CUACA YANG BURUK MENCIPTAKAN KAYU YANG BERMUTU


“Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.“ 
(Ibrani 12 : 11)

Cuaca yang buruk dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman, ladang, rumah bahkan dapat menjadi ancaman bagi manusia, karena cuaca yang buruk menghasilkan angin puting beliung yang mendatangkan bencana dan kesengsaraan bahkan penderitaan bagi manusia, tetapi di dalam sesuatu yang terjadi pasti ada tujuan Allah dibalik itu semua. Jika kita melihat dari sisi yang lain maka kita juga akan mendapatkan bahwa cuaca yang buruk itu juga dapat menciptakan kayu yang bermutu, demikian juga kita harus memahami bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi pada orang percaya tanpa ada tujuan Allah di dalamnya.

Memang tiap-tiap ganjaran yang diberikan tidak mendatangkan sukacita tetapi mendatangkan dukacita, kemudian berikutnya menghasilkan kebenaran dan damai sejahtera kepada mereka yang dilatih olehnya, Allah tidak semena-mena memutuskan dan berbuat sesuatu secara seenaknya terhadap anak-anak-Nya, Dia memiliki tujuan yaitu menjadikan mereka  menjadi pribadi yang bermutu menjadi alat dalam Kerajaan-Nya.

Pohon Cemara Bristlecone adalah pohon cemara yang tertua di dunia, beberapa diantaranya bisa mencapai umur 3000 tahun sampai dengan 4000 tahun. Pada tahun 1957 seorang ilmuwan yang bernama Edmund Schulman menemukan sebatang pohon cemara tersebut dan menamainya Metusaleh, diperkirakan pohon ini sudah ada ketika rakyat Mesir sedang membangun Piramid. Pohon ini tumbuh di atas pegunungan Amerika dengan ketinggian 3050 meter sampai 4500 meter, pohon ini mampu bertahan hidup, bahkan di saat kondisi cuaca dan lingkungan yang sangat buruk sekalipun ia tetap dapat bertahan hidup, di dalam suhu udara yang sangat dingin, lapisan udara yang tipis, angin topan, dan curah hujan yang sangat rendah pun pohon ini tetap dapat bertumbuh. Sebenarnya lingkungan yang ganaslah atau cuaca yang buruk itulah yang menjadi salah satu faktor yang membuat pohon ini mampu bertahan hidup hingga ribuan tahun.

Seperti apa yang disampaikan Bapak Gembala bahwa kita akan mengalami  goncangan-goncangan yang hebat menjelang Pencurahan Roh Kudus di Pentakosta yang ke 3, oleh sebab itu sebagai anak-anak Tuhan kita juga harus memahami maksud dan tujuan Tuhan Yesus mengijinkan goncangan-goncangan yang hebat itu terjadi, Allah pasti memiliki maksud dan rencana yang dahsyat bagi kita. Di bawah ini kita dapat melihat ada beberapa alasan mengapa Tuhan mengijinkan “cuaca yang buruk” dalam kehidupan anak-anak-Nya, yaitu:

1. Menuntun Kita Semakin Intim Dengan Tuhan Yesus
Permasalahan yang Tuhan ijinkan, yang akan membuat kita datang kepada Tuhan sebenarnya mendatangkan kebaikan bagi kita untuk semakin mengenal Dia dan mengerti kehendak-Nya dalam hidup kita. Hosea 4:6, “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah, karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku, dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.“

Ayat di atas menyatakan bahwa manusia yang bertindak dengan menolak untuk lebih lagi mengenal Allah, tetapi Allah memiliki cara supaya manusia berbalik dan mengenal kebaikan-kebaikan-Nya. Kalau kita perhatikan, seringkali setelah mengalami berbagai kemelut angin ribut dan badai kehidupan banyak orang akan berbalik dan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Kalau saja kamar-kamar rumah sakit dapat berbicara dan bersaksi maka mereka akan mengatakan bahwa banyak orang yang sakit di kamar itu yang memutuskan untuk berbalik dan ingin lebih dalam mengenal dan intim dengan Tuhan Yesus.

Kalau saja kamar di rumah-rumah kita dapat bersaksi maka mereka akan memberitahukan bagaimana keluarga-keluarga setelah mengalami goncangan  memutuskan untuk kembali berbalik dan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Peristiwa anak yang bungsu dalam Lukas 15:11-32 memberitahukan kepada kita bagaimana setelah anak bungsu ini jauh dari bapaknya, penderitaan atau kesengsaraanlah yang membuat dia memutuskan untuk kembali kepada bapaknya, hal ini menegaskan bahwa goncangan dapat dipakai oleh Allah untuk membuat kita kembali membangun hubungan yang intim dengan Dia dan untuk semakin mengenal jalan-jalan-Nya.

2. Supaya Kita Bisa Melayani Orang Lain
Penderitaan, pergumulan dan tekanan serta goncangan hebat yang Tuhan ijinkan dapat dipakai oleh Dia sebagai kesempatan supaya kita juga bisa menguatkan, meneguhkan dan meyakinkan, memotivasi dan mengarahkan serta menuntun orang lain untuk kuat dan sabar dalam menghadapi berbagai persoalan, bahwa Tuhan mampu dan sanggup menolong dirinya.

II Timotius 3:11, “Engkau telah ikut menderita karena penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Anthiokia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan melepaskan aku dari padanya.“ Merupakan teks ayat yang menjelaskan apa yang sedang dialami oleh Timotius dalam pelayanannya di kota Efesus. Timotius mengalami penganiayaan dan penderitaan yang ternyata sudah terlebih dahulu dialami oleh Paulus dan Paulus memberitahukan serta menguatkan bahwa Tuhan yang telah melepaskan dirinya adalah  Tuhan yang juga akan melepaskan Timotius.

Hal ini menjelaskan bahwa apa yang kita alami ternyata telah juga dialami, dihadapi dan dikalahkan oleh orang lain karena tangan Tuhan ikut melepaskan  mereka dari pergumulan tersebut, artinya bahwa kita tidak mengalami sesuatu yang baru dan pergumulan itu merupakan hal yang lazim dialami oleh anak-anak Tuhan. Allah mengijinkan persoalan bukan tanpa maksud dan tujuan, tetapi Allah mengijinkan supaya kita dapat menuntun dan melayani orang lain untuk mengenal Allah dengan benar dan sabar menantikan kelepasan dari-Nya. Menjadikan kita semakin rohani dan  semakin kuat dalam iman, kokoh dan bermutu di hadapan Tuhan. Allah akan memakai setiap kemenangan dalam mengatasi “cuaca buruk” kehidupan guna meneguhkan dan meyakinkan orang lain, bahwa Allah yang telah melepaskan dirinya maka Allah yang sama juga mampu melepaskan orang lain.

3. Untuk Mendewasakan Anak-anak-Nya.
Kedewasaan rohani adalah target Allah dalam kehidupan dan perjalanan rohani bagi anak-anak-Nya, di dalam Tuhan ada kebaikan di belakang segala sesuatu yang buruk artinya Allah memiliki rancangan yang terbaik di dalam cuaca kehidupan yang buruk. Oleh karena itu janganlah lelah dengan tantangan, pergumulan dan kesukaran dalam kehidupan sebab itu akan mendewasakan kita.

Ibrani 5:13-14, “Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.“  Kata penting dalam ayat ini adalah makanan keras disajikan untuk orang-orang yang dewasa  guna memiliki pancaindera yang terlatih, makanan keras ibaratnya sesuatu yang nggak enak, pahit, yang tidak diinginkan, tetapi menjadi bagian dari program Allah untuk mendewasakan anak-anak-Nya.

Seperti pohon mangga yang diharapkan oleh pemiliknya dapat menghasilkan buah yang banyak, maka cara-cara tradisional yang dilakukan adalah dengan melukai batang-batang pohon tersebut denga pisau, sekalipun itu menyakitkan bagi pohon mangga tetapi sang pemilik punya rencana untuk melihat dan mendapati pohon mangga itu berbuah lebat.

Allah bisa menggunakan keadaan yang buruk menurut manusia menjadi kebaikan bagi mereka, karena Allah selalu memiliki tujuan, rencana dan ingin menyatakan kemuliaan-Nya di balik masalah-masalah yang terjadi. Oleh sebab itu kita harus memahami bahwa cuaca yang buruk itu menciptakan rohani yang semakin berkualitas dan bermutu bagi hidup kita, maka janganlah merasa putus asa jika sedang disesah sebab Allah akan menolong dan memberikan kelepasan bagi kita. Memang tiap-tiap ganjaran yang diberikan pada mulanya tidak mendatangkan sukacita tetapi dukacita, tetapi berikutnya akan memberikan damai sejahtera dan buah kebenaran dalam hidup kita. (AEN).





Tidak ada komentar:

Translate