WARTA SEPEKAN - 19 Januari 2014


RENUNGAN KHUSUS

KUASA ALLAH MEMBUKA PINTU MUJIZAT PADA BARTIMEUS


“Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu:  “Rabuni, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.“ (Markus 10:51–52).
Dalam perikop ini Markus mengkisahkan kejadian nyata ketika Yesus ada di Yerikho, lalu di pinggir jalan ada seorang yang buta sejak lahirnya, yang bernama Bartimeus, yang mengharapkan perubahan pada dirinya melalui Yesus, setelah tujuh ayat dalam kisah ini maka Bartimeus yang buta dapat melihat dengan sempurna.

Bagi banyak orang percaya kuasa Allah hanyalah sesuatu yang abstrak, tidak real, bahkan sudah tidak terjadi lagi mujizat itu hanya pada zaman Yesus hadir di muka bumi saja, atau kuasa Allah hanya ada dalam bentuk nyanyian, slogan, tulisan bahkan hanya sebuah khotbah yang menarik. Tetapi harus kita ketahui dan sadari bahwa kerinduan Yesus Kristus adalah untuk menyatakan kuasa-Nya bagi setiap orang percaya saat mereka menghadapi hal-hal yang bagi mereka adalah sesuatu yang mustahil. Ada banyak masalah yang tak terselesaikan, penyakit yang tak dapat disembuhkan, hati yang kecut dan tawar, serta kehidupan rohani yang terpisah dari Allah.

Hal-hal seperti ini sangat memerlukan campur tangan kuasa Yesus Kristus dalam menyelesaikan sesuatu, hal ini yang disebut dengan mujizat. Untuk masuk ke dalam pintu mujizat yang sudah dibuka-Nya, maka Dia rindu manusia mempergunakan hidup kerohaniannya untuk masuk ke dalam dimensi mujizat. Apa saja yang dilakukan oleh Bartimeus sehingga pintu mujizat itu terbuka dan menjadi nyata dalam hidupnya serta mengubah penyakitnya dari kebutaan menjadi melihat?

1.    Keyakinan kemenangan bukan keputus-asaan
Bartimeus telah menderita kebutaan selama bertahun-tahun dan tidak ada seorang manusia pun yang sanggup dan mampu untuk mengubah keadaannya, tetapi Bartimeus tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh putus asa. Kemenangan atau kekalahan dimulai dari hati kita, Alkitab berkata dengan tegas “Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.“ (Amsal 24:10). Putus asa berasal dari hati yang meragukan Allah dan kuasa-Nya. Ketika Bartimeus mendengar berita-berita tentang Kristus, keyakinan akan kemenangan dalam pergumulannya dibangkitkan karena kemenangan berasal dari hati yang percaya akan kuasa dan kesanggupan Allah. Orang yang percaya penuh kepada Yesus Kristus tidak putus asa dan tawar hati dalam menghadapi masalah, ia tidak melihat besarnya, sulitnya dan kesukaran pada masalah, tetapi melihat besarnya kuasa Allah yang sanggup memberikan kemenangan pada dirinya. Ini yang menjadikan Bartimeus tetap memiliki keyakinan akan kemenangan dalam menghadapi pergumulan hidupnya.

2.    Tak kenal menyerah dalam situasi yang sulit
Kalau kita membaca di dalam Markus 10:47–48, maka kita mendapatkan suatu spirit dalam doa yang dilakukan oleh Bartimeus. Ketika dia berseru kepada Yesus maka ada banyak orang yang menghalangi dan menyuruhnya untuk diam, tetapi Bartimeus tidak tawar hati dan dia memiliki hati yang tetap untuk terus berseru dan berseru sampai sesuatu terjadi melalui doanya. Semangat yang tak kenal menyerah dalam doa dan mengerang kepada Tuhan Yesus dimiliki oleh Bartimeus. Jangan buang waktu dan tenaga untuk hal-hal yang membuat kita tawar hati dan kehilangan kekuatan, tetapi tetaplah maju dalam doa. Mazmur 126:6 “Orang-orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.“ Dibutuhkan tindakan atau langkah doa yang terus-menerus untuk mengalami kuasa mujizat. Jangan menyerah, karena  Allah rindu untuk kita menghampiri Dia dalam doa di tengah penderitaan dan kesesakan kita. Seruan Bartimeus kepada Yesus untuk menyatakan belas kasihan-Nya dengan berkali-kali dan semakin keras walau disuruh oleh banyak orang supaya ia diam dan diam serta tak bersuara lagi, tidak menyurutkan tekad Bartimeus untuk mundur dalam situasi ini. Tuhan rindu supaya kita membuat dan melakukan terobosan pada sesuatu yang tidak menyenangkan untuk mengalami hal-hal yang baru dalam kehidupan yaitu teruslah maju dalam doa, jangan menyerah sampai kita pulang membawa berkas-berkasnya dari pintu mujizat yang sudah terbuka bagi kita.

3.    Ketaatan untuk menanggalkan jubah

Kalau kita membaca pada Markus 10:50, maka satu tindakan yang dilakukan oleh Bartimeus adalah dengan menanggalkan jubahnya untuk menghampiri Yesus Kristus. Ada bahagian kita dalam setiap mujizat dan kuasa Allah yang akan dinyatakan yaitu “ketaatan akan Firman Tuhan." Taat untuk menanggalkan jubah manusia lama. Dalam kitab Wahyu 3:4 “Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.” Jubah atau pakaian berbicara tentang kehidupan, ubah jubah manusia lama dengan pakaian putih supaya kita berjalan bersama dengan Yesus Kritus untuk menghadapi dan melewati semua pergumulan yang ada.Dalam hal ini juga berbicara tentang ketaatan untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan pada zaman ini dalam setiap aspek hidup kita sehingga kita menjadi pribadi yang berkenan di hati Tuhan, minta kepada Tuhan Yesus seperti satu pujian yang mengubah diri kita : Dia jamah segenap hidupku, dan bri damai di hatiku, semua tlah berubah dan aku tahu Yesus jamah, ku jadi baru.

Ada banyak contoh di Alkitab orang-orang yang bertindak dalam ketaatan dan pintu mujizat terbuka bagi hidupnya :
    a. Naaman yang taat terhadap perintah Nabi Elisa, sehingga disembuhkan dari penyakit kustanya (2 Raja-raja 5).
    b. Wanita Samaria yang taat meninggalkan kehidupan manusia lamanya, menjadikan dirinya sebagai saksi Kristus yang memenangkan banyak orang di Samaria (Yohanes 4).

4.    Perkataan Iman.
Allah tidak akan menjamah atau melakukan tindakan mujizat pada orang yang memiliki iman kepada Dia, seperti bacaan di atas maka kita mengetahui bahwa Bartimeus memiliki iman kesembuhan, sehingga Yesus mengatakan pergilah dan imanmu telah menyelamatkan engkau, maka terjadilah mujizat kepada Bartimeus dengan dapat melihat dari kedua matanya. Ucapan supaya dapat melihat di tengah-tengah kondisi yang masih buta dari Bartimeus adalah bentuk dari wujud iman yang ada dalam dirinya dan diperkatakan. Sebagai orang percaya kita harus yakin ada kuasa di dalam perkataan orang yang beriman, perkataan-perkataan yang berisi kebenaran firman Tuhan tidak akan kembali dengan sia-sia ke dalam kehidupan kita.

Paulus dengan tegas mengaitkan iman dengan perkataan dalam 2 Korintus 4:13 “Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti yang ada tertulis;  “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.” Iman yang diperkatakan akan mendatangkan kuasa Allah yang di nyatakan dalam hidup kita, jangan ragu untuk terus memperkatakan pintu mujizat sudah dibuka oleh Allah dalam hidupmu, sebab hal ini bukan sekedar slogan tetapi Yesus Kristus benar-benar akan menggenapinya bagi kita di tahun ini.

Di tahun dibuka-Nya pintu-pintu mujizat ini hendaklah setiap persoalan yang ada dijadikan sarana untuk Allah menyatakan mujizat-Nya bagi hidup kita dengan tekad untuk memilih kemenangan dan bukan keputus-asaan, menjadi pribadi yang tak kenal menyerah serta mau berubah dalam jubah kehidupan yang baru serta terus memperkatakan perkataan iman, maka pintu yang sudah terbuka akan menyatakan mujizat-Nya bagi kita.
[AEN]


SHARING SUPPLEMENT
JANUARI #2 2014


PRAJURIT KRISTUS YANG BAIK

“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari KRISTUS YESUS. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” ~ 2 Timotius 2:3-4

Seperti yang disampaikan oleh Gembala Sidang/Pembina kita bahwa memasuki usia Gereja kita yang ke-26 tahun, TUHAN menambahkan pengertian mengenai Pondok Daud. Dan ini merupakan ciri orang yang hidup sama seperti KRISTUS telah hidup, yakni :

a.       Prajurit TUHAN yang gagah perkasa yang keluar sebagai pemenang.
b.      Prajurit TUHAN yang memiliki gaya hidup berdoa, memuji dan menyembah TUHAN.
c.       Prajurit TUHAN yang melakukan kehendak BAPA pada jaman ini.


Tentunya kita harus menjadi prajurit KRISTUS yang baik. Prajurit KRISTUS yang baik memiliki 2 (dua) karakteristik :


1.      Ikut / Rela  Menderita.

Rela menderita berarti harus tahan menghadapi kekerasan/penderitaan (2 Timotius 2:3). Semua orang Kristen, khususnya para pelayan TUHAN adalah tentara YESUS KRISTUS. Untuk itu, para prajurit YESUS KRISTUS yang ingin menjadikan dirinya prajurit yang baik,  haruslah setia, tegas dalam tujuan serta dapat menanggung penderitaan /kekerasan, artinya  kita harus mengharapkan, harus bertahan dan membiasakan diri untuk itu, dan menanggungnya dengan sabar ketika penderitaan / kekerasan itu datang. Dengan demikian penderitaan itu tidak membuat kita berpaling dari integritas kita.

Bagaimana kita dapat bertahan menanggung penderitaan? Dengan mengucap syukur dan tetap memuji TUHAN. Dalam Kisah Para Rasul 16:19-37, kita melihat bagaimana Rasul Paulus dan Silas yang dijebloskan dalam penjara karena berbuat baik. Di dalam penjara, dalam keadaan menderita akibat pukulan/cambukan serta pasungan yang membelenggu kaki mereka dengan kuat, Rasul Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah. Apa yang kemudian terjadi? Ada terobosan, mujizat bahkan pertobatan jiwa-jiwa. Haleluyah!
Seorang Prajurit yang baik tahan menghadapi penderitaan dan tidak mudah mengeluh serta senantiasa berada dalam kondisi yang “on fire”.

Sharing:
Sharingkan kesaksian pengalaman Anda, bagaimana di tengah penderitaan yang Anda alami, anda tetap bertahan. Serta  bagaimana doa, pujian dan penyembahan memberikan Anda kekuatan dan terobosan di tengah penderitaan.




2.      Berkenan Kepada Komandannya.

Seorang prajurit yang baik berkenan kepada komandan-nya. Bagaimana  kita dapat berkenan kepada komandan?

a.     Tidak memusingkan diri dengan soal-soal penghidupan.
Artinya kita harus Fokus didalam peperangan/perjuangan. Seperti pesan TUHAN yang telah disampaikan melalui Gembala Sidang/Pembina kita bahwa saat ini kita sedang berada dalam satu era peperangan rohani yang sangat besar. Untuk itu jangan sampai fokus kita dialihkan dengan kekuatiran akan hidup kita sehari-hari, sebab TUHAN YESUS Sang Komandan Agung kita pasti mencukupkan segala kebutuhan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya.  Amin!

b.    Taat kepada komandan.
Taat berarti patuh, tunduk terhadap otoritas pemimpin / komandan. Taat juga berarti melakukan segala sesuatu tepat / sesuai dengan instruksi komandan.  Satu hal yang perlu kita ingat dan perhatikan: TUHAN YESUS adalah Komandan Agung kita. Namun demikian, TUHAN menempatkan orang lain diatas kita untuk menjadi pemimpin kita (contohnya dalam keluarga ada Suami/Ayah sebagai kepala keluarga, dan di dalam gereja ada Gembala COOL, Gembala Cabang/ranting, Gembala Rayon).  Tidak mungkin kita taat terhadap TUHAN kalau kita tidak taat kepada pemimpin yang TUHAN tempatkan diatas kita.

Mari kita belajar untuk hidup berkenan kepada komandan kita. (DL/2014)

Sharing:
Saksikan pengalaman anda dalam belajar soal ketaatan, serta saksikan buah/berkat dari ketaatan yang anda lakukan.


TUHAN ini kami hamba-Mu
Jadilah sesuai kehendak-Mu
Kami siap jalankan Firman-Mu, nyatakanlah kemuliaan-Mu

Translate