga hal-hal yang tidak pernah kita lihat, tidak pernah kita dengar,
semua itu adalah kasih Kristus terhadap kita semua dan kita sudah mengalaminya.
5. HIDUP DI DALAM KASIH
“Karena itu, sebagai
orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas
kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.” Kolose
3:12.
Kasih adalah bagian
paling penting di dalam kehidupan manusia, sebab apabila kita telah mengalami
kasih Kristus, maka sudah seharusnya kita membagikan kasih itu kepada
saudara-saudara kita, kita diajak untuk saling mengasihi. Mengasihi yang
diajarkan Tuhan juga bukan sebuah kasih yang karena orang lain mengasihi kita
saja, tetapi kita memberikan kasih yang lebih daripada itu; yaitu kita
mengasihi juga orang yang tidak mengasihi kita.
Mengasihi orang yang
membenci adalah hal yang tidak mudah, namun jika kita mampu melakukannya, maka
kita adalah orang yang berbeda dengan orang yang tidak mengenal Kristus. Kasih
mampu membuat kita melakukan apa yang tidak mungkin kita lakukan sebelumnya.
Allah mengajarkan kita untuk menanggalkan cara hidup kita yang lama dan menjadi
manusia baru di dalam Kristus, dan saat ini marilah kita hidup di dalam hidup
yang diperbaharui yaitu hidup di dalam kasih, sebab Allah sendirilah kasih itu.
Mengasihi sesama adalah wujud kasih kita kepada Allah.
6. MENGEKSPRESIKAN GAYA
HIDUP YANG BARU
“Jangan lagi kamu saling
mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan
telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh
pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;” Kolose 3:9-10
Seorang saksi Kristus
adalah seorang yang sudah mengalami perubahan dari manusia lama menjadi manusia
baru ; dan perubahan itu terwujud dalam perubahan gaya hidup nya juga. (2
Korintus 5:17)
Rasul Paulus menekankan
tentang masalah gaya hidup sebagai orang Kristen dalam Efesus 5:15
“... Perhatikanlah dengan seksama bagaimana kamu hidup, ...”
Sehingga hidup kita
sebagai orang-orang Kristen bukan hidup yang sembarangan, bukan hidup yang ala
kadarnya, melainkan hidup yang sesuai dengan Kristus, berpadanan dengan Firman
Tuhan, sehingga melalui kehidupan kita banyak orang melihat menjadi takut, lalu
percaya kepada Yesus Tuhan.
[IFP]