THE GREAT COMMISSION ! (2)

TAHUN AYIN ALEPH
Melalui Ayin Aleph, seperti yang telah kita renungkan pada bulan lalu;

1. Ayin itu berarti angka 70 di mana huruf Ibrani Ayin itu seperti sebuah mata dan memang itu berbicara tentang mata Tuhan dan mata kita.

Mazmur 32:8 berkata, “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.”

Kita semua tentu membutuhkan tuntunan, arahan dan nasihat Tuhan, karena itu mata kita harus tertuju juga kepada Tuhan.

Mazmur 123:2 berkata, “Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.”

Seperti Maria yang senantiasa duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya, itulah yang juga harus kita lakukan.

Bagaimana sikap hati dari orang-orang yang senantiasa memandang kepada Tuhan untuk mendapat tuntunan, arahan serta jalan yang harus ditempuhnya? Tuhan mengungkapkan itu melalui Aleph.

Jadi dari Tahun Ayin (70) menjadi Tahun Ayin Aleph (71).

2. Aleph berbicara tentang :

a. Pertama, Terutama dan Prioritas

Aleph itu berarti 1 (satu) dan ini berbicara tentang yang pertama, yang terutama dan prioritas.

Siapakah yang terutama? TUHAN YESUS! Kalau dalam hati kita yang pertama adalah Tuhan Yesus, saya percaya mata kita akan senantiasa memandang kepada Dia dan berharap hanya kepada Tuhan serta hanya mengandalkan Tuhan. Biarlah yang terutama dalam hidup ini adalah meninggikan Nama Tuhan Yesus. Amin!

Saudara, yang pertama adalah Tuhan Yesus dan yang terutama adalah memuliakan Dia!

Roma 11:36 berkata, “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”

Kalau kita ada sebagaimana kita ada sekarang ini; apa pun yang Saudara miliki, jangan lupa bahwa itu adalah dari Tuhan Yesus, oleh Tuhan Yesus, kepada Tuhan Yesus! Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

b. Kerendahan Hati

Saudara, huruf Ibrani itu terdiri dari 22 huruf, tetapi ada 2 huruf di antaranya yang disebutkan tidak bersuara atau ‘silent letter’ dan itu justru adalah Ayin dan Aleph ; dan ini diterjemahkan sebagai kerendahan hati. Jadi, pada waktu orang yang rendah hati ditegor, dinasihati atau mungkin didisiplinkan, dia pasti diam atau berdiam diri. Dari mulutnya hanya keluar kata-kata, “Ya Tuhan....Ya Tuhan...”.

Kisah Daud

Daud adalah contoh orang yang rendah hati. Pada waktu Daud berbuat dosa dengan Batsyeba, Nabi Natan datang kepadanya dan menyampaikan sesuatu dengan perumpamaan. Raja Daud menyetujui perumpamaan itu dan berkata bahwa orang yang bersalah itu harus dihukum, padahal dia tidak mengetahui bahwa yang diceritakan Nabi Natan itu adalah dirinya sendiri. Tiba-tiba Nabi Natan berkata, “Engkaulah orang itu!”.

Sebagai raja, Daud bisa saja langsung memenggal kepala Nabi Natan, tetapi pada saat itu Daud langsung turun dari singgasana nya dan berkata kepada Nabi Natan, "Itu aku..ampuni aku...".

Lalu Nabi Natan berkata, “Kamu mau pilih yang mana...mau dihukum dengan cara ini..ini..atau ini..yang mana kamu pilih?”, tetapi Daud berkata, “Tidak, biar aku memilih dihukum oleh Tuhan sendiri”.

Saudara, itulah Daud. Berbeda dengan Saul; begitu Saul ditegor kelihatanlah bahwa dia orang yang sombong karena dia mengeluarkan seribu satu alasan untuk menyalahkan orang lain, dan sebagainya. Bahkan lama-kelamaan mungkin menyalahkan Tuhan sendiri.

Saudara, orang yang rendah hati pasti berdiam diri pada waktu ditegor. Dan kerendahan hati ini adalah karakter, yaitu karakter dari Tuhan Yesus. Kelemah-lembutan itu juga berarti kerendahan hati. Saya percaya kalau kita seperti itu, mata kita akan senantiasa memandang kepada Dia. Sebab kalau tidak tentu tidak bisa karena kita akan mempunyai kemauannya sendiri dan merasa kepintarannya sendiri. Bahkan mencari alasan dengan kebohongan-kebohongan dan sebagainya. Dan begitu berbohong yang satu maka akan terus berbohong lagi dan begitu seterusnya.

TANPA TUHAN YESUS KITA TIDAK BERARTI

Aleph itu berarti 1, tetapi Aleph ini juga bisa berarti seribu dengan cara penulisan sbb: 1.000

Saudara, 000 tanpa angka 1 di depannya tentu tidak ada artinya, karena hanya kosong belaka. Tetapi 1 tanpa 000 tetap ada artinya, yaitu 1 (satu). Siapakah yang dimaksud dengan “1” ini? TUHAN YESUS!

Siapakah yang dimaksud dengan “000”? Kita semua!

Tanpa Tuhan Yesus...tanpa yang “1” ini, kita tidak berarti apa-apa. Amin!

Saya bayangkan kalau kita menulis 00000000 ......dst sampai seberapa panjang pun tetap kosong artinya kalau tanpa “1” di depannya. Sebaliknya tanpa 0000000.... seberapa panjang pun, kalau ada “1”, itu tetap ada artinya, yaitu 1 (satu).

Saya ingat pesan Rasul Paulus kepada kita semua dalam 1 Kor 1:26 – 29, Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.”

Saudara, ini adalah kesempatan yang baik; di mana hari-hari ini Tuhan sedang berbicara tentang karakter. Mari kita lihat diri kita sekarang dan mengingat masa lalu kita. Ketika saya merenungkan hal ini, saya selalu menangis dan berkata, “Tuhan, siapakah saya ini?”. Kalau sekarang saya bisa berdiri di hadapan Saudara seperti ini, siapakah saya ini?

Tahun 2010 adalah “Tahun Pemulihan dan Kelimpahan”. Kalau Saudara diberkati dan diangkat Tuhan sehingga Saudara menjadi kaya dan menjadi orang yang terpandang, janganlah lupa akan keadaan kita pada waktu kita dipanggil-Nya. Siapakah kita ini? Pada waktu itu kita tidak mempunyai apa-apa, sebab tanpa Tuhan kita tidak ada apa-apanya!

Orang-orang yang terus membusungkan dadanya tidak akan diberkati, sebaliknya orang-orang yang selalu ingat keadaannya pada waktu dia dipanggil serta mau merendahkan diri, dialah yang akan diberkati Tuhan!

Saudara, saya dalam pelayanan ini, apalagi dalam pelayanan “Healing”, itu tidaklah mudah. Maksudnya begini:

· Misalkan ada orang yang berkotbah, meskipun orang itu tidak diurapi tetapi dia masih bisa berkotbah. Walaupun pada akhirnya tidak berarti apa-apa yang disampaikannya tersebut karena memang tidak ada pengurapan. Namun demikian dia tetap bisa berkata-kata dalam kotbahnya.

· Selain itu, misalnya orang yang memimpin pujian dan penyembahan. Meskipun dia tidak diurapi tapi karena dia pintar menyanyi maka dia tetap bisa menyanyi bahkan mungkin masih ada yang kagum dengan suaranya yang merdu.

Tetapi bayangkan dengan pelayanan kesembuhan! Apakah lalu orang yang sakit itu kita panggil dan kita katakan kepadanya, “Awas! kalau kamu tidak sembuh, saya pukul nanti!”, apakah seperti itu? Tentu tidak bisa begitu! Kalau memang orang itu tidak sembuh...ya memang tidak sembuh! Itu tidak bisa direkayasa. Disitu saya mengerti sepenuhnya, betapa pelayanan yang Tuhan berikan kepada kita hari-hari ini adalah betul-betul Tuhan yang mengerjakannya.

Jangan main-main! Sebab disini tidak ada yang namanya ‘bakat’ atau kepintaran karena telah belajar menyembuhkan orang sakit secara supra-natural. Semuanya itu karena Tuhan!

Saya mau bercerita kepada Saudara, kalau saya selalu diurapi Tuhan itu di Tanah Perjanjian, yaitu di tempat-tempat yang ditentukan Tuhan. Saya tidak tahu dengan hamba-hamba Tuhan yang lain, tetapi bagi saya, sejak awal Tuhan selalu memberikan pengurapan-Nya di sana. Meskipun saya juga diurapi di tempat-tempat lain tetapi pengurapan terakhirnya adalah di sana.

Tahun lalu saya bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, pelayanan ‘healing’ ini apakah diteruskan ya, Tuhan? Apakah Tuhan masih akan terus memakai saya?”. Saya selalu bertanya kepada Tuhan karena saya tidak mau berjalan dalam pelayanan dengan maunya saya sendiri.

Ketika itu saya sedang berada di tengah Danau Galilea dan sedang berlayar dengan ‘boat’ di sana. Perlu Saudara ketahui bahwa 80% mujizat yang terjadi pada zamannya Tuhan Yesus itu terjadi di sekitar Danau Galilea. Ketika kapal yang saya tumpangi hampir merapat di daratan disitu saya lihat dijual poster berjudul:“Miracles of Jesus in Galilee”, yaitu mujizat-mujizat dari Tuhan Yesus di Danau Galilea. Lalu saya membeli dan membacanya.

Ketika saya sedang melihat-lihat gambarnya, tiba-tiba ada sinar putih yang datang kepada saya dan saya menangis ketika itu, sebab saya tahu bahwa Tuhan sedang menghampiri saya. Disitulah Tuhan berbicara kepada saya, “Kamu akan melakukan seperti yang Aku lakukan!”. Haleluya!

Dan ketika itu yang saya lihat paling jelas pada gambar tersebut adalah 153 ekor ikan. Apakah Saudara hari-hari ini sudah mendapatkan 153 ekor ikan yang berbicara tentang berkat Tuhan tersebut?

Pesan Tuhan melalui gambar di Danau Galilea tadi terjadi pada tahun lalu Dan tahun ini ketika saya sedang naik ‘boat’ ditempat yang sama (Danau Galilea), kembali saya menanyakan pertanyaan yang sama kepada Tuhan. Begitu hampir selesai dan saya mau duduk, tiba-tiba pengurapan Tuhan turun ke atas saya. Dan ketika saya diurapi Tuhan, itu rasanya seperti mau terpental dan sebagainya. Dan kalau itu terjadi saya tahu bahwa Tuhan sedang melawat saya.

Tiba-tiba Tuhan berbicara kepada saya, yaitu perkataan yang sering saya sampaikan kepada Saudara, “Kalau engkau percaya kepada-Ku, Engkau akan melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti yang Aku lakukan, bahkan yang lebih besar dari itu!”. Haleluya!

Dan Tuhan berkata dengan jelas ketika saya diurapi, “Engkau akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari yang Aku lakukan pada waktu Aku di bumi!”.

Saudara, berarti ke depan ini yang namanya mujizat-mujizat itu akan lebih lagi terjadi! Tetapi jangan ada di antara Saudara yang berkata, “Ah, ini tidak mungkin! Itu tidak mungkin! Saya masih ragu-ragu!”.

Di hadapan Tuhan jangan sekali-sekali Saudara berkata seperti itu. Sebab di hadapan Tuhan tidak ada yang tidak mungkin! Semua mungkin bagi orang yang percaya kepada Dia. Haleluya!

Tidak ada komentar:

Translate