AYIN DALET
 
“Aku tahu segala pekerjaanmu: “Lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.”  (Wahyu 3:8).

Sejak 4 September 2013, secara kalender Ibrani Tahun Ayin Gimel telah berakhir. Kita sekarang berada di musim baru, tahun Ibrani 5774 yang disebut tahun Ayin Dalet. Ayin sendiri berarti 70 dan dalet adalah 4, jadi ayin dalet adalah 74. Kata Ayin sudah dibahas di waktu lalu jadi tidak kita bahas di sini. Kita akan merenungkan berkat Tuhan yang terkandung di dalam makna dalet. Sehingga apa yang Tuhan sediakan bagi kita di tahun Ayin Dalet dapat kita nikmati karena kita menyelaraskan hidup seperti yang Tuhan inginkan.

I. MAKNA DALET
1. DALET= PINTU
Secara harafiah kata “dalet” adalah pintu. Bisa pintu rumah ataupun pintu tenda. Karena itu secara rohani makna dalet  adalah: MEMBAWA KITA KEPADA peluang: pintu yang terbuka untuk kita lewati sehingga berpindah dari masa yang selama ini kita tempuh, pindah kepada musim baru, dalam kemenangan baru dan kelimpahan di tempat baru. Kita bergerak maju untuk mencapai tujuan Tuhan atas hidup kita. Ketika kita melewati pintu yang dibukakan, kita beralih dari keadaan yang selama ini kita berada, masuk kepada suatu keadaan yang baru; yang berbeda. Kita bergerak maju lebih jauh meraih hal-hal baru bersama Tuhan menuju “Tujuan Illahi [devine destiny)” kita.

Melangkah melewati pintu bisa berarti dua jurusan yang berbalikan arah. Dari luar masuk ke dalam, atau dari dalam melangkah keluar. Dalam contoh yang dialami Umat Israel, ketika mengalami dalet sesuatu berubah dengan radikal. Dalet membuat mereka mendapatkan pintu keluar, setelah 400 berada di dalam perbudakan Firaun di Mesir. Ketika dalet terjadi, melalui kehadiran Musa dengan waktu yang singkat mereka keluar dan merdeka dari perbudakan. Dalet membuat mereka keluar dari masalah. Demikian juga dalam meraih Negeri Perjanjian. Ketika dalet tiba, dimulailah perjalanan 40 tahun berputar-putar di padang gurun akibat pemberontakan umat, lalu Yosua merobohkan benteng Yerikho dan membawa Israel masuk dan mewarisi Tanah Perjanjian. Dalet membuat mereka masuk kepada apa yang Tuhan sudah sediakan. Beralih dari kegersangan hidup di padang gurun, masuk ke dalam kelimpahan di negeri perjanjian.

2.  DALET = RENDAH HATI
Makna lain dari “Dalet” juga memiliki arti rendah hati atau hati yang miskin di hadapan Tuhan. Inilah waktunya untuk kita dibangun menjadi orang yang berkarakter rendah hati dan memiliki hati yang miskin di hadapan Tuhan. Artinya, apapun yang kita alami, kita datang kepada Tuhan dengan rendah hati. Dengan kerendahan hati seperti yang Tuhan inginkan atas kita, maka kita akan berjumpa dengan pintu anugerah yang dibukakan. Manifestasi dalet akan dialami nyata oleh orang-orang yang memiliki hati yang miskin di hadapan Tuhan.

II. GAMBARAN DALET
Mazmur 66 adalah gambaran pengalaman melewati dalet: “Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah. Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak. Engkau telah membawa kami ke dalam jaring, mengenakan beban pada pinggang kami; Engkau telah membiarkan orang-orang melintasi kepala kami, kami telah menempuh api dan air;  tetapi Engkau telah mengeluarkan kami sehingga bebas.” (Mazmur 66:8-12, TB).

Dalam terjemahan bahasa Inggris ada penegasan yang lebih nyata, bukan hanya bebas, melainkan  berpindah ke tempat makmur/melimpah: “For thou, O God, hast proved us: thou hast tried us, as silver is tried. Thou broughtest us into the net; thou laidst affliction upon our loins. Thou hast caused men to ride over our heads; we went through fire and through water: but thou broughtest us out into a wealthy place.” (Psalms 66:10-12, KJV).
III. CONTOH ORANG YANG MENGALAMI DALET
1.  Abraham
Setelah berjalan 10 tahun menantikan janji Allah yang akan menjadikannya sebagai bapa banyak bangsa, di usia 85 tahun Abram lelah dan patah semangat dengan kenyataan yang dia lihat. Dia menyimpulkan Allah tidak akan memberikan anak kandung kepadanya. Dia dikuasai oleh kenyataan alamiahnya, bahwa istrinya dan dirinya sudah terlalu tua untuk bisa mengalami apa yang Allah janjikan. Namun Tuhan membawanya ke dalam pengalaman dalet. “Abram menjawab: “Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu.” Lagi kata Abram: “Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku.” (Kejadian 15:2,3).

Setelah menanti dan menanti, keadaan semakin tua dan menjadi terbiasa dengan fakta di depan mata, dia kehabisan tenaga untuk mengharapkan akan memiliki anak kandung. Ketika Abram berada di dalam kemahnya, dia terkungkung oleh kenyataan bahwa dirinya dan istrinya mandul, sudah tua dan layu menutupi harapan yang pernah hidup di hatinya. Tetapi Tuhan membawa Abram keluar melewati pintu tenda. Inilah dalet yang terbuka, pintu tenda yang dilewati Abram. Ketika Abram melangkah keluar melewati dalet, ia berubah menjadi orang yang memandang ke “atas” yang dapat “melihat bintang” dan mendapatkan kepastian Allah. “Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” (Kejadian 15:5). Keraguannya terhapus. Pintu yang Tuhan bukakan membuat Abram berpindah dari mandul tidak punya harapan, menjadi bapa orang beriman, bapa banyak bangsa. Abraham percaya dengan apa yang Tuhan katakan setelah melihat bintang di langit, dan hal itu diperhitungkan Tuhan sebagai kebenaran bagi Abraham.
Selanjutnya, menjelang Sara akan hamil, sekali lagi Tuhan menyatakan firman-Nya saat Abram di usia 99 tahun (Kejadian 17:1). Ketika Tuhan menyatakan diri kepada Abram “AKU-lah EL SHADAI [Allah yang Maha Kuasa]”, Dia melatih dan membangun Abram menjadi seorang yang naik level kepada kuasa membalikkan keadaan dari yang tidak mungkin menjadi mujizat. Dari kematian benih seorang laki-laki karena sudah sangat tua, bangkit menjadi benih baru dan segar, sehingga membuahkan keturunan. Nama Abram diubah Tuhan jadi Abraham [bapa banyak bangsa], dan nama Sarai diubah menjadi Sarah [ibu bangsa-bangsa].

Bagi kita hari ini, hal itu sesungguhnya adalah kuasa Kebangkitan Tuhan Yesus. Kebangkitan Yesus dari kematian mewariskan kuasa kebangkitan kepada kita. Kuasa kebangkitan-Nya membuat apa yang telah mati dari kita dihidupkan lagi. Harapan yang mati, visi yang mati, dan potensi yang mati, di tahun Ayin Dalet akan mengalami dibangkitkan Tuhan. Artinya, setelah tekun berjalan bersama-Nya, selalu tersedia dalet yang akan terbuka di depan kita karena warisan kuasa kebangkitan itu. Untuk melihat kuasa kebangkitan itu nyata, kita harus merelakan untuk dipersatukan dengan kematian Kristus. Itulah masa dimurnikan untuk lepas dari keakuan dan hawa nafsu duniawi. Kematian di area ini menjadi tempat pijakan di hidup kita untuk memanifestasikan kuasa kebangkitan-Nya. Sekarang kita berada di musim kebangkitan itu. Ayin Dalet membawa kita berpindah ke dalam kuasa kebangkitan.

2. Daud                                    
Untuk mengalami dalet, kita juga dapat belajar dari teladan Daud. Daud adalah seorang yang sangat rindu berjalan dalam kebenaran Tuhan. Dia meminta untuk ditunjukkan jalan-jalan Tuhan. Untuk itu butuh kerendahan hati dan hati yang takut akan Tuhan. “Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.” (Mazmur 25:4-5,9). Hanya orang yang berjalan di jalan Tuhan yang akan mengalami Dalet. Ketika menyimpang dari jalan Tuhan, kita tidak akan mengalami pintu yang Tuhan bukakan. Hanya dalet yang terbuka yang akan membuat perkara surgawi dan supernatural menjadi pengalaman kita. Jadi kita harus belajar dari Tuhan dan minta diajari agar kita jadi rendah hati, lembut hati, takut akan Tuhan, dan tekun berjalan di jalan Tuhan. Daud mengalami dalet saat pada posisi yang kritis di Ziklag (1 Samuel 30).

Dalam pelariannya menghindari Saul yang berusaha membunuhnya, Daud terpaksa mengungsi ke Filistin, dan mengabdi kepada raja Filistin. Dia ikut berperang bersama tentara Filistin. Tetapi suatu ketika Filistin akan berperang dengan Israel, raja-raja Filistin mengusir Daud, sebab khawatir Daud akan berkhianat kepada Filistin demi membela Israel. Karena itu Daud dikeluarkan dari pasukan. Setelah ditolak dan disuruh pulang oleh raja-raja Filistin, dia dapati permukimannya di Ziklag hancur. Istri dan anak-anak disandera, seluruh harta dirampok, perumahan hangus. Semua anak buah Daud dalam kemarahan dan kesedihan. Mereka menumpahkan tuduhan kepada Daud sebagai biang malapetaka, dan hendak melempari Daud dengan batu.   (1 Samuel 30:3-6).

Daud kritis, jika dia salah bereaksi bisa menghancurkan dirinya dan menghancurkan banyak orang. Kalau Tuhan tidak membukakan pintu dalet, butuh perjalanan panjang dan harga yang sangat mahal untuk mengalami pemulihan. Pintu dalet yang terbuka membuat Daud merebut kembali semua yang hilang; bukan hanya menaklukkan musuh, malahan menjarah seluruh milik gerombolan Amalek. (1 Samuel 30: 17-20). Apakah yang membuat Daud dapat menjangkau dalet yang terbuka? Dia rendah hati di hadapan Tuhan, dia gigih mencari jawaban Tuhan, percaya bahwa Tuhan sudah menyediakan apa yang dia perlukan, dan terus berjalan di jalan Tuhan. 
(MG)


·   

Tidak ada komentar:

Translate