Kualitas Pasukan Yosua

“Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”  (Yosua 1 : 5).

Ketika Yosua dan pasukannya yang akan masuk dan merebut Tanah Perjanjian yang telah dijanjikan oleh Allah pada waktu mereka masih di Mesir, maka Tuhan berjanji akan membuat musuh-musuh Yosua tidak dapat bertahan menghadapinya, karena penyertaan Tuhan sepanjang peperangan demi untuk mengambil alih apa yang telah Tuhan janjikan, yaitu Tanah Perjanjian – tanah yang berkelimpahan susu dan madu, suatu kehidupan yang mengalami berkat kelimpahan Tuhan. Apa yang terjadi kemudian dalam seri peperangan Yosua untuk merebut dan menduduki Tanah Perjanjian, kemudian ia nyatakan dalam Yosua 21:45 “Dari segala yang baik yang dijanjikan Tuhan kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi.”

Kemenangan peperangan rohani juga melibatkan para pasukan yang berperang, dan kriteria kehidupan serta karakter pasukan tersebut, agar apa yang sudah Tuhan janjikan bagi umat-Nya kita dapat merebutnya. Peperangan rohani meliputi mengambil alih dan menghancurkan kubu-kubu pertahanan musuh, dan untuk itu kehidupan, karakter dan mentalitas pemenang harus dimiliki oleh anak-anak Tuhan. Janji Tuhan Yesus buat kita hari-hari ini adalah Pemulihan Seutuhnya, entering the next level, mujizat, penuaian 1 milyar jiwa, mengembang kekanan dan kekiri, memberi dampak yang luas bagi Kerajaan Allah.

Yosua adalah pemimpin yang Tuhan percayakan untuk menggantikan Musa dengan tugas membawa orang Israel untuk merebut, mengalahkan, menduduki dan memiliki serta hidup di Tanah Perjanjian. Jika kita cermati, pasukan yang dibawa oleh Yosua untuk merebut dan mengambil alih Tanah Perjanjian bukanlah mereka-mereka yang lahir di Mesir, tetapi yang lahir di Padang Gurun. Mengingat peperangan yang akan dihadapi adalah peperangan yang dahsyat dengan musuh-musuh penduduk Kanaan dengan kriteria manusia yang besar-besar, raksasa, pemakan manusia, sulit untuk dikalahkan, maka dibutuhkan pasukan dengan kualitas yang memenuhi standar, seperti kehidupan dari pemimpinnya yaitu Yosua.

Ada beberapa kriteria yang dimiliki oleh Yosua yang menjadikan Yosua dipercayai oleh Tuhan untuk menggantikan Musa:

1.  Hidup dalam Ketaatan
Ketaatan adalah suatu sikap yang mutlak harus dimiliki oleh pasukan guna memenangkan peperangan rohani. Didalam Keluaran 17:10 dikatakan bahwa, “Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek.....“ Dalam ayat ini jelas didalamnya terdapat karakteristik ketaatan, yaitu melakukan seperti apa yang dikatakan Musa, konteks pada masa itu orang Israel yang baru meninggalkan Mesir harus menghadapi peperangan. Musa memerintahkan Yosua untuk memimpin pasukan dan berperang melawan Amalek, dan ia sendiri ada di atas bukit untuk mengangkat tangan kepada Tuhan dalam doanya.
Yosua menunjukkan ketaatannya dengan sepenuh hati. Sikap seperti ini harus ada dalam kehidupan kita dalam memasuki peperangan rohani, yang terutama taat kepada Allah.

Taat tanpa bertanya dan mempertanyakan segala sesuatunya, Yosua mengambil keputusan untuk taat melakukan apa yang diperintahkan Musa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia;  kata taat diartikan sebagai: senantiasa tunduk atau patuh. Kata tunduk ini menjadi penting dalam area peperangan rohani, karena tunduk ini merupakan senjata yang ampuh untuk  mengalahkan musuh kita iblis, seperti yang terdapat dalam Yakobus 4:7, “Karena itu tunduklah kepada Allah dan lawanlah Iblis....“ Kata tunduk kepada Allah memberikan makna tentang ketaatan yang sepenuh hati. Hidup dalam ketaatan terhadap perintah Firman Tuhan menjadi hal yang mutlak dalam kehidupan pasukan yang memenangkan peperangan rohani.

Dalam Ibrani 13:17 dikatakan, “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka yang berjaga-jaga atas jiwamu.....“ Ketaatan terhadap pemimpin rohani juga menjadi bagian kehidupan yang penting untuk memenangkan peperangan rohani. Kedisiplinan dan penundukan diri terhadap visi yang Tuhan berikan kepada pemimpin. Jadi setiap pasukan harus tunduk dan patuh terhadap Allah melalui kebenaran Firman Tuhan; serta kepada pemimpin rohani yang menerima mandat dari Tuhan untuk merebut dan mengambil alih apa yang telah Tuhan janjikan bagi kita.

2.  Tidak Terlibat dengan Dosa dalam Generasinya
Hidup dalam kekudusan, kesucian dan kesalehan menjadi unsur yang penting guna memenangkan peperangan rohani. Dosa menjalar dengan sangat cepat dan mempengaruhi berbagai kalangan, usia, strata pendidikan dan sosial masyarakat;  baik di perkotaan maupun di daerah-daerah. Jenis dan kualitas dosa dan kejahatan makin meningkat dari pembunuhan, mutilasi, pemerkosaan, korupsi, narkoba, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap anak, pelecehan seksual  dan tindak kejahatan dalam berbagai pekerjaan dan usaha. Pasukan yang akan memenangkan peperangan harus hidup dengan tidak melibatkan diri terhadap dosa-dosa yang menguasai kehidupan masa kini. Yosua menjadi pribadi yang tidak melibatkan diri dengan dosa dalam generasinya, Keluaran 32:17-18, “Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, dan Yosua berpikir itu suara sorak peperangan, tetapi Musa mengatakan bukan suara kemenangan atau kekalahan dalam peperangan tetapi nyanyian berbalas-balasan,“ yang akhirnya diketahui itu suara orang-orang Israel yang sedang menyembah Patung Lembu Emas yang mereka buat sebagai pemujaan.

Dalam peristiwa ini, Tuhan memerintahkan Musa untuk naik ke gunung Sinai selama 40 hari untuk menerima kedua Loh Batu yang berisi 10 Perintah Allah, dan Yosua sebagai abdinya dengan setia mengiring, menunggui Musa di bukit sampai Musa turun dari Gunung Sinai. Jelaslah disini terlihat bahwa Yosua tidak terlibat dengan dosa yang sedang dilakukan oleh orang-orang Israel dalam penyembahan berhala. Dalam Lukas 4:13 dikatakan, “Ketika iblis tidak berhasil mencobai Yesus, maka ia menunggu waktu yang baik....”  Ayat ini mengingatkan kepada kita untuk senantiasa berjaga-jaga dan melawan setiap godaan, tipu daya iblis dalam kehidupan kita. Dalam I Petrus 5:8, dinyatakan,“Sadarlah dan berjaga-jagalah.....” Kata sadar (bhs Yunani: nepho) artinya “berpikiran sehat“ dalam melawan setiap godaan iblis. Olehnya kita harus penuh dengan Firman Tuhan, renungkan Firman Tuhan, perkatakan Firman Tuhan dan hidupilah Firman Tuhan, agar perjalanan kita  berhasil dan beruntung.

3.  Kesukaannya Hadirat Tuhan
Salah satu yang menonjol dalam kehidupan para tokoh-tokoh Alkitab adalah kehidupan yang dekat / intim dengan Tuhan, mereka konsisten dalam membangun hubungan dengan Tuhan. Daud membiasakan dirinya untuk 7 kali sehari memuji dan menyembah Tuhan, Daniel sudah terbiasa dengan 3 kali sehari berdoa, memuji dan menyembah Tuhan, Yesaya bangun setiap pagi untuk menjumpai Tuhannya. Dalam Keluaran 33:7 dan 11 dikatakan: “Sesudah itu Musa mengambil kemah dan membentangkannya di luar perkemahan, jauh dari perkemahan dan menamainya Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari Tuhan, keluarlah ia pergi ke Kemah Pertemuan yang diluar perkemahan.”

Musa diperintahkan membuat Kemah Pertemuan yang disebut juga Tabernakel Musa yang terdiri dari tiga bagian, Halaman, Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus. Di dalam ruang Maha Kudus terdapat Tabut Perjanjian tempat kehadiran Allah, di mana siang hari ada tiang Awan dan di malam hari ada Tiang Api sebagai kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya.

Ayat 11, “Dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua Bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.” Yosua memiliki kesukaan tinggal dalam Kemah Pertemuan, yaitu Kemah tempat Kehadiran Tuhan. Ditengah-tengah kesibukannya, ia tetap melakukan hal itu sebagai prioritas dalam hidupnya. Pasukan yang akan memenangkan peperangan adalah pasukan yang akrab dengan hadirat Allah, hidup dalam keintiman. Keintiman membuat pengurapan terus mengalir kedalam bejana hidup kita, karena itu jangan sampai kita kehilangan kehausan dan kerinduan akan hadirat-Nya. Semakin banyak duduk diam di bawah kaki Tuhan akan meningkatkan kepekaan dalam roh kita. Kepekaan dibutuhkan untuk menerima tuntunan, rhema dan strategi yang tepat dari Allah untuk memenangkan peperangan rohani. Ketika dalam hadirat Allah; naikkanlah doa seperti Musa: “Tuhan kami tidak akan bergerak kalau Engkau tidak berjalan di depanku.....”

4.  Memiliki Iman yang Teguh
Pasukan yang memenangkan peperangan rohani harus memiliki iman yang kokoh berdasarkan kebenaran firman Tuhan. Yosua dan Kaleb adalah pribadi yang memiliki iman yang teruji, terbukti didalam Bilangan 13:27-32, di mana ada 12 pengintai yang diutus oleh Musa untuk melihat dan memberikan laporan berkenaan dengan semua hal yang ada di tanah Kanaan. Setelah 40 hari mereka kembali dan melaporkan apapun keadaan yang ada disana dengan membawa hasil bumi dan buah-buahan yang ditunjukkan kepada Musa. Para pengintai terpecah dalam dua kelompok pada waktu memberikan keputusan untuk terus menyerang atau mundur dan kembali ke Mesir. Kaleb dan Yosua oleh karena imannya yang berdasarkan akan janji Tuhan dan melihat kesanggupan Allahnya untuk mengalahkan orang-orang raksasa di Kanaan, meminta supaya Musa untuk maju dan menduduki serta mengambil alih Tanah Kanaan, tetapi yang sepuluh orang bersikeras untuk tidak melanjutkan peperangan dan ingin kembali ke Mesir. Pasukan yang memenangkan peperangan yang dahsyat terhadap kuasa kegelapan adalah pasukan yang memliki iman yang kuat karena berdasarkan firman Allah yang dijanjikan, sekalipun menghadapi musuh yang besar dan kuat tetapi iman kita berlandaskan akan kesanggupan Allah yang mampu menggenapi apa yang difirmankannya. Bagian kita percaya dan bergerak untuk menghancurkan kubu-kubu musuh karena ada Allah yang menyertai kita.

5.  Penuh dengan Roh Kudus
Dalam Bilangan 27:18, “Lalu TUHAN berfirman kepada Musa: “Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh Roh, letakkan tanganmu atasnya.” Yosua adalah pribadi yang penuh dengan Roh Allah. Prioritas dalam hidupnya adalah tunduk dan takluk kepada pimpinan Roh Kudus. Ini sangat berguna dalam peperangan untuk merebut janji-janji Tuhan yaitu Tanah Perjanjian; seperti yang diperintahkan oleh Paulus dalam Efesus 5 : 18, “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.” Ketika Yesus dalam kehidupan dan pelayanan-Nya dipenuhi oleh Roh Kudus dan Firman Tuhan, maka peperangan Rohani melawan iblis dengan segala tipu dayanya dapat dikalahkan dan dihancurkan siasatnya.

Kelima kriteria dari kehidupan Yosua menolong kita untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi peperangan rohani kita terhadap apa yang sudah Tuhan janjikan. Janji-Nya kepada Yosua juga dapat dinyatakan bagi kita; bahwa Tuhan akan berperang ganti kita, Tuhan menyertai kita, Tuhan tidak akan membiarkan kita dan Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Olehnya, berperanglah sampai terjadinya apa yang Tuhan janjikan bagi kita; pemulihan seutuhnya, entering the next level, mujizat kreatif dan penuaian jiwa-jiwa yang besar dalam keluarga kita, Cool, gereja dimana kita melayani dan beribadah. (AEN)


Tidak ada komentar:

Translate