KEMERDEKAAN DALAM
KRISTUS
Merdeka atau
Mati
Bulan ini kita
akan memperingati kemerdekaan negara kita yang ke 69 tahun, suatu usia
kemerdekaan yang tidak lagi muda. Kita patut berterima kasih dan bersyukur
kepada para pejuang bangsa, bahkan sebagai warga negara pun kita harus pandai
bersyukur atas segala anugerah dan nikmat yang telah kita peroleh selama ini
terlepas dari kurang atau lebih yang sifatnya relatif. Merdeka bukanlah
kebebasan. Bertindak semau gue bukanlah kemerdekaan. Masalah kita adalah
keinginan untuk bebas dan sukses, dalam arti kata bisa meraih setiap keinginan
kita dengan serba instan. Yang penting hasil, tapi melupakan proses. Baik-buruk
niat, sikap, dan perilaku kita hampir menjadi hal yang tidak penting. Inikah
yang kita impikan dari “kemerdekaan”? Kemerdekaan seperti apakah yang
sebenarnya kita perlukan?
I. MAKNA KEMERDEKAAN
A. Menurut
Dunia
•
Merdeka berarti memiliki kebebasan untuk menjadi apa saja
•
Merdeka berarti tidak terjajah lagi
•
Merdeka berarti memiliki kebebasan, tidak terikat, tidak terbelenggu
•
Merdeka berarti memiliki hak untuk dapat berjalan dengan hukum
dan aturannya sendiri.
Jadi merdeka
menurut dunia ialah memiliki kebebasan untuk menjadi apa kita dengan tidak
terjajah lagi, tidak terikat lagi dan tidak terbelenggu lagi serta dapat
berjalan sesuai dengan hukum dan aturannya sendiri.
B. Menurut Alkitab
Galatia 5:13,
“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah
kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam
dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Kemerdekaan
adalah kesempatan dan kemampuan yang diberikan Tuhan untuk hidup Kudus (tidak
hidup dalam dosa) dan saling melayani. Kemerdekaan harus diisi dengan sebuah tanggung
jawab hidup dalam kekudusan karena kemerdekaan merupakan pintu gerbang
perjalanan rohani yang akan membawa kita pada kesucian, kemurnian dan
kesempurnaan seperti Kristus. Kemerdekaan seperti itu juga mengandung sebuah
tanggung jawab pelayanan terhadap jiwa-jiwa yg terhilang.
Pada masa
penjajahan dulu pahlawan-pahlawan kita selalu berteriak “Merdeka atau
Mati.” Kalau
kita menarik slogan “merdeka
atau mati” tersebut
ke dalam hal rohani, kata-kata merdeka atau mati mempunyai makna yang sangat
penting dalam kehidupan kekristenan kita.
• Roma 3:23,
“Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan Kemuliaan
Allah.”
• Mazmur
51:7, “Dalam kesalahan aku diperanakan, dalam dosa aku dikandung.”
Artinya hidup
kita ini telah dijajah, terikat dan terbelenggu oleh dosa, sehingga hidup kita
tidak mengalami suatu kemerdekaan, kita kehilangan makna kemerdekaan itu dan
tidak bisa menikmati kemerdekaan yang Tuhan Yesus berikan kepada kita.
Pertanyaannya adalah apakah kita benar-benar sudah merdeka?
II. CIRI-CIRI ORANG
YANG BELUM MERDEKA
1.
Diperhamba Oleh Dosa
Roma 6:17,
“Tetapi syukurlah kepada Allah dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang
kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan
kepadamu.”
•
Menjadi hamba dosa, diperbudak oleh dosa dan hidup dalam kecemaran.
• Setiap
orang yang masih hidup dalam dosa, ia adalah hamba dosa, dia masih terjajah
oleh dosa dan terpenjara oleh dosa.
• Dosa
memenjarakan manusia dalam situasi kehidupan yang tanpa arti dan penuh
ketidak pastian
• Dosa
membuat manusia takut, kecewa, putus asa, khawatir, ketika kita diperbudak
oleh dosa, kita akan mengalami kekecewaan, keputus-asaan dan kekhawatiran.
2. Tidak
Dapat Menjaga Hatinya
Amsal 4:23,
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar
kehidupan.”
•
Hidupnya penuh kebencian, iri hati, dengki, dendam, amarah.
•
Hidupnya tidak mau mengampuni, egois, maunya menang sendiri
Adalah suatu
kerugian karena hidupnya terbelenggu oleh kebencian tidak mau mengampuni, egois
dan menang sendiri. Bagaimana hatimu begitulah hidupmu, bagaimana hatimu
begitulah perkataanmu karena apa yang diucapkan mulut meluap dari hati. Jagalah
hatimu supaya tidak ternoda dan tidak membuatmu berdosa.
3. Kurang
Mengucap Syukur
1 Tesalonika
5:18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah
di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
•
Hidupnya penuh persungutan
• Bangsa
Israel bersungut-sungut 40 Tahun dalam padang gurun
Artinya selama
kita bersungut-sungut, selama itu pula kita berada dalam padang gurun, dalam
permasalahan, dalam pergumulan.
III. RAHASIA UNTUK MENGALAMI
KEMERDEKAAN
1. Menjauhi
Doa
Kejadian 39:12,
“Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: “Marilah tidur dengan
aku.” Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke
luar.“ Orang
yang merdeka adalah orang yang sanggup menolak dosa, sanggup lari dari dosa dan
jijik dengan dosa.
2
Korintus 5:17, “Tinggalkan dosa, manusia lama sudah berlalu yang baru sudah
datang sehingga kita tidak lagi menjadi hamba dosa. Jangan diam dalam dosa tapi
berlarilah menjauh. Tinggalkan dosa dan mendekatlah kepada Allah.” Kemerdekaan
orang Kristen ketika orang Kristen tersebut hidup dalam kekudusan dan tidak
mencemari dirinya dengan dosa.
2.
Menghasilkan Buah Roh
Galatia 5:
22-23, “Tetapi Buah Roh ialah Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran,
Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemah lembutan, Penguasaan Diri. Tidak ada
hukum yang menentang hal-hal itu.” Hidup dalam Roh, Hidup yang dipimpin
oleh Allah. Roh Allah yang memberi hidup telah memerdekakan kita dalam Kristus
Yesus dari hukum dosa dan hukum maut, karena keinginan daging adalah maut,
tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Kita tidak akan hidup
dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kita.
Tetapi jika kita tidak memiliki Roh Kristus, kita bukan milik Kristus. Tetapi
jika Kristus ada di dalam kita, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh
adalah kehidupan oleh karena Kebenaran dan Kebenaran itu yang memerdekakan
kita. Kemerdekaan orang Kristen adalah ketika orang Kristen tersebut manunggal
dengan Tuhan Yesus.
3.
Bersukacita Dalam Segala Keadaan
Realita hidup
ini adalah sulit, Tuhan tidak pernah menjanjikan kepada kita bahwa kita bebas
dari masalah, walaupun kita orang percaya tapi tidaklah otomatis kita bebas
dari masalah. Hidup ini adalah pertandingan dan dalam pertandingan selalu ada
kalah dan menang. Hidup ini adalah sebuah pergumulan. Tetapi dalam pergumulan
ini kita harus tampil sebagai Pemenang dan lebih dari Pemenang. Tuhan
mengajarkan kepada kita agar kita tetap bersukacita di tengah badai hidup.
Habakuk 3:17-18,
“Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon
zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan,
kambing domba terhalau dari kurungan dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
namun akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan
aku.”
Di tengah badai pergumulannya dia tetap bersukacita dan bersorak-sorak.
Bersukacitalah dalam segala hal. Hadapi realita hidup ini dengan sukacita
karena tanda orang merdeka adalah bersukacita dan bersorak-sorak. Ketika kita
bersukacita, yang terjadi adalah: Allah bergirang, Allah bersorak-sorak,
sukacita yang dari Allah turun dan membaharui hati kita, Zefanya 3:17. (IP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar