KEMENANGAN DI PADANG GURUN
Memasuki tahun 2013 Tuhan memberikan tema Pemulihan Seutuhnya dengan sub tema Entering
the Next Level. Tuhan menghendaki umat-Nya
memiliki level atau tingkat kerohanian yang semakin hari semakin meningkat
hingga sempurna sama seperti Bapa di Surga sempurna. Roma
8:29-30, “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran
Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak
saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga
dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya.
Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” Dimuliakan
oleh Tuhan artinya Tuhan akan membawa kita dalam suatu proses pemurnian atau
proses padang gurun. Tanpa proses tersebut mustahil kita mengalami pemulihan
yang seutuhnya yaitu menjadi seperti
Yesus, sehingga Entering The Next Level juga
mempunyai pengertian masuk ke dalam proses padang gurun. Banyak orang terjerat
dengan rasa tertuduh bila memasuki masa ini, mereka pikir mereka telah ditinggalkan Tuhan atau mendukakan
Tuhan, mereka salah mengerti mengenai arti atau tujuan padang gurun.
Di dalam Alkitab dan di sepanjang sejarah, pria dan wanita telah melewati padang
gurun sebagai masa persiapan bagi rencana Allah didalam hidup mereka. Contohnya
Yusuf, Ester bahkan Yesus Kristus pun mengalami proses padang gurun, “Maka
Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun …. “ (Matius 4:1). Ingat
bahwa pada saat itu Ia adalah 100% manusia dan di padang gurun Allah menguji ketaatan-Nya. Firman Tuhan menyatakan: “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”
(1 Yohanes 2:6). Jadi kalau Yesus saja mengalami, apa alasannya kita harus lari dari proses
tersebut? Satu hal yang harus kita mengerti bahwa padang gurun bukan berarti penolakan Tuhan, namun merupakan masa
persiapan yang ditetapkan oleh Tuhan. Masa persiapan apa?
1. Persiapan
bagi pelayanan di masa depan
Ingat bahwa ke depan nanti akan ada
lawatan Tuhan untuk keselamatan satu milyar jiwa.
Untuk lawatan Tuhan yang dahsyat ini, Tuhan sedang membangkitkan gereja-Nya untuk menjadi rekan
sekerja-Nya dan Ia mencari umat-Nya yang memiliki hati nurani yang murni (karena sudah dimurnikan) terhadap Tuhan dan terhadap sesamanya sehingga mereka
tidak mencuri kemuliaan Tuhan dan tidak mengambil keuntungan pribadi dari lawatan
Tuhan tersebut.
2. Kedatangan
Kristus untuk menjemput mempelai-Nya yang kudus dan tak bercacat- cela.
Lalu apa yang akan Tuhan lakukan? “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di
hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya!
Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman
TUHAN semesta alam” (Maleakhi 3:1).
Bait-Nya adalah gereja-Nya, perhatikan bahwa ayat itu tidak
berkata Bagi tetapi ke Bait-Nya, jadi sebelum Tuhan datang bagi gereja-Nya
dalam pengangkatan, Ia akan datang ke gereja-Nya untuk penghakiman, pemurnian
dan kebangunan rohani. Kapan penghakiman bagi gereja-Nya dimulai? Sekarang! “Karena sekarang telah tiba
saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allahsendiri yang harus
pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil
Allah?“(1 Petrus 4:17).
Sebelum bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian dan menghalau bangsa-bangsa yang
menghuni daerah itu, pertama-tama Tuhan menghakimi umat-Nya di padang gurun. Ini
merupakan nubuatan. Jadi sebelum kita berkata kepada dunia: “Bertobatlah,“ maka
Tuhan akan terlebih dahulu membersihkan gereja-Nya dari dosa-dosa yang masih
melekat di tubuh gereja-Nya dan belakangan ini kita melihat Tuhan mulai
membongkar kebusukan-kebusukan di tubuh gereja-Nya termasuk ketidakbenaran yang
dilakukan oleh para pemimpin gereja.
Saat ini kita sedang berada di
ambang pintu hujan akhir, sekali lagi
Tuhan sedang membangkitkan nabi-nabi-Nya untuk
memperingatkan umat-Nya akan datangnya penghakiman yang sudah dimulai. Saat ini
Tuhan sedang membangkitkan sebuah generasi yang terdiri dari orang-orang yang
akan menyatakan kemuliaan-Nya, bukan diri mereka sendiri. Orang-orang yang
dibentuk serupa dengan Dia dan berjalan dengan karakter Kristus. Di dalam gereja yang ada di dunia ini, ada banyak “benda.“ Hal ini digambarkan oleh Rasul Paulus di dalam 2
Timotius 2:20-21: “Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari
emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk
maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. Jika
seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot
rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap
pekerjaan yang mulia.”
• Ada benda “untuk maksud yang mulia,“ kata Yunaninya “mulia“ adalah “time,“ yaitu orang percaya yang
memisahkan diri dari kejahatan dan dengan teguh mempertahankan Injil yang sejati; orang-orang yang berkata: “Aku hanya ingin mengenal Dia dan membuat Dia
dikenal, Dia harus semakin bertambah dan aku harus semakin berkurang karena
Dialah pusat dari segalanya.“
• Lalu ada benda untuk maksud “yang tidak mulia.“
Bahasa Yunani untuk kata “kurang mulia“ adalah “atimia“yg
artinya: “kurang mulia, cela, memalukan, hina” ; yaitu orang percaya
yang berpaling dari kebenaran.
Bagaimana yang mulia bisa dipisahkan dari yang hina? Tidak ada jalan lain yaitu melalui
pemurnian (padang gurun) arti dari pemurnian adalah membersihkan secara
menyeluruh, atau bersih dan bebas dari ketidakmurnian. Tuhan menyamakan pemurnian iman ini dengan proses pemurnian emas. Maleakhi
3:2-3, “Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan
siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan
mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan
korban yang benar kepada TUHAN.”
Dalam keadaan yang paling murni, emas itu lembut, lentur dan bebas
dari karat atau bahan-bahan lainnya. Bila emas itu dicampur logam lainnya
(tembaga, besi, nikel dan lain-lain) maka ia akan menjadi lebih keras, tidak
mudah lentur dan lebih mudah berkarat, maka perpaduan ini disebut logam
campuran. Dosa dan keduniawian itu seperti bahan yang lain yang mengubah emas
murni demikian juga dosa akan mengubah hati menjadi keras, kurangnya kelembutan
hati maka mengakibatkan kurangnya kepekaan mendengar suara Tuhan sehingga tidak bisa mengerti dan melakukan
kehendak Tuhan dan akhirnya binasa. Sifat lain dari emas adalah dalam keadaan
yang paling murni ia transparan (artinya tembus pandang seperti gelas yang bening). Bila kita sudah dimurnikan oleh penghakiman,
ujian kesulitan dan kesengsaraan yang berat maka kita akan menjadi transparan!
Sebuah benda yang transparan tidak menonjolkan dirinya sendiri melainkan menonjolkan isi yang ada di dalamnya
demikian juga orang Kristen yang sudah dimurnikan maka dunia akan kembali
melihat Yesus!
Saat ini banyak gereja yang masih melakukan ibadahnya namun hatinya tidak murni lagi karena tercampur
dengan ambisi pribadi, keserakahan, kepahitan dan lain-lain. Orang yang hatinya
sudah mengeras akan sulit untuk menerima Firman Tuhan, dinasehati, apalagi
ditegur. Setelah pemurnian dan pembersihan di dalam gereja-Nya maka akan datang
kebangunan rohani dan kemudian pencurahan Roh Kudus akan terjadi. Pencurahan
Roh Kudus di akhir zaman ini akan lebih dahsyat sehingga membuat pencurahan Roh
Kudus di Kitab Para Rasul kelihatan kecil seperti Tuhan berfirman: “Akhir
suatu hal lebih baik dari awalnya …“ Pengkotbah 7:8, lalu
di kitab Hagai 2:10: “Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi
kemegahannya yang semula...,“ yang artinya
kemuliaan gereja-Nya pada akhir zaman akan lebih besar dibandingkan pada gereja
mula-mula. Lalu bagaimana agar kita mengalami kemenangan di padang gurun?
Sebagaimana Roh Kudus membawa Yesus ke padang gurun, demikian juga Roh Kudus
membawa kita ke padang gurun. “Entering the Next Level“ dan Yesus berjanji: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan
memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,“
(Yohanes 14:16). Jadi kita tidak sendirian,
Roh Kudus beserta kita.
Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk meraih kemenangan di
padang gurun:
1. Cari wajah Tuhan (cari kehendak Tuhan) bukan cari tangan Tuhan
(mujizat Tuhan). Mari kita belajar dari bangsa Israel di padang gurun. Maka
bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh. Mereka berkata
kepada Musa: “Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan;
tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati.” (Keluaran
20:18-19). Bangsa Israel tidak mencari wajah Tuhan, karena itu mereka tidak
dapat mengenal jalan-jalan-Nya.Mereka bergairah melihat perbuatan-Nya yang
penuh kuasa, mereka bersukacita atas setiap mujizat-Nya yang luar biasa karena
itu menguntungkan mereka. Pusat perhatiannya adalah diri mereka sendiri, mereka
ingin melakukan hukum-hukum Tuhan tanpa adanya hubungan dengan Tuhan. Mari kita cari wajah Tuhan yaitu kehendak-Nya dan ketika kita melakukan kehendak Tuhan dengan
ketaatan maka tangan Tuhan akan menyertai dan mujizat pun akan kita alami.
2. Cara kita memandang situasi akan menentukan apakah kita akan menang atau
kalah. “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya
sendiri demikianlah ia.” (Amsal 23:7). Ingat tentang kisah dua belas pengintai Israel yang pergi mengintai
tanah perjanjian? Mereka melihat situasi yang sama, mereka melihat raksasa yang
sama dan tentara bangsa-bangsa di Kanaan. Namun dua orang dari antara mereka memandangnya seperti
Tuhan memandang sedangkan sepuluh pengintai yang lain memandang dengan mata
jasmani sesuai dengan kemampuan mereka dan merekapun ketakutan. Supaya kita
mengalami kemenangan di padang gurun, berpegang kepada visi yang Tuhan berikan
serta pandanglah seperti Tuhan memandang. “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab
penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal
yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami
tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang
kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. (2
Korintus 4:16-18).
3. Tetaplah bergembira.
Salah satu pesan dari Gembala
Sidang/Pembina di acara Natal para fulltimer GBI Jl. Gatot Subroto se-Jabodetabek
pada tanggal 9 Januari 2013 di SICC adalah “Memasuki
tahun 2013 kita harus bergembira.“ Saya setuju sekali karena ada tertulis: “Bergembiralah akan hal
itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai
pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api
sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.”
(1 Petrus 1:6-7). Tidak ada kemenangan tanpa
perjuangan, tidak ada kenaikan tingkat tanpa ujian dan tidak ada kemuliaan tanpa pemurnian.
Jika kita mengerti tujuan dari proses padang gurun atau pemurnian ini maka hati
kita akan terus bergembira penuh sukacita, dan sukacita dari Tuhan itu adalah
kekuatan kita untuk meraih kemenangan di padang gurun! Kiranya Tuhan Yesus
memberkati kita semua, haleluya! (FM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar