KHOTBAH
GEMBALA
TAHUN
AYIN DALET
Shalom
Saudara yang dikasihi Tuhan,
Pada
bulan September yang lalu saya banyak berada di luar negeri.
•
Yang
pertama
adalah ke Tanah Perjanjian, di sana saya mendapat kesempatan untuk melayani KKR
di kota Betlehem. Luar biasa, karena selain kami, semua yang hadir adalah
orang-orang Arab. Dan biasanya kalau kita mendengarkan Bahasa Arab, itu adalah
sepupu kita, tetapi pada waktu itu kita mendengarkan orang Arab yang sedang
memuji-muji Tuhan Yesus. Haleluya!
•
Yang
kedua,
saya berada di Amerika, selain menghadiri pertemuan International
Executive Committee
dalam Church of God, juga mengadakan KKR-KKR di banyak
tempat di Amerika Serikat. Dan luar biasa
Tuhan melawat Amerika Serikat.
Semua
yang saya alami itu seperti 1 Korintus 2:9, “Apa yang tidak pernah
dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak
pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka
yang mengasihi Dia.”
Kalau
saya mendapatkan itu berarti saya mewakili kita semua, sebab tanpa kita
bersama-sama tidak mungkin hal itu terjadi. Haleluya!
MAKNA
AYIN DALET
Dari
tanggal 4 September 2013 sampai dengan 24 September 2014, dalam kalender Orang
Yahudi menjadi tahun
5774
yang mereka sebut: Ayin
Dalet (74).
1.
Makna Kata AYIN
Makna
nya adalah ”mata”
yang
berarti :
a.
Mata Tuhan
Mazmur 32:8, “Aku hendak mengajar dan
menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku
hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju
kepadamu.”
Mata
Tuhan senantiasa tertuju kepada kita untuk menuntun kita dan memberikan nasehat
kepada kita.
Dia
rindu untuk memberi tahukan kepada kita; jalan apa yang harus kita tempuh.
b.
Mata Kita
Mazmur 123:2, “…Lihat, seperti mata
para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba
perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang
kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.”
Kalau
Saudara mau dituntun Tuhan, mau dinasehati Tuhan serta mau tahu jalan apa yang
harus kita tempuh, mata kita harus senantiasa tertuju kepada-Nya. Amin!
2.
Makna Kata DALET
Ada
4 (empat) makna kata Dalet , yaitu:
a.
Dalet Bermakna “Orang Yang Miskin”
Matius 5:3, “Berbahagialah orang yang
miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.”
Hari-hari
ini pesan Tuhan, kita diminta untuk ”miskin” di hadapan Allah,
sebab dengan demikian hidup kita akan berbahagia. Miskin di hadapan Tuhan itu
artinya, kita harus datang kepada Tuhan dan berkata,
”Tuhan,
saya tidak bisa apa-apa, saya tidak punya apa-apa. Semuanya itu asalnya
daripada-Mu. Jadi karena
itu,
saya hanya berharap, bergantung, hanya mengandalkan Tuhan.” Kalau Saudara
mempunyai prinsip dan sikap hidup yang seperti itu, Saudara adalah orang yang
berbahagia. Menaruh harap hanya kepada Tuhan dan bergantung hanya kepada Tuhan.
Beberapa
tahun yang lalu dr.
Mariana Songfy
datang dengan sebuah tulisan yang diberikan kepada saya dan berkata, ”Pak Niko, saya
menyelidiki dalam Alkitab tentang penyakit. Di situ saya temukan ada 17 faktor
yang menyebabkan orang itu sakit. Tetapi ternyata saya temukan dari 17 faktor
itu hanya 4 faktor saja yang bisa ditangani oleh dokter”.
Jadi
jelaslah bahwa kita harus mengandalkan Tuhan. Dalam 2 Tawarikh 16:12,
“Pada tahun ketiga puluh sembilan pemerintahannya Asa menderita sakit pada
kakinya yang kemudian menjadi semakin parah. Namun dalam kesakitannya itu ia
tidak mencari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabib-tabib.”
Akibatnya,
setelah itu Raja Asa mati karena penyakitnya ini.
Di
sini artinya bukan kita tidak boleh ke dokter, sebab saya sendiri pun ke dokter
dan dokter saya adalah dr. Janto, seorang dokter yang diurapi oleh Tuhan dan
memang dia juga adalah seorang hamba Tuhan. Sekali lagi, saya tidak anti
dokter, tetapi hari ini Tuhan berbicara kepada kita bahwa kita harus lebih
mengandalkan Tuhan daripada mengandalkan dokter. Amin!
Kita
harus punya pengertian bahwa semua kesembuhan itu datangnya adalah dari DIA!
Dalam pelayanan ”healing” saya banyak melihat
orang-orang yang sudah tidak punya pengharapan, tidak punya uang untuk ke
dokter, justru banyak mengalami mujizat kesembuhan. Mengapa? Sebab mereka tidak
punya jalan lain kecuali hanya mengandalkan Tuhan. Kadang-kadang kita yang
punya banyak fasilitas serta punya pilihan justru salah memilih. Meskipun kita
punya kuasa, punya uang, punya kepandaian dan punya apa saja, marilah kita berjanji,
”Tuhan,
saya hanya mengandalkan Tuhan”. Ini tidak mudah, apalagi di zaman
seperti sekarang dimana dunia menanamkan satu paham, ”Kamu harus
mengandalkan kepada kekuatanmu, kepandaianmu! Bangun itu!”
Kita
memang harus belajar dan menambah ilmu, tetapi kalau itu semua hanya untuk
diandalkan atau akhirnya mengandalkan dirinya sendiri, berhati-hatilah! Hari
ini Tuhan berbicara kepada kita, ”Berbahagialah engkau yang miskin
dihadapan-KU, karena engkaulah yang empunya Kerajaan Sorga”. Amin!
Dalam
kaitannya dengan ulang tahun yang ke-25 gereja kita, saya ingat ketika Tuhan
menyuruh saya datang ke Jakarta untuk membuka gereja, terus-terang ada satu
kegentaran yang luar biasa. Banyak alasannya mengapa saya takut, salah satunya
karena saya tidak punya latar belakang sekolah teologia, sehingga saya tidak
tahu harus berbuat apa nantinya. Namun Tuhan sudah menyuruh!
Mungkin
tidak banyak yang tahu tentang kesaksian saya ini. Dulu sebetulnya dalam hati
saya berkata begini, ”Baiklah
saya taat, saya akan buka gereja tetapi setelah itu saya akan langsung pergi
dan itu akan saya serahkan kepada orang lain”. Tetapi Tuhan cegah
hal ini dan istri saya waktu diberitahu akan pindah ke Jakarta, dialah yang
paling menolak! Apa yang terjadi?
Karena
tidak taat kepada Tuhan, tiba-tiba di kepalanya muncul benjolan-benjolan dan
ini membuat ia ketakutan, tetapi akhirnya kami tahu bahwa kami harus
mengandalkan hanya kepada Tuhan. Malam itu saya ingat kami bergandengan-tangan
dan menangis di hadapan Tuhan, ”Tuhan, kami ini orang bodoh. Kami
tidak punya kemampuan apa-apa, tetapi Engkau suruh dan kami tidak tahu namun
kami mau taat!”
Itulah keputusan kami dan tahukah Saudara apa yang terjadi? Pagi harinya
benjolan-benjolan itu hilang!
Hal
ini juga pernah terjadi pada seorang hamba Tuhan, tetapi benjolannya bukan di
kepala melainkan di payudara istrinya. Mereka sangat kaget dan sudah berpikir
yang macam-macam seperti tumor, tumor ganas, dsb. Tetapi begitu diberitahu oleh
istri saya supaya taat saja dan begitu mereka taat sambil menangis tiba-tiba
benjolan itu hilang! Saya tidak tahu Saudara punya benjolan-benjolan apa,
tetapi sekarang mari Saudara periksa diri, adakah engkau tidak taat terhadap
perintah Tuhan yang terjadi dalam hidup Saudara? Taatilah Tuhan dan bergantung
hanya kepada Tuhan! Mengandalkan hanya kepada Tuhan maka tumor, kankermu akan
sembuh dalam Nama Yesus!
Tanggal
4 September 2013 adalah hari ulang tahun Gereja kita dan juga bertepatan dengan
tahun barunya Orang Yahudi. Jadi tahun ini tahun yang luar biasa! Di Yerusalem,
saya merayakan ulang tahun Gereja kita yang ke-25 tahun di gerejanya Wayne Hilsden dari Gereja King of kings yang merupakan
gereja terbesar di Israel. Beliau juga pernah datang ke SICC 2 atau 3 kali.
Gereja tersebut berkapasitas 600 orang dan pada waktu ibadah tersebut, saya
sempat menoleh ke belakang dan tiba-tiba ada perasaan yang mengejutkan. Lalu
saya memanggil Pak Djohan Handojo, ”Orang-orang Indonesia yang ikut
kebaktian di tempat kita ini ada berapa orang? Sebab ada sesuatu yang Tuhan
bicara kepada saya. Coba tolong dihitung sebentar.” Pak Djohan
menghitung, lalu disampaikan kepada saya, ”Pak, ada sekitar 400 orang!” Mendengar ini saya
terkejut sekali!
Saudara,
angka 400 ini memang bukan angka yang sakral, tetapi setidaknya adalah angka
yang luar biasa. Sebab:
•
Ibadah pertama di gedung Karsa Pemuda dihadiri oleh sekitar 400 orang; dan
setelah 25 tahun;
•
Ibadah pertama di Yerusalem juga dihadiri oleh sekitar 400 orang!
Dan
itu bukan pada hari libur, namun yang datang dari Indonesia ada sekitar 400 orang,
ini sungguh luar biasa karena tidak mudah untuk itu! Dan 400 orang di Indonesia
25 tahun yang lalu dengan 400 orang di Yerusalem kemarin adalah sesuatu yang
berbeda.
Tiba-tiba
Tuhan juga ingatkan saya, ”Pada waktu AKU panggil kamu, kamu AKU pilih untuk menjadi
alat-KU untuk merestorasi Pondok Daud”. Jadi kalau kita merestorasi Pondok
Daud, pasti Gereja ini ada hubungannya dengan Daud. Dan Yesus adalah Anak Daud.
Ketika Daud dipilih menjadi raja oleh Tuhan, dia mengalami proses yang luar
biasa. Dimulai di Gua Adulam, di mana berkumpul keluarganya,
saudara-saudaranya, dan orang-orang yang mengalami kesusahan, yang dikejar ’debt collector’; serta orang-orang
yang sakit hati. Itulah semua yang menjadi pengikut Daud untuk pertama kali dan
jumlahnya 400 orang!
Sekali
lagi angka 400 angka yang luar biasa. Orang Tionghoa paling takut dengan angka
4 yang disebut ”shi” yang berarti ”mati”.
Kalau Saudara lihat di lift tidak ada angka 4-nya, pasti pemilik gedungnya
adalah orang Tionghoa yang belum percaya Tuhan. Tetapi kita justru diberi angka
4 (400) sebagai angka yang diberkati Tuhan. Amin!
Ketika
saya tahu bahwa yang hadir di Yerusalem itu sekitar 400 orang dan dengan
pengertian yang Tuhan berikan kepada saya, di situ tiba-tiba Tuhan bertanya
kepada saya, ”Sekarang
memasuki 25 tahun tahap kedua, pelayanan Gereja ini mau berdampak kepada berapa
orang?”
•
Selama 25 tahun dari 400 orang sekarang jumlah jemaat yang resmi bersama
dengan kita itu lebih dari 250.000 jemaat termasuk anak-anak.
•
Disamping itu kita memiliki networking dengan hampir 8.000 hamba-hamba Tuhan
Garis Depan dengan lebih dari 240 denominasi. Katakanlah paling rendah
jumlahnya masing-masing 30 jemaat, maka jumlahnya menjadi sekitar 250.000
jemaat juga.
Jadi
250.000 + 250.000 jemaat secara bersama-sama adalah 500.000 jemaat dan ini
dampaknya atau gaungnya pasti kepada jutaan orang!
Pada
waktu itu Tuhan juga bertanya kepada saya, ”Kamu sekarang ada di Yerusalem, kamu
harus mengatakan 1 angka kepada-KU. Kamu rindu untuk berdampak kepada berapa
jiwa?” Saat
itu saya langsung berpikir, ”Kalau selama ini dampaknya sudah jutaan jiwa, masa masih
bicara ‘jutaan’ lagi? Saya harus katakan ‘milyar’!” Saya tahu bahwa saya
akan menyebutkan 1 angka tetapi sebetulnya itu merupakan satu nubuatan.
Kemudian dengan tegas saya berkata, ”Tuhan, kami mau berdampak kepada 4
milyar orang!” Kekristenan
di dunia hari-hari ini sekitar 2 milyar, artinya separuh dari yang saya
nubuatkan. Jadi saya percaya setelah ini akan ada penuaian 2 milyar jiwa. Amin!
Saudara,
DNA daripada Gereja ini adalah Pondok Daud. 25 tahun pertama Tuhan memberikan
pengertian Pondok Daud adalah doa, pujian, penyembahan bersama-sama dalam unity
siang dan malam. Itu berbicara tentang keintiman dengan Tuhan dan unity yaitu
saling mengasihi satu dengan yang lain. Tetapi memasuki 25 tahun yang
kedua, Tuhan tambahkan pengertian tersebut menjadi : Prajurit-prajurit
Tuhan yang gagah perkasa yang gaya hidupnya berdoa, memuji dan menyembah Tuhan
dalam unity siang dan malam dan yang melakukan kehendak Bapa pada zaman ini! Siapakah itu? Kita
semua!
Jadi
sekali lagi, Tuhan memanggil saya sebagai alat Tuhan untuk merestorasi Pondok
Daud, artinya dengan Daud kita mempunyai hubungan yang erat. Sekarang saya mau
berbicara tentang Daud. Orang-orang Yahudi percaya bahwa Daud, lahir dan
matinya pada hari raya Pentakosta. Hari raya Pentakosta adalah hari raya orang
Yahudi, tetapi bagi kita hari raya Pentakosta adalah hari pencurahan Roh Kudus
untuk pertama kalinya.
Sejak
tahun 2000, setiap tahun jika saya ke Tanah Perjanjian untuk masuk dalam Jerusalem House of
Prayer for All Nations
dan mengimpartasikan pengurapan kepada banyak bangsa, saya juga selalu disuruh
Tuhan ke
Upper Room
di Bukit Sion – Yerusalem.
Upper
Room
adalah tempat dicurahkannya Roh Kudus yang pertama kali. Letaknya di Bukit Sion
yang adalah kota Daud. Di bawah Upper Room terletak makam Daud.
Sesuai dengan Kisah
Para Rasul 2:29, ketika
Petrus berkotbah, dia berkata, “Saudara-saudara, aku
boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita.
Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini.”
(Sambil
Petrus menunjuk dibawahnya).
Teori
yang sudah lama saya lepaskan dan tidak ada yang menyanggah sampai dengan hari
ini, yaitu saya percaya bahwa Upper Room itu adalah Pondok
Daud. Daud tidak mungkin mau dimakamkan di istananya, melainkan memilih tempat
di mana pernah ada Tabut Allah dan hadirat Tuhan, kemuliaan Tuhan ada di sana
(Pondok Daud). Dan apa yang Tuhan kemudian lakukan? Ternyata pada waktu
pencurahan Roh Kudus yang pertama kali, Tuhan pilih kembali Pondok Daud
tersebut!
Setiap
kali saya ke Israel dalam rangka Jerusalem House of Prayer for All
Nations,
pemimpinnya yaitu Tom
Hess
sejak tahun 2000 selalu memperkenalkan saya sebelum naik ke mimbar kepada ±150
bangsa-bangsa yang datang begini, “Ini adalah orang yang memiliki hati
Daud!” Dan
yang luar biasa tema tahun ini adalah “Receiving The Heart of David”.
Kalau
Saudara mendengar “Pentakosta
yang ke-3”
hari-hari ini, itu adalah suatu istilah baru; yang sekarang mulai ‘ramai’ terdengar, baik di
dalam negeri maupun di luar negeri karena saya lepaskan juga hal itu di luar
negeri. Sejak
Empowered 21
bangsa-bangsa mendengarkan apa yang saya sampaikan tentang Pentakosta yang ke-3
dan mereka menganggap kita yang mencetuskannya. Saya baru mengerti mengapa hal
itu diberikan kepada kita, artinya kita dipakai untuk melepaskan pengertian
tentang Pentakosta yang ke-3, ternyata itu karena kita ada hubungannya dengan
Daud.
Daud
lahir dan matinya adalah pada hari raya Pentakosta, dan itu tentang pencurahan
Roh Kudus. Dalam pelayanan saya, saya selalu menekankan 3 hal, yaitu :
•
Hadirat Tuhan, hadirat Roh Kudus
•
Pengurapan oleh Roh Kudus
•
Bahasa Roh Kudus
Itulah
yang menjadi ciri daripada pelayanan ini selama 25 tahun dan itu berkembang dan
berkembang sampai diakui seperti yang Saudara lihat tadi.
Mungkin
Saudara bertanya, ”Pak
Niko sekarang masih gentar atau tidak; dalam memimpin gereja ini selama 25
tahun? Apakah sudah terbiasa?” Banyak orang mengira bahwa saya sudah
terbiasa dan sudah tidak gemetar memimpin seperti dulu lagi. Saya mau beritahu
Saudara bahwa itu tidak demikian, sebab sampai dengan hari ini saya tetap
gentar dan gemetar. Apalagi kalau sudah menghadapi satu bulan yang baru, di
mana setiap bulan Tuhan memberikan saya tuntunan. Kalau sudah dekat waktunya
dan Tuhan belum memberi tuntunan, saya rasanya tidak tenang dan bertanya-tanya,
”Tuhan,
tuntunannya apa? Tuntunannya apa, Tuhan?” Jadi jangan Saudara mengira saya tidak
gentar, bodoh dan miskin seperti dulu pertama kalinya, melainkan saya tetap
seperti itu.
Saya
ingat Musa pernah berkata, ”Tuhan, kalau Engkau tidak membimbing aku, jangan suruh aku
pergi dan berjalan memimpin bangsa ini!” Itulah yang selama ini saya katakan
kepada Tuhan, ”Kalau
Engkau tidak memberikan visi kepada saya, jangan suruh saya meneruskan gereja
ini, Tuhan. Saya tidak sanggup ... saya tidak sanggup, Tuhan!”
Mungkin
ada di antara Saudara yang memulai satu pekerjaan dengan takut dan gentar serta
bodoh di hadapan Tuhan, ”Saya tidak bisa apa-apa Tuhan tanpa Engkau”. Namun tiba-tiba
perusahaannya mulai berkembang, apa yang dilakukannya semua berhasil.
Sepertinya dengan sendirinya itu semua berhasil, bahkan banyak hamba Tuhan yang
juga merasakan hal yang seperti ini dan pada saat itulah dia lupa seperti apa
yang Musa katakan tadi. Berhati-hatilah! Saudara yang sebagai businessman atau sebagai pelayan
Tuhan, harus tetap gentar! Kalau tidak ada bimbingan Tuhan, semuanya itu akan
hancur. Saya mau katakan di hadapan Tuhan, sampai dengan hari ini saya tetap
lakukan seperti itu. Saya merasa tidak bisa karena saya ini orang bodoh. Saya
bukan lulusan sekolah Alkitab dan ketika disuruh mengajar tentang Pondok Daud,
itu semua Tuhan yang beri! Tetapi sekarang itu semua diakui dan saya hanya
terheran-heran, namun sebelumnya yang dilihat adalah hasilnya dulu yang
berdampak begitu luas. Tidak dibalik! Tidak ada yang mau mengakui atau menerima
teori yang tidak terbukti hasilnya. Saudara, mari kita mengandalkan hanya
kepada Tuhan. Saya tahu ini adalah pesan Tuhan untuk memasuki tahun Ayin Dalet, yaitu mengandalkan
hanya kepada Tuhan!
5
(lima) fenomena seputar Pentakosta ke-3 adalah :
•
Pencurahan Roh Kudus yang luar biasa.
•
3 generasi akan dipakai Tuhan secara luar biasa
•
Goncangan-goncangan terjadi
•
Penuaian jiwa besar-besaran
•
Tuhan Yesus akan segera datang untuk kali yang kedua
b.
Dalet Berarti ”Pintu”
Pintu
yang sejati adalah Tuhan Yesus sendiri. Yohanes 10:9, “Akulah pintu;
barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan
menemukan padang rumput.”
Kalau
Saudara masuk melalui ’pintu’
Tuhan
Yesus, maka Saudara akan selamat dan mendapat berkat yang berkelimpahan. Apakah
Saudara siap untuk menerima berkat Tuhan?
Di
tahun
Ayin Dalet
Tuhan berjanji bahwa pintu-pintu yang tertutup di hadapan Saudara, saatnya
sekarang terbuka dalam Nama Yesus! Saya tahu bahwa ini adalah satu nubuatan
yang pasti digenapi. Siapa yang membukanya? Pasti pintu itu sendiri, yaitu
Tuhan Yesus. Mungkin pintu bisnis, pintu penginjilan, pintu kesembuhan buat
Saudara akan dibuka. Mungkin ada lagi, yaitu pintu jodoh yang kadang-kadang
juga menjadi masalah. Tetapi saya percaya di tahun Ayin Dalet ini, pintu-pintu
untuk mendapat jodoh terbuka dalam Nama Yesus!
Saya
juga percaya pintu
untuk Pentakosta yang ke-3 akan segera dibuka oleh Tuhan! Saya
mendapatkan konfirmasi akan hal ini, yaitu pada waktu KKR di Baltimore -
Amerika baru-baru ini. Yang hadir memang orang-orang Amerika yang ada di sana
sebab sekarang saya memang juga banyak bergerak di antara orang-orang Amerika.
Ada yang luar biasa, yaitu ketika saya mulai mendoakan yang sakit serta
impartasi pengurapan dan saya turun ke bawah, Pak Welyar masih terus di atas
mimbar dan sedang menyembah Tuhan dalam bahasa roh. Tiba-tiba ada seorang ibu
dari Nicaragua menghampiri Pak Welyar dan bertanya, ”Anda bisa bahasa
Spanyol tidak?” Pak
Welyar menjawab, ”Tidak
bisa” ,
tetapi ibu itu lalu berkata, ”Lho, tadi Anda bicara bahasa apa itu, sebab saya tadi
mendengar Anda berbahasa Spanyol dan berkata, ”I worship YOU ... I adore YOU!”
...” Jadi
itulah yang didengar ibu tadi, padahal Pak Welyar tadi menyembah dengan bahasa
roh.
Saudara,
ini persis seperti apa yang terjadi di Pentakosta pertama. Jadi ketika para
rasul itu dipenuhi Roh Kudus, Alkitab berkata bahwa mereka berkata-kata dalam
bahasa seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Jadi tafsirannya bermacam-macam, ada yang berkata bahwa itu bahasa roh, tetapi
ada juga yang berkata itu bukan bahasa roh, tetapi bahasa seperti yang biasa
dikatakan. Mengapa? Karena waktu itu banyak orang yang datang dari pelbagai
daerah yang ketika rasul-rasul itu mengucapkan bahasa yang seperti diberikan
Roh kepada mereka untuk mengatakannya, ternyata mereka mendengar ’bahasa ibu’-nya masing-masing
yang semuanya itu memuliakan Tuhan. Sehingga pada waktu saya mulai pelayanan
saya, saya selalu ’diganjal’
akan
hal ini. Mereka berkata, ”Tidak! Para rasul itu tidak berbahasa roh seperti kamu
tetapi bahasa yang dimengerti!” Tetapi Saudara, saya dari dulu tetap
mengajar bahwa para rasul itu berbahasa roh, namun orang-orang yang mendengar
menangkapnya sebagai ’bahasa
ibu’ masing-masing.
Dan ternyata itu dibuktikan ketika kita sedang menantikan Pentakosta yang ke-3.
Haleluya!
Orang
Nicaragua memang berbahasa
Spanyol, jadi ibu yang dari Nicaragua itu mendatangi Pak Welyar dan bertanya
apakah bisa berbahasa Spanyol. Sebab yang didengarnya Pak Welyar berkata, ”I worship YOU, I
adore YOU...”,
dalam bahasa Spanyol, padahal Pak Welyar sedang berbahasa roh.
Saudara
yang dikasihi Tuhan, pintu-pintu untuk Pentakosta yang ke-3 sudah dibuka dalam
Nama Tuhan Yesus. Amin! Apakah Saudara menginginkan pintu di hadapan Saudara
terbuka? Dengarlah ini syaratnya :
Wahyu 3:7-8, “Dan tuliskanlah kepada
malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang
memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila
Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka. Aku tahu segala pekerjaanmu:
lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh
seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti
firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.”
Dari
7 sidang jemaat dalam kitab Wahyu 2 dan 3 di mana Tuhan memberikan pesan, hanya
pintu untuk jemaat di Filadelfia yang dibuka. Kalau Saudara mau pintu di
hadapan Saudara dibuka, maka Saudara harus seperti jemaat di Filadelfia. Apa
rahasianya? Rahasianya yang juga merupakan kunci bagi kita adalah: Mereka menuruti
Firman Allah dan tekun menantikan Dia, artinya mereka selalu bersiap-siap.
Kalau itu keadaan Saudara hari-hari ini saya percaya Tuhan Yesus akan berkata
kepada Saudara,
“Pintu yang tertutup, terbukalah!” Dan itu akan terjadi. Amin!
c.
Dalet Bermakna ”Telinga”
Kita
diminta untuk berdoa seperti yang tertulis dalam Yesaya 50:4. Saudara harus
berdoa seperti ini, ”Tuhan,
berikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi
semangat baru kepada orang yang letih lesu.” Amin!
Mari
kita periksa diri kita masing-masing, apakah selama ini perkataan kita membuat
orang yang sedang letih lesu tiba-tiba mendapat semangat yang baru? Atau
sebaliknya, membuat orang yang sedang bersemangat tiba-tiba menjadi letih lesu?
Tetapi marilah kita berdoa demikian, ”Tuhan memberikan kita lidah seperti
seorang murid yang dengan perkataan kita dapat memberi semangat baru kepada
orang yang letih lesu. Dan Tuhan, pertajam pendengaranku supaya dapat mendengar
seperti seorang murid!”
Jadi
ketika Saudara mendengar tuntunan Tuhan seperti ini, perhatikanlah dengan
sungguh-sungguh agar Saudara dapat menangkap dan Saudara akan berbahagia karena
akan dituntun oleh Tuhan. Jangan hanya mendengar tetapi tidak dapat mengerti.
Sudah sejak awal tahun saya memberitahu Saudara tentang hal ini, dan saya
sendiri setiap pagi tidak pernah lupa berkata, ”Tuhan, berikan saya
pengertian yang lebih lagi untuk mendengar suara-MU, kepekaan untuk mendengar
suara-MU!”
Itulah yang saya minta hari-hari ini!
Pada
waktu awal tahun saya berada di Hawaii dalam rangka Empowered 21 – Global
Meeting,
di situ saya bertemu dengan Laurence Cunningham, pendiri atau ’bapa’ dari Youth With The
Mission
yang telah berusia 78 tahun tetapi masih sehat. Dia mempunyai pengajaran
tentang mendengar suara Tuhan. Pada akhir dari acara itu saya disuruh Tuhan
datang kepadanya untuk minta didoakan. Dan sejak itu saya merasakan lebih
mengerti karena Tuhan memberikan kepekaan yang lebih lagi. Sekali lagi,
mendengar suara Tuhan adalah suatu hal yang terpenting.
Ketika
Tuhan Yesus datang ke rumah Marta dan Maria, Marta menyambut Tuhan dengan cara
yang lain dimana dia langsung mengepel rumah, mencuci seprei tempat tidur dan
memasak. ”Wah,
Tuhan Yesus kesenangannya apa? ’Rawon’, Soto atau apa?” Marta mulai sibuk
masak, tetapi apa yang dilakukan Maria? Maria hanya duduk di kaki Yesus dan
mendengarkan perkataan-Nya. Lama-kelamaan Marta mulai complain karena dia sudah
berkeringat tidak karu-karuan dan berkata, ”Tuhan, bagaimana ini saudara saya?
Saya sudah berkeringatan seperti ini, banting tulang, tetapi dia enak-enakan,
Tuhan!”
Pikir Marta; Tuhan akan membela dia, tetapi apa yang dikatakan oleh Tuhan
Yesus? Tuhan berkata, ”Marta
... Marta, kamu kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak hal, tetapi hanya
satu saja yang perlu dilakukan, Maria memilih bagian yang terbaik yang tidak
akan diambil daripadanya.”
Mendengar
suara Tuhan itu yang paling penting ketimbang ’ngepel’, masak dan
sebagainya. Bukan berarti Saudara tidak boleh ngepel atau masak, sebab kalau
tidak ada yang melakukan pekerjaan itu juga bagaimana jadinya? Tetapi
masalahnya di sini, adalah mana yang prioritas? Apakah kesibukan-kesibukan itu
lebih penting dari pada mendengar suara Tuhan? Namun Saudara juga tetap harus
melakukan pekerjaan-pekerjaan itu. Amin!
d.
Dalet Bermakna “Menjadi Saksi Yesus”
Saudara
harus menjadi saksi Yesus. Ciri-cirinya adalah: Menjadi
prajurit-prajurit yang gagah perkasa dengan gaya hidup berdoa, memuji dan
menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam dan melakukan kehendak Tuhan pada
zaman ini.
Amin! Kalau Saudara lakukan ini, maka janji Tuhan masuk tahun 2013 yaitu, ”Tahun pemulihan
seutuhnya, Entering the next level, Mujizat yang kreatif masih ada!”, akan Saudara alami.
Amin!
Mujizat
yang kreatif masih ada dan ke depan ini Saudara akan melihat lebih banyak lagi
mujizat yang kreatif. Beberapa waktu yang lalu ada anak laki-laki dari seorang
hamba Tuhan yang dibawa kepada saya. Di leher sebelah kirinya ada bengkak
seperti bisul merah yang sangat besar. Dokter mengatakan bahwa itu bisa tumor
atau kanker dan dokter sudah tidak berani mengambil tindakan. Ketika dia datang
kepada saya, Roh Kudus berkata kepada saya, ”Ini ganas!” Saya lalu hanya
menumpangkan tangan dan berkata, ”Dalam Nama Yesus, mujizat yang kreatif
masih ada. Sembuh!”
Apa yang terjadi? Tidak lama kemudian, bengkak yang seperti gunung, yaitu bisul
yang besar itu tiba-tiba meletus dan keluar semua darahnya dan langsung kempes.
Sekarang anak itu sembuh secara sempurna. Mujizat yang kreatif masih ada.
Haleluya!
Khotbah Pdt. DR. Ir. Niko
Njotorahardjo, Minggu – 6 Oktober 2013 di Senayan.
Khotbah selengkapnya dapat Anda dengar
di kaset khotbah yang tersedia di counter kaset
Tidak ada komentar:
Posting Komentar