Mengimplementasikan Kuasa Tuhan

Kita mengerti bahwa hidup ini bukanlah sebuah kebetulan tetapi sebuah ketentuan. Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya, dan kehendak Tuhan khususnya atas Indonesia adalah Transformasi. Untuk melakukan kehendak Tuhan kita perlu kuasa dan kuasa itu hanya kita bisa peroleh dari Tuhan, seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus: “..sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa“  Yohanes 15:5.

Dalam hal itu, kita harus belajar mengenal kekuasaan, dan orang yang Tuhan pakai untuk mewakili-Nya. Ketika kita datang kesuatu tempat, sikap kita harus seperti perwira yang berkata kepada Tuhan Yesus:
 “Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit."(Matius 8:9). Perwira tersebut adalah orang yang sungguh mengenal kekuasaan dia bisa taat kepada kekuasaan, juga mengetahui bagaimana menjadi wakil kekuasaan.
   
 
Jika seseorang tidak mau berada di bawah wakil kekuasaan Tuhan maka dia akan berada di luar sistem pengaturan Tuhan atas seluruh alam semesta dan dia tidak bisa bersatu dengan anak-anak Allah lainnya; dan  dengan demikian dia tidak bisa terlibat dalam pekerjaan yang akan Tuhan rampungkan di atas bumi. Biasanya orang suka menilai sebelum  memutuskan untuk taat kepada seseorang yang sedang menjalankan kekuasaan Tuhan disuatu tempat.

Orang yang tidak menyentuh ‘penguasa’ dan  tidak mampu taat kepada kekuasaan tidak akan bisa menjadi wakil kekuasaan. Orang yang menjadi wakil kekuasaan harus ingat bahwa tidak ada kekuasaan yang tidak berasal dari Tuhan (Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! – Roma 11:36). Hanya kekuasaan yang berasal dari Tuhan yang bisa membuat orang lain taat didalam cara yang benar.


Dasar untuk menjadi wakil kekuasaan Tuhan
 

1. Kebangkitan
 
“Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah” (Kolose 3:3).
 
Kekuatan  Tuhan  tidak  terekspresi  pada  penciptaan  melainkan  pada  kebangkitan, sebab ketika kekuatan Tuhan terekspresi pada penciptaan sebelumnya tidak perlu ada kematian, tetapi ketika kekuatan Tuhan terekspresi pada kebangkitan sebelumnya perlu ada kematian.

Kebangkitan adalah hal yang tidak alamiah, tidak berasal dari diri sendiri, tidak berdasarkan kemampuan diri sendiri. Kebangkitan menunjukkan hal-hal yang berasal dari Allah. Ketika Yesus bangkit dari kematian, kuasa supranatural-Nya semakin nyata sehingga membuat  murid-murid-Nya  berbalik  menjadi  begitu  radikal  didalam memberitakan Injil.

2. Melayani Tuhan
 
“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani…“ (Markus 10:45).

Kebangkitan adalah hal yang esensial didalam melayani Tuhan. Orang yang melayani Tuhan adalah seorang yang telah mati dari cara hidup manusia lamanya dan bangkit kembali dengan mengenakan manusia baru.
 

Di dalam Injil Matius ada tertulis bahwa pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada Tuhan Yesus;
 “Tuhan, Tuhan bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?“ Mereka adalah orang-orang yang sudah terjun di dalam pelayanan, namun Tuhan Yesus berkata, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!“

Mengapa demikian? Karena mereka tidak mematikan keinginannya sendiri sehingga tidak melakukan kehendak Bapa, sedangkan Yesus berkata:
 “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk kedalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga“ (Matius 7:21-23). 

Kekuasaan seseorang berdasarkan pelayanannya,  dan pelayanan seseorang berdasarkan kebangkitan.  Jadi kalau tidak ada kebangkitan maka tidak ada pelayanan yang sejati,  dan kalau tidak ada pelayanan maka tidak ada kekuasaan atau otoritas.

2. Taat Kepada Otoritas
Daud adalah raja kedua yang diangkat oleh Tuhan, sebelum Daud sudah ada Saul yang diangkat oleh Allah menjadi raja. Daud adalah orang yang diurapi Tuhan untuk menjalankan kuasa Allah atas kerajaan Israel. Saul adalah wakil kekuasaan yang sebelumnya sudah diurapi namun kemudian ditolak Tuhan. Kini Roh Tuhan sudah meninggalkan Saul tetapi dia masih duduk di takhtanya.
 

Daud sudah diurapi untuk menjadi raja, tetapi Saul belum turun tahta. Sikap dan ketaatan Daud kepada kekuasaan dengan tidak mendirikan kekuasaannya sendiri, menjadikan dirinya orang yang berkenan di hati Tuhan, dan dikemudian hari dia bisa menjadi wakil. Sebagai wakil kekuasaan Tuhan , seseorang itu tidak hanya dipilih oleh Tuhan tetapi juga dipilih oleh gereja, seperti Daud yang diurapi oleh Samuel karena Tuhan memilihnya; lalu orang Yehuda mengurapi Daud karena umat Allah memilihnya (melambangkan pemilihan gereja).
 

Daud adalah orang bisa taat kepada kekuasaan. Ia tidak pernah menyentuh, apalagi merusak kekuasan Saul. Ia menunggu sampai Tuhan sendiri yang mendirikan kekuasaan itu baginya. Orang yang menjadi wakil kekuasaan Tuhan harus belajar untuk tidak mendirikan kekuasaannya sendiri sebaliknya harus mendukung kekuasaan yang di atasnya.


Bukti sebagai wakil kekuasaan Tuhan

Nilai seseorang dihadapan Tuhan adalah bukan sebagaimana manusia melihat dia;  juga bukan sebagaimana ia melihat dirinya sendiri. Nilai seseorang  yang menjadi wakil kekuasaan Tuhan adalah adanya  pewahyuan yang segar dari Tuhan .
Musa adalah contoh wakil kekuasaannya Tuhan. Ia menerima banyak pewahyuan yang segar dari Tuhan.
 Bilangan 12:8: ‘’Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN .... “ 

Untuk melakukan kehendak Allah di manapun kita berada, apakah di dunia bisnis, pemerintahan, agama, keluarga, pendidikan, media, seni / hiburan;  kita perlu pewahyuan dari Tuhan. Bangsa Indonesia sangat memerlukan pewahyuan dari Tuhan sebab,
 “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat ...” Amsal 29:18.

Salah satu pesan penggembalaan yang sering disampaikan oleh Gembala Sidang / Pembina melalui Pastor Message adalah: “Kita diminta untuk menjadi saksi.“ Seorang saksi Kristus adalah wakil kekuasaan Tuhan; jadi mereka adalah  orang-orang  yang  telah  mati   dari   cara   hidup  manusia  lamanya  dan  bergairah  melayani  Tuhan  serta  taat  sepenuhnya  kepada  Tuhan;  dan kepada  otoritas  yang  Tuhan  tempatkan  di atasnya,  sehingga  perkenanan Tuhan turun atasnya dan pewahyuan demi pewahyuan dari Tuhan yang tidak ada habis-habisnya, seperti yang tertulis di dalam
 Habakuk 2:14: “Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan, seperti air yang menutupi dasar laut “ akan terus mengalir didalam kehidupannya.

Ketika kita menjadi wakil kekuasaannya Tuhan, maka pada waktu-Nya akan ada banyak orang akan datang kepada kita dan berkata,
 “Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu,” dan Indonesia akan mengalami Transformasi! Halleluyah!  (FM)

Tidak ada komentar:

Translate