PERHATIKAN DENGAN SEKSAMA BAGAIMANA KITA HIDUP


Shalom Saudara yang dikasihi Tuhan, kita sedang memasuki tahun Ayin Dalet (5774), di mana mata Tuhan senantiasa tertuju kepada kita; sesuai dengan Mazmur 32:8. Dia mau mengajar; menunjukkan jalan apa yang harus kita tempuh dan mau memberikan nasehat kepada kita. Tuhan memberikan kepada saya satu kata, ”Saksi!”, artinya kita harus menjadi saksi Yesus. Dalam menanti-nantikan Pentakosta yang ke-3 seperti pada waktu mereka menantikan Pentakosta yang pertama, di mana para murid akan menjadi saksi Yesus; demikian juga Saudara dan saya, Tuhan memberikan pesan, ”Jadi saksi-KU!”. Mari kita baca Efesus 5:15-21, dengan perikop: Hidup Sebagai Anak-anak Terang.

1. Perhatikan Bagaimana Cara Hidup Kita
“Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,…..” Efesus 5:15. Bagaimana kita hidup hari-hari ini akan menentukan apakah kita akan masuk sorga atau masuk neraka! Saya berdoa agar kita semua hidup sebagai orang arif, sebab orang arif akan masuk sorga. Amin! Musa dalam Mazmur 90:12 berdoa, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Biarlah ini menjadi doa kita hari-hari ini, “Tuhan, ajar kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana”. Amin!

2. Sadar Bahwa Hari-hari Ini Jahat
“....dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” Efesus 5:16. Saudara harus tahu bahwa hari-hari ini adalah jahat. Akhir-akhir ini saya selalu diingatkan Tuhan tentang keadaan manusia di akhir zaman. Mari kita baca 2 Timotius 3:1-5 sambil memeriksa keadaan diri kita masing-masing: “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”

Pada waktu membaca ayat di atas kita harus melihat keadaan diri kita. Hari-hari ini adalah jahat, dan ….ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Apakah Saudara merasakan bahwa hari-hari ini masa yang sukar? Benar! Yang menjadikan semua itu adalah manusia, karena manusia mengasihi dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Ini akarnya! Selanjutnya saya paling sedih membaca ayat selanjutnya yang berkata, “Mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih….” Saudara, hati-hati! Mungkin Saudara masih mempunyai orang tua dan terutama juga anak-anak muda. Tuhan Yesus berkata, “Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.” Matius 15:4.
•     “Terkutuklah orang yang memandang rendah ibu dan bapanya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!” Ulangan 27:6
•     Tuhan Yesus pernah mengecam orang Farisi, “Kamu munafik! Demi adat istiadatmu engkau mengabaikan, engkau menghilangkan hukum ini!”  Matius 5:5-6

Pada waktu itu mereka mempunyai satu kebiasaan berdasarkan adat istiadat, yaitu kalau seseorang diperbolehkan untuk berkata kepada orang tuanya, “Waduh, uang untuk memeliharamu sudah saya persembahkan kepada Tuhan!” Padahal Hukum Allah berkata, “Hormatilah ayahmu dan ibumu!”. Tetapi demi adat istiadat mereka seolah-olah memang diajar bahwa nomor 1 Tuhan dan nomor 2 adalah keluarga. Namun bukan begitu aplikasinya, sehingga Tuhan Yesus berkata, “Kamu munafik!” Jadi, kalau ada seseorang yang kalau di gereja berseru-seru, “Haleluya! Haleluya! Saya mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi saya….Haleluya, tetapi tidak menghormati orang tuanya, itu munafik!“ Hati-hati! Saudara yang mempunyai anak, beritahu ini! Hari-hari ini saya betul-betul melihat hal yang seperti itu dan jelas itu adalah penggenapan Firman Tuhan bahwa hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar dan keadaan manusia di akhir zaman adalah seperti itu. Semoga semua anak-anak muda menghormati ayah dan ibunya supaya lanjut umurnya. Amin!

3. Berusaha Mengerti Kehendak Tuhan
 “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.” Efesus 5:17. Saya ingat pada bulan September yang lalu dalam sidang International Executive Council dari Church of God  yang terdiri dari 23 orang; tiba-tiba Tuhan menyuruh saya memperkatakan Efesus 5:17. Pada waktu itu Tommy Smith yang menterjemahkan saya. Saya langsung berkata, “Saya disuruh Tuhan membaca ayat ini, Efesus 5:17 berkata, “Janganlah kamu bodoh,…”. Langsung Tommy Smith menterjemahkan tanpa lihat Alkitab, “Don’t be stupid!...”. Semua para pemimpin yang ada seketika melihat kami dengan tertegun. Tommy Smith lalu merasa seperti salah bicara dan dengan kebingungan mengambil Alkitab dan membukanya. Ternyata di sana tertulis unwise; bukan stupid. Tetapi disitu kami semua mengerti mengapa kepada para pemimpin istilahnya harus ‘stupid’. Karena rupanya hari-hari ini justru ada banyak pemimpin yang kurang mengerti kehendak Tuhan. Setelah itu saya berbicara dengan keras karena Tuhan mengurapi saya untuk berbicara. Untuk Saudara dikatakan, ‘unwise’, namun kepada para pemimpin dikatakan, ‘stupid’. Kita diminta untuk mengerti kehendak Tuhan di akhir zaman.

Bulan yang lalu kita bicara tentang DALET (74) dari AYIN DALET. Dua arti daripada DALET adalah:
• Tentang miskin atau rendah hati di hadapan Tuhan
• Tentang “Pintu”.
Kunci untuk mengerti kehendak Tuhan adalah datang dengan rendah hati di hadapan Tuhan. Kalau Saudara tidak rendah hati di hadapan Tuhan, maka Tuhan tidak akan memberitahu kepada Saudara apa rencana-Nya yang khusus buat Saudara kedepan ini. Kalau Saudara mengerti kehendak Tuhan, maka pintu-pintu yang tertutup selama ini di hadapan Saudara akan dibuka dalam Nama Yesus. Amin! Saudara mungkin berpikir bahwa saya merasa bisa untuk memimpin keluarga besar yang sudah mencapai ± 250.000 jemaat ini. Tidak! Sampai hari ini setiap hari saya selalu datang di hadapan Tuhan dengan gentar. Seperti Musa, saya selalu berkata: “Tuhan, kalau Engkau tidak membimbing aku, jangan suruh kami berjalan, Tuhan. Kalau Engkau tidak memberikan visi-visi apa yang harus saya lakukan dan saya katakan untuk memimpin jemaat-Mu yang begitu besar ini, saya tidak sanggup. Jangan suruh saya berjalan.” Dalam menyampaikan pesan hari ini pun saya dengan gentar di hadapan Tuhan dan bukan biasa saja karena sudah terbiasa. Saudara harus pertahankan seperti itu terus. Di hadapan Tuhan Saudara harus merasa miskin dan bodoh, “Tuhan, tanpa Engkau, saya tidak bisa apa-apa!”. Jangan mengandalkan kekuatan sendiri dan orang lain sebab terkutuklah yang demikian.

Saudara, dalam menanti-nantikan Pentakosta Yang ke-3, saya berdoa agar Saudara semua mengerti apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Pentakosta yang ke-3 meliputi  5 fenomena, yaitu :
a.  Roh Kudus akan dicurahkan dengan luar biasa.
      Bumi akan dipenuhi dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan seperti air yang menutupi dasar laut.
b.  3 generasi akan dipakai Tuhan secara luar biasa.
c.   Goncangan-goncangan akan terjadi.
   Berdoa bagi Indonesia agar ada keamanan dalam Pilkada-pilkada, pemilihan Presiden dan legislatif. “Penglihatan tentang “api” yang membakar kota Jakarta dan kota-kota lainnya, aku tolak! Aku patahkan dalam Nama Yesus!”. Mari kita terus bergandengan-tangan berdoa dan saya percaya Tuhan akan dengar doa-doa kita karena kita berdoa bersama-sama dalam unity.
d.  Penuaian jiwa besar-besaran.
e.   Tuhan Yesus akan segera datang untuk kali yang kedua.

Incredible Prophecy
Chuck Pierce yang pada tahun 2006 pernah bernubuat tentang saya, bersama-sama dengan para nabi yang lain mendapatkan pewahyuan yang disebut dengan “Incredible Prophecy.”  Tuhan memperlihatkan kepada mereka apa yang akan terjadi untuk 3 tahun ke depan, yaitu:
a.   “Kerajaan-kerajaan di bumi akan menjadi Kerajaan-KU”, kata Tuhan.
b.  Pintu-pintu yang tertutup di depan Saudara akan dibuka, kalau Saudara mau bergerak agar pintu- pintu itu dibuka. (Jadi, bukan dengan sendirinya, melainkan kalau Saudara tahu kehendak Tuhan). Kalau kita bergerak sekarang justru dalam 3 tahun mendatang akan mendatangkan keuntungan yang besar. Amin!
c.    Dalam tahun yang ke-3 kerajaan akan melawan kerajaan. Kerajaan-kerajaan dunia akan memasuki konflik    besar, hanya Kerajaan Allah saja yang tidak tergoncangkan.
d.   Penuaian jiwa akan terjadi
e.   Roh-roh jahat yang mengontrol perdagangan-perdagangan ilegal akan dihancurkan
f.    Akan muncul pasukan Tuhan yang menyerbu kerajaan-kerajaan di bumi. Mereka akan membawa keluar apa saja yang diperlukan dan dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah.
g.  Goncangan-goncangan terjadi dari utara ke barat dan ini akan membuat pemimpin-pemimpin akan berlutut. Bahkan pemimpin-pemimpin dengan karakter yang jahat akan memberikan “favor”, perkenanan kepada kita. Amerika Serikat akan digoncang. Kekuatan-kekuatan yang tersembunyi yang mengendalikan negeri itu akan digoncang dan runtuh.
h.  Otoritas yang lebih besar akan diberikan kepada kita untuk mengusir roh-roh jahat. Hari-hari ini saya mengalami peperangan rohani yang dahsyat yang belum pernah saya alami selama hidup saya. Tetapi di balik itu saya lihat penuaian jiwa luar biasa terjadi.
i.    Akan ada kelaparan secara rohani terhadap Firman Tuhan!


4. Penuh Dengan Roh Kudus dan Jangan Mabuk Anggur
“Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,…” Efesus 5:18. Ada ‘trend’ orang Indonesia hari-hari ini, yaitu suka minum anggur. Tetapi janganlah sampai mabuk anggur. Paulus berbicara tentang minum anggur kepada Timotius, tetapi itu hanya sebatas untuk kesehatan dan bukan untuk mabuk-mabukan. Dan sebagai saksi Yesus kita harus menjaga ini. Kalau akhir-akhir ini kita katakan, “Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:6), berarti pertama kita harus penuh Roh Kudus, dan melakukan Firman Tuhan. Amin! Mari kita cek diri kita masing-masing. Tanda-tanda orang yang sudah tidak penuh Roh Kudus adalah:
•  Mulai malas untuk berdoa.
•  Malas membaca Alkitab.
•  Malas membangun keintiman dengan Tuhan.
•  Malas mengutarakan cinta Saudara kepada Tuhan, dan sebagainya.
Tetapi kalau penuh Roh Kudus, Saudara akan bergairah dengan Tuhan.

5. Berkata-kata Dengan Bahasa Yang Baik Kepada Orang Lain
“Dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.” Efesus 5:19. Kalau kita penuh Roh Kudus, maka kita akan berbicara satu dengan yang lain dalam Mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani; dan bukan bahasa caci-maki dan sebagainya. Melainkan bahasa yang biasa terdapat dalam Mazmur, kidung puji-pujian dan nyayian rohani, yaitu saling memuji satu dengan yang lain. Ini penting!
•     “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu   pula engkau akan dihukum.”  (Matius 12:36-37)
•     “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil!  harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.” (Matius 5:22)

“Jahil” itu kira-kira artinya seperti ini, “Goblok, otakmu dimana?” atau “Bodoh!”. Sekali lagi saya ingatkan agar kita berhari-hati dengan ucapan kita sehari-hari. Di Jakarta, orang sering berkata, “Gile lu…”. Ini memang sudah merupakan bahasa pergaulan, sehingga ada yang berkata, “Kalau saya tidak berkata seperti itu, jadinya tidak ‘gaul’. ” Sebenarnya ini sama saja seperti kata-kata tadi, yaitu bahasa kotor yang akhirnya dianggap sebagai bahasa pergaulan. Kadang-kadang karena sudah jadi kebiasaan berkata, “Gile lu…”, ketika marah kepada orang lain; lalu berkata, “Gila Luh Ya!” dan itu lebih dahsyat daripada, ‘goblok’ tadi itu. Kalau ada orang yang berkata seperti itu harus bagaimana? Harus diserahkan ke dalam ‘api’ yang menyala-nyala! Hati-hati!

Tentang pesan ini Tuhan bicara begitu kuat kepada saya. Selama ini kita selalu bicara tentang visi-visi yang saya sampaikan dan tidak pernah menyinggung yang seperti ini, padahal resikonya berbahaya. Setiap kata-kata sia-sia yang diucapkan harus dipertanggung-jawabkan pada hari penghakiman. Dengan ucapanmu engkau dibenarkan, dengan ucapanmu pula engkau akan dihukum! Kalau ada seseorang berkata kepada saudaranya, “Jahil”, yang artinya, “Goblok! Bodoh! Otakmu dimana?!”, itu harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Dulu saya juga seperti itu, yaitu menggunakan bahasa gaul. Saya pikir kalau tidak seperti itu saya kurang pergaulan. Namun lebih baik kurang pergaulan daripada masuk neraka! Anak-anak muda dan mungkin orang tua juga, jangan terbiasa yang seperti itu. Saya sudah menyampaikan hal ini dan saya harap Saudara tidak punya kebiasaan untuk berkata-kata yang demikian. Karena saya selalu berdoa buat Saudara, “Tuhan, biarlah semuanya masuk sorga dan tidak ada yang diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala!”. Amin! Kalau kita penuh Roh Kudus, kita juga akan bersorak dan bernyanyi bagi Tuhan dengan segenap hati. Kadang-kadang ada orang yang menahan-nahan. Bahkan ketika ada yang berseru, “Haleluya!”, dia lalu berkata, “Itu apa ya? Apakah semacam gaya atau apa?”. BUKAN! Tetapi karena penuh Roh Kudus! Saya tidak yakin kalau orang yang penuh Roh Kudus tidak akan bersorak dan bernyanyi dengan segenap hati. Terserah gayanya seperti apa, tetapi tetap akan kelihatan. Memang bukan soal ‘gaya’, tetapi tentang penuh Roh Kudus atau tidak. Kalau kita penuh Roh Kudus, kita akan bersorak dan bernyanyi bagi Tuhan dengan segenap hati.

6. Senantiasa Mengucap Syukur Atas Segala Sesuatu
“Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.” Efesus 5:20, juga: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”  1 Tesalonika 5:18. Mengucap syukur dalam keadaan yang baik, semua orang bisa melakukannya. Tetapi justru dalam segala perkara, yang enak maupun tidak enak, Saudara harus mengucap syukur. Pada waktu Saudara mengucap syukur dalam keadaan yang tidak enak maka akan muncul damai sejahtera dan sukacita. Bukan karena kita mendapatkan apa-apa, tetapi betul-betul Tuhan yang memberikan sukacita sorgawi dan damai sejahtera yang dari Tuhan. Dan itu luar biasa! “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Filipi 4:6, Mungkin ada di antara Saudara yang sedang kuatir. Saudara sudah berdoa dan memohon tetapi belum dijawab Tuhan? Coba hari ini Saudara introspeksi, apakah doa Saudara juga disertai dengan ucapan syukur? Biasanya orang hanya berdoa, “Tuhan, tolong saya..tolong saya…tolong!”, tetapi lupa berkata,“Tuhan, terima kasih. Saya bersyukur kepada-Mu, Tuhan.” Dan saya percaya bahwa Saudara akan lihat nanti seperti apa yang disebutkan dalam Mazmur 37:3-4 terjadi dalam hidup Saudara, yaitu :
• Percaya kepada Tuhan,
• Berbuat baik,
• Diamlah di negeri dan berlakulah setia,
• Bergembiralah karena Tuhan,
   maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. 

Saya ingat bahwa ‘mengucap syukur’ ini adalah satu pengalaman bagi saya yang merupakan titik balik dalam hidup ini. Pada waktu Tuhan memanggil saya menjadi hamba Tuhan, itu dengan cara yang tidak enak. Saya harus bangkrut dan kalau orang Jawa bilang, “Ludes…des..”. ‘Des’ yang pertama artinya habis semua, ‘des’ yang kedua ditambahi hutang. Bayangkan, sudah habis masih ditambahi hutang, mau bayar darimana waktu itu? Tetapi sekarang sudah habis semua hutangnya karena telah dibayar. Pada waktu itu saya sudah tidak tahan, dimana selain bangkrut; jadi Pendeta juga tidak sehingga saya mengalami kesesakan yang luar biasa dan sudah puncaknya, di situ Tuhan berkata kepada saya, “Niko, justru dalam keadaan seperti ini, kamu harus mengucap syukur!”. Saat itulah sambil menangis saya lalu mengambil gitar dan terciptalah lagu, “S’gala puji syukur hanya bagi-Mu, Tuhan. Sebab Kau yang layak dipuja. Kami mau bersorak tinggikan Nama-Mu. Haleluya!”. Dulu, lagu itu dinyanyikan dengan perlahan dan dengan airmata. Tetapi sekarang lagu ini menjadi lagu sukacita; dinyanyikan dengan irama yang cepat dan dengan sorak sorai.

Saya baru pulang dari Jepang dan Jepang mengalami lawatan Tuhan yang belum pernah terjadi di Jepang yang seperti itu. Jumlah hamba-hamba Tuhan yang hadir dan gereja-gereja yang datang itu belum pernah terjadi dalam sejarah Jepang selama ini. Hamba-hamba Tuhan dari Okinawa sampai Sapporo, semuanya datang! Ada sekitar 5.100 orang! Menurut catatan sejarah, yang terbanyak selama ini adalah 3.500 orang, jadi yang baru-baru ini memang belum pernah terjadi. Ada seorang hamba Tuhan senior yang bernama Okuyama yang telah berumur 81 tahun tetapi sehatnya luar biasa. Dia bisa berbahasa Indonesia dan waktu itu dia bersama-sama dengan Pak Petrus Oktavianus, karena memang ada kerjasama. Dia berkata kepada saya, “Pak Niko, lagu Anda di Jepang sangat memberkati. Setiap orang yang namanya Kristen di sini pasti tahu lagu itu!”. Setiap kali saya ke Jepang selalu menyanyikan lagu ini sebab memang mereka selalu meminta lagu itu. Beberapa tahun yang lalu mereka sempat mengira bahwa penggubah lagu tersebut dari China karena mereka mengambil lagu ini dari Taiwan lalu diterjemahkan. Tetapi begitu mereka tahu saya yang menuliskan lagu itu, kita dianggap menjadi ‘bapak’-nya mereka. Sungguh luar biasa! Pada waktu hari terakhir di Jepang, saya yang menutup waktu itu dan saya mendeklarasikan bersama-sama, “Revival untuk Jepang dimulai! Revival untuk Jepang dimulai!”. Lalu terdengar suara gemuruh yang luar biasa! Dan Saudara akan lihat nanti apa yang akan terjadi. Setelah mengucapkan hal itu, begitu pulang saya mendengar di tengah jalan yang namanya badai langsung menuju Tokyo. Goncangan-goncangan terjadi!  Memang demikian yang terjadi, setiap kali saya dari tempat yang mengalami revival, secara tiba-tiba tempat itu digoncang. Namun di tengah-tengah goncangan banyak yang bertobat. Amin!

7. Merendahkan Diri Seorang Kepada Yang Lain
Efesus 5:21, “Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.” Sebagai seorang saksi Yesus kalau kita berkumpul, kita harus saling merendahkan diri. Tetapi umumnya di dunia tidak terjadi yang demikian. Kalau mereka sudah berkumpul masing-masing meninggikan diri. Tetapi sebagai saksi Yesus, kalau kita berkumpul kita akan saling merendahkan diri. Ingatlah, Allah sangat menentang orang yang congkak, tetapi sangat mengasihani orang yang rendah hati! (Yakobus 4:6, 1 Petrus 5:5). Ada beberapa ayat lagi yang menyoroti hal itu:
“Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.” Amsal 18:12
“Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” Amsal 16:18
“Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah
    laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.” Amsal 8:13

Saya berdoa sesuai dengan janji Tuhan yang saya terima; bahwa Saudara akan diberkati extra hari ini! Memang saya tahu sudah Tuhan memberikannya dan karena itu saya mau mengapresiasi Saudara. Tadi Tuhan juga berbicara, “Apresiasi mereka. Mereka dengan susah payah datang ke tempat ini!” Tanggal 2 November yang lalu saya juga dengan susah-payah pergi ke Sentul, tetapi disitu kadang-kadang kita diminta untuk mengucap syukur. Memang ujian dalam mengucap syukur adalah dalam keadaan seperti itu. Tetapi saya tahu bahwa Saudara sudah menang dan akan diberikan berkat yang luar biasa hari ini. Amin!


Khotbah Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo, Minggu – 3 November 2013 di Senayan.
Khotbah selengkapnya dapat Anda dengar di kaset khotbah yang tersedia di counter kaset


Tidak ada komentar:

Translate