MENJADI
ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB
“Demikianlah setiap orang di antara
kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.”
Roma 14:12
“Dan tidak ada satu makhlukpun yang tersembunyi
di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia,
yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” Ibrani 4:13
Melalui
2 ayat di atas yang telah kita baca dan simak bersama-sama maka bahwa sebagai
Pengikut Kristus kita, pribadi lepas pribadi bertanggung jawab penuh atas diri
kita sendiri dan segala perbuatan; serta sesuatu yang kita peroleh dari Tuhan,
yaitu Anugerah, Kasih Karunia dan Keselamatan. Tanggung jawab adalah respon
positif dan nyata terhadap tugas dan pekerjaan yang diemban dari pihak lain,
dalam hal ini kita sebagai orang Kristen terpanggil dan bertanggung jawab atas
kehidupan kita sebagai Gambar Allah dan Kawan Sekerja Allah untuk ambil bagian
dalam rencana-rencana Allah yang luar biasa. Yang menjadi pertanyaan bagi kita
adalah:
•
Sudah berapa lama kita menjadi Kristen?
•
Sudah berapa lama kita terjun ke dunia pelayanan?
•
Sudahkah kita menjadi Kawan Sekerja Allah yang baik?
•
Sudahkah kita bertanggung jawab atas segala sesuatu yang Tuhan berikan atas
kita?
Hari
ini kita akan sama-sama belajar tentang ciri-ciri orang Kristen yang
bertanggung jawab:
1.
BERTANGGUNG JAWAB ATAS SETIAP UCAPAN
Jikalau suatu pohon kamu katakan baik,
maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak
baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal. Hai kamu keturunan
ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan
kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik
mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang
jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Tetapi
Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus
dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. “Karena menurut ucapanmu engkau
akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” Matius
12:33-37.
Kita
harus bertanggung jawab atas setiap kata-kata yang terucap dan keluar dari
mulut kita, hati-hati dengan mulut kita, dari lidah yang sama keluar kata-kata
berkat dan kutuk. “Tetapi
tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas,
yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Dengan lidah kita memuji
Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan
menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini,
saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Adakah sumber memancarkan air
tawar dan air pahit dari mata air yang sama?“ Yakobus 3:8-11.
Organ
tubuh yang paling mengerikan dan sangat tajam adalah lidah, seringkali terjadi
percekcokan antar teman hanya karena perkataan yang tidak enak didengar.
Seringkali kita mudah berkata-kata tetapi tidak mudah untuk bertanggung jawab
atas perkataan kita, dan seringkali kita mudah memuji Tuhan, tetapi tidak
disertai tindakan nyata yang sesuai dengan puji-pujian kita kepada Tuhan.
Ingatlah, “Karena
menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan
dihukum.” (Matius 12:37). Pernah ada iklan di televisi yang
mengatakan “mulutmu
harimaumu” artinya
hati-hati dengan mulut kita karena mulut kita itu buas dan memakan korban,
kadangkala kita tidak memikirkan dampak dari perkataan kita. Pertanyaannya
bisakah kita mengekang lidah kita? Bisa! Yaitu: bagaimana dengan hati kita.
Gembala Sidang kita pernah berkata, “Hati-hati dengan hatimu.” Kalau hati kita baik
maka yang keluar melalui perkataan dan perbuatan kita adalah hal-hal yang baik.
Kalau hati kita busuk maka yang keluar melalui perkataan dan perbuatan kita
adalah hal-hal yang busuk. “Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku
lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru
kepada orang yang letih lesu.” Yesaya 50:4.
Sebagai
anak-anak Tuhan yang baik yang sudah diubahkan, yang sudah dikuduskan dan yang
sudah dilayakkan; kita harus berhati-hati dalam perkataan karena kita harus
mempertanggung- jawabkannya di hadapan Bapa di Surga. Sebagai anak-anak Tuhan
yang baik, maka yang harus keluar dari mulut kita adalah ucapan-ucapan yang
memberkati, ucapan-ucapan yang memberi semangat baru, ucapan-ucapan yang
membangun dan memotivasi, bukan kata-kata kutuk, bukan kata-kata yang
mematikan, bukan kata-kata yang menghancurkan seseorang untuk kepentingan
pribadi dan golongan, bukan kata-kata yang menjelekkan seseorang yang belum
tentu kebenarannya dan bukan pula pengadu domba yang selalu mencari kambing
hitam.
2.
BERTANGGUNG JAWAB ATAS JIWA-JIWA - PENGINJILAN
“Kalau Aku berfirman kepada orang
jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! --dan engkau tidak berkata apa-apa
untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat
itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan-jawab
atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu
supaya ia bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati
dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. Yehezkiel
33:8-9.
Sebagai
orang-orang Kristen kita tidak boleh egois, hanya mementingkan diri sendiri dan
mengatakan “yang
penting saya sudah selamat, elo...emang gue pikirin”. Itu adalah suatu
kesalahan yang sangat besar karena Tuhan mengingini kita semua untuk berbuah. “Dan Aku telah
menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap
....... Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak
dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku” Yohanes 15:16b, 8. Orang Kristen yang
yang tidak berbuah berarti :
•
Hidupnya keluar dari ketetapan Tuhan
•
Bukan murid Tuhan
•
Hidup yang tidak berdampak
•
NOL BESAR
Siapapun
kita, apapun jabatan, profesi dan pekerjaan kita, apapun status sosial kita dan
apapun pelayanan kita, kita harus memahami bahwa kita adalah Penginjil dan
harus menghasilkan buah.
•
Sudah berapa lama kita menjadi Kristen? Dan sudah berapa jiwa yang kita
persembahkan
kepada Tuhan?
•
Sudah berapa lama kita terjun ke dunia pelayanan? Dan sudah berapa jiwa yang
kita injili
dan mereka dibaptis?
Lebih
baik kita menyibukkan diri kita dengan menceritakan tentang Kebenaran-kebenaran
Firman Tuhan dari pada kita sibuk menceritakan kekurangan orang lain. Lebih
baik kita menyibukkan diri kita dengan urusan-urusan Kerajaan Allah yang
membangun iman, membangun semangat baru dan membuat kita semakin bergairah
dengan Tuhan dari pada menyibukkan diri dengan urusan iblis yang selalu
menjatuhkan orang lain, mengadu domba, mencari-cari kesalahan-kesalahan orang
lain demi kepentingan pribadi (seakan-akan merasa paling benar dan paling
kudus) serta sangat sibuk mencari muka di hadapan pemimpin, karena mungkin
sudah kehilangan mukanya makanya harus mencari muka. Karena sangat sibuknya
dengan urusan iblis tadi sehingga lupa tanggung jawabnya, lupa tugasnya dan
lupa fungsinya sebagai orang Kristen yaitu membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan
Yesus. Seringkali kita bertameng dengan kata-kata: “Jangan lihat
sayanya....ya...tapi lihat Tuhannya”, kalau kita mengatakan hal yang seperti
itu maka kita sangat keliru.Mengapa? Karena orang lain pasti melihat kita,
siapa kita, sebab:
•
Kamu
adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang (Matius 5:13).
•
Kamu
adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi (Matius 5:14).
•
Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal
dan yang dapat dibaca oleh semua orang (2 Korintus 3:2).
•
Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama
seperti kami yang menjadi teladanmu (Filipi 3:17).
Melalui
ayat-ayat Firman Tuhan di atas maka yang harus kita pahami adalah biarkan
banyak orang lain melihat Tuhan Yesus Kristus melalui tingkah laku kita,
melalui perkataan kita, melalui keteladanan kita dan melalui kehidupan kita
sehingga mereka menjadi takut lalu percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. (Mazmur 40:4).
3.
BERTANGGUNG JAWAB ATAS IMAN DAN ANUGERAH KESELAMATAN
“Sementara Paulus mengemukakan semuanya
itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara
keras: “Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila.”
Tetapi Paulus menjawab: “Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan
kebenaran dengan pikiran yang sehat!” Kisah Para Rasul 26:24-25. Kita sudah seringkali
mempelajari kisah kehidupan Rasul Paulus yang begitu luar biasa, dari seorang
Penganiaya Jemaat menjadi Pemberita Injil yang berani. Hidupnya sepenuhnya
berubah. Tulisan-tulisannya sangat diwarnai kehidupannya dahulu dan kehidupannya
saat mengenal Tuhan Yesus Kristus, sehingga dia mengatakan :
•
“Jadi
siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang lama sudah
berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” 2 Korintus 5:17.
• “Namun aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam
aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman
dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”
Galatia 2:20.
Sampai
pada akhirnya dia dicemooh oleh bangsanya sendiri, dianiaya, hidupnya terancam
dan diadili, dianggap gila oleh karena imannya, tapi dia tetap mempertahankan
imannya kepada Tuhan Yesus, hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Kalau
kita lihat kisah Daniel dan kawan-kawan dalam Daniel 3:14-18
,“Berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: “Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan
Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang
kudirikan itu?” Sekarang,
jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi,
rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah
menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan
dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa
manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Lalu Sadrakh, Mesakh
dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: “Tidak ada gunanya kami memberi jawab
kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup
melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala
itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah
tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan
tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”
Mereka
adalah teladan tentang orang yang bertanggung jawab atas imannya dan anugerah
keselamatan yang sudah mereka terima dari Tuhan. Tetapi kalau kita lihat
sekarang ini, banyak anak-anak Tuhan yang tidak bertanggung jawab atas
keimanannya dan anugerah keselamatan yang telah diterima dari Tuhannya, apa
yang terjadi dengan anak-anak Tuhan yang notabene adalah keturunan keluaga
Kristen, sudah sejak kecil menjadi orang Kristen, bahkan sudah lama hidup dalam
pelayanan tetapi begitu mudahnya mereka menukar Tuhan Yesus dengan hal-hal yang
duniawi hanya untuk menyambung hidup, karena kekasihnya (pria dan wanita),
ketenaran, popularitas, jabatan, pangkat dan status sosial.
Kekristenan
itu bukan untuk main-main tetapi kekristenan itu serius karena Tuhan pun serius
dengan kita sampai DIA menyerahkan nyawa-Nya dan sampai mati di kayu salib demi
kita. Kalau kita menyadari bahwa kekristenan adalah serius maka kita akan
bertanggung jawab sepenuhnya atas iman dan anugerah keselamatan tersebut dan
kita akan terus berkata bahwa: “Sekali Tuhan Yesus tetap Tuhan Yesus,
dan tidak akan pernah tergantikan oleh apapun juga.” Kalau kita mengatakan
bahwa kita adalah anak-anak Tuhan yang baik, maka kita harus bertingkah laku,
berkata-kata dan hidup sebagai anak-anak Tuhan yang baik dan mengerti tanggung
jawab dan fungsi sebagai orang-orang Kristen serta mengerti makna kekristenan.
Pengikut Kristus BELUM TENTU mengikuti Kristus,
mengikuti Kristus SUDAH PASTI pengikut Kristus.
“Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada
di dalam Dia, ia WAJIB hidup sama seperti Kristus telah hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar