HIDUP DI DALAM KEHENDAK
BAPA
“Sebab Aku telah turun dari
sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku,
tetapi untuk melakukan
kehendak Dia yang telah mengutus Aku.”
(Yohanes 6:38)
”Kata Yesus kepada mereka:
“Makanan-Ku ialah melakukan
kehendak Dia yang mengutus Aku
dan menyelesaikan
pekerjaan-Nya.”
(Yohanes 4:34)
Sebagaimana tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia adalah untuk
melakukan kehendak Bapa, maka kita dipanggil mengikuti teladan-Nya. Kita
mengerjakan apa yang dikerjakan Tuhan Yesus. Kita dipanggil untuk hidup dalam
kehendak-Nya.
Tuhan Yesus selalu melihat Bapa dan mendengar dari Dia. Apa yang
Yesus lakukan adalah apa yang Dia dengar dari Bapa. Dia berkata, “…Anak tidak
dapat mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri, jikalau tidak melihat Bapa
mengerjakannya, apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan oleh Anak.”
POTENSI HIDUP BARU
Sejak kita di dalam Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam
kehendak Bapa. Baik sebagai seorang profesional, sebagai pengusaha di market
place, sebagai hamba Tuhan di ladang Tuhan, orang muda yang masih dalam
pendidikan, maupun sebagai seorang ibu rumah tangga, apapun profesi kita, kita
semua dipanggil untuk mengenal kehendak Bapa dan hidup di dalam kehendak-Nya.
Kita mengerjakan segala sesuatu selaras dengan kehendak Bapa, Kita mengejar
untuk hidup berkenan kepada-Nya. Niat untuk hidup dalam kehendak Bapa itu
dimulai dari hati.
Setiap hari kita melakukan apa yang berasal dari dorongan hati
yang kita lakukan sesungguhnya adalah dari apa yang kita dengar di hati. Karena
itu kita harus merawat hati supaya selalu diisi firman Tuhan, agar pesan firman
Tuhan itu yang bergema, sehingga kita mengikuti dorongannya. Ketika kita
meresponi suara dari firman Tuhan ini di hati, maka kita hidup di dalam
kehendak Bapa.
HATI YANG MEMILIKI FIRMAN
Hidup dalam kehendak Bapa adalah menerima firman Tuhan dengan
segenap hati dan kita memberi hati untuk menuruti firman-Nya. Kehendak Bapa
bagi kita ada di dalam firman-Nya. Hati yang terbuka menyambut firman-Nya akan
diliputi oleh kehendak Bapa. Firman Tuhan yang memenuhi hati menjadikan kita
mengenal kehendak Allah Bapa, dan mendorong kita untuk melakukannya. Apa yang
memenuhi hati kita, menentukan apa yang ingin kita lakukan.
Langkah apakah yang pertama harus kita lakukan? Mulailah dengan
mempersembahkan hati kepada Tuhan. Hati yang dipersembahkan seutuhnya kepada
Tuhan Yesus membuat kita dapat menyambut firman Tuhan dengan tulus. Membuat
kita bersungguh-sungguh hidup dalam firman-Nya. Kesungguhan hati hidup dalam kehendak
Bapa berjalan sejajar dengan kerelaan mempersembahkan hidup kita seluruhnya
bagi Tuhan. Selayaknyalah kita meresponi pengorbanan Tuhan Yesus bagi kita
dengan mempersembahkan hidup kita bagi-Nya. Dia telah terlebih dahulu
menyerahkan nyawa bagi kita.
Tuhan mencari hati yang bersih. Dia Allah yang kudus. Hati yang
tulus, murni dan lembut adalah berharga di mata Tuhan. Tuhan telah
mengaruniakan kepada kita hati yang baru sejak kita menjadi ciptaan baru
didalam Kristus. Tapi kitalah yang bertanggung-jawab untuk menjaga hati kita
bersih. Hati yang bersih sesungguhnya adalah “tanah yang subur” bagi benih
firman Tuhan yang di tabur. Jangan biarkan ada lalang yang ditaburkan musuh
mengotori hati dan pikiran. Batu dan kerikil yang pernah terselip harus dibongkar
dan dibuang dari hati. Maka firman-Nya akan mudah untuk menembus hati. Ketika
hati kita bersih dan terbuka menerima firman-Nya, maka firman itu bisa mengakar
kuat di hati kita.
RENUNGKAN FIRMAN TUHAN
Kita harus merenungkan dan memperkatakan firman Tuhan, supaya bisa
mengakar dalam di hati. Kita harus berlatih untuk konsisten merenungkan firman
Tuhan. Inilah yang terjadi ketika tekun melakukannya:
1. Firman Tuhan yang kita renungkan itu menghadirkan
hikmat, akal budi dan kebijaksanaan yang berasal dari Tuhan. Pengertian yang
kita dapat dari merenungkan, akan menjadi makna yang khusus dan mendalam,
inilah yang membuat firman itu mengakar di hati.
2. Ketekunan dalam merenungkan firman Tuhan akan
membuat kita terarah untuk fokus kepada Tuhan. Kitab Yosua
1:8, “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi
renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai
dengan segala yang tertulis di dalamnya…” Tuhan
menghendaki agar hidup kita selalu sesuai dengan apa yang tertulis dalam
firman-Nya. Firman yang kita perkatakan dan renungkan menjadikan kita dapat
bertindak tepat sesuai dengan isi firman.
3. Firman yang kita renungkan membangkitkan iman dan mengokohkan
pengharapan. Tekanan dan goncangan kehidupan yang terjadi menjadi lebih mudah
kita tanggulangi.
4. Firman yang kita renungkan dan perkatakan akan
menjadikan roh kita responsif kepada Roh Kudus. Kita jadi lebih mudah untuk
menangkap apa yang sedang dinyatakan-Nya kepada kita. Pewahyuan yang segar dari
Roh Kudus mengalir ke dalam hati yang suka untuk merenungkan
firman.
Buahnya adalah kita hidup dalam kehendak Allah Bapa. Waktu kita
berjalan dalam kehendak-Nya, maka kita akan mengalami penyertaan Tuhan dan
campur tangan Tuhan. Sehingga perjalanan kita dituntun ke dalam kemenangan.
Berjalan di tahun yang baru, kita harus memilih untuk menjadi
orang yang mencintai firman Tuhan. Selalu menginginkan pewahyuan-Nya yang segar
dan dinamis. Kita memandang firman-Nya itu penting sebagaimana Tuhan
menganggapnya penting.
Mencintai firman adalah ekspresi dari mencintai Tuhan Yesus
sendiri. Dia adalah Firman Yang Hidup. Ketika kita cinta Tuhan, maka kita akan
memiliki kerinduan merenungkan firman-Nya. Hidup kita akan dikendalikan oleh
kebenaran firman-Nya. Inilah yang harus tertanam di hati kita menapaki
perjalanan tahun 2013.
MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN ROH KUDUS
Untuk mengerti kehendak Allah dengan benar dan berjalan di
dalamnya, kita membutuhkan Roh Kudus untuk membukakan arti firman-Nya di hati
kita. Paulus mendoakan pokok ini dalam Kolose
1:9-10, “Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti
berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan
pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga
hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan
kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam
pengetahuan yang benar tentang Allah.”
Roh Kuduslah yang mengaruniakan hikmat dan pengertian untuk mengenal
kehendak Bapa dengan benar. Roh Kudus yang membuat kita tepat memahami
kebenaran. Roh Kudus membawa pengenalan akan Allah ke dalam hati kita. Seberapa
kita bergaul dan mengandalkan Roh Kudus dengan dalam, maka pengenalan akan
Allah dan kehendak-Nya pun akan bertumbuh semakin mendalam. Orang yang mengerti
kehendak Bapa dan konsekwen tinggal di dalamnya akan menjadi orang yang
berkenan kepada Bapa dan berbuah dalam setiap pekerjaan baik.
Penyembahan dalam roh dan kebenaran yang setia kita lakukan adalah
bagian penting untuk bergaul dengan Roh Kudus. Waktu yang kita persembahkan
untuk mencari hadirat Tuhan dan sikap yang mau dengar-dengaran akan suara-Nya
adalah unsur penting yang akan menjadikan roh kita semakin lentur terhadap Roh
Kudus. Membuat kita makin mudah untuk menangkap apa yang sedang Dia nyatakan
kepada kita. Kita menjadi orang yang mudah dikoreksi ketika salah, dan bersedia
untuk dibawa naik kepada standard kebenaran di level baru yang Tuhan gariskan.
Kita siap untuk dibawa masuk ke “Next Level.”
Firman di hati, dan mengerti kehendak Allah akan menjadikan kita
dapat membangun hidup yang berkenan kepada Allah. Apa yang kita lakukan
menghasilkan buah yang baik bagi-Nya. Kita akan merasa layak di hadapan-Nya.
Kita memiliki pengharapan pasti dan keyakinan untuk menerima apa yang telah Dia
sediakan bagi orang-orang pilihan-Nya. Menerima apa yang telah disediakan untuk
hidup kekal di sorga maupun untuk menerima apa yang Dia sediakan untuk kita
raih di bumi.
Kolose 1: 11-12, “…dan
dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung
segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita
kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang
ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.”
KOMITMEN UNTUK HIDUP BAGI TUJUAN TUHAN
Paulus adalah contoh orang yang berkomitmen hidup dalam kehendak
Bapa. Sejak berjumpa dengan Tuhan Yesus, dia mempersembahkan sepenuh hidupnya
menjadi milik Tuhan Yesus. Tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri. Dia
memperhitungkan dirinya sudah mati. Hidupnya adalah Kristus. Dia nyatakan
tentang dirinya dengan ungkapan: “Aku telah mati tersalib
bersama Kristus, hidupku bukan aku lagi, melainkan Kristus. Mati itu
keuntungan, hidup itu adalah mengerjakan kehendak Bapa. Hidupku adalah untuk
menghasilkan buah bagi Tuhan.” (Galatia
2:20, Filipi 1:21-22).
Dia sangat rela untuk menderita bagi tubuh Kristus. Dia siap
menanggung penderitaan yang masih harus dipikul, untuk mengenapkan penderitaan
Kristus bagi tubuh-Nya. Hidupnya adalah untuk mengembangkan orang yang
dilayaninya agar meningkat kepada kehidupan yang berkembang dan maksimal bagi
Tuhan. Sebab itu dengan penuh totalitas, Paulus mengerahkan seluruh kekuatan
dan pergumulan untuk menyelesaikan kehendak Bapa. (Kolose
1:24-29).
Setelah di dalam Kristus, kita adalah orang yang telah
diperdamaikan dengan Allah. Kita ditetapkan Tuhan untuk tujuan dan target
Illahi. Kita dipanggil untuk menjadi kudus, tak bercela, tak bercacat
sebagi milik Kristus (Kolose 1:21-22). Kita
dipanggil untuk berkomitmen terhadap tujuan Tuhan. Untuk itu kita harus hidup
dalam kehendak Bapa setiap hari. Ketika tinggal dalam kehendak Bapa, apa yang
Dia rancangkan, dan yang disediakan bagi kita itulah yang terwujud dalam Hidup
kita. (MG)
1 Yohanes 2:6, “Barangsiapa
mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus
telah hidup.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar