RENUNGAN KHUSUS – 4 Agustus 2013
ROH KUDUS MEMBERIKAN IDENTITAS BARU
“Sebab kamu tidak menerima roh
perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh
yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”
Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak
Allah. (Roma 8:15-16)
Tuhan
Yesus telah membayarkan mahal untuk kita mendapatkan status baru. Dimerdekakan
dari budak dosa dan dijadikan keluarga Allah. Identitas yang ada pada kita
bukanlah sesuatu yang murahan. Berubah status dari budak dosa menjadi anak Raja
tidak langsung bisa kita hidupi dengan konsisten. Kita butuh Roh Kudus untuk
dapat menghidupinya. Iblis sangat ingin menghancurkan identitas kita sebagi
anak Raja, dikembalikan kepada anak dunia, hidup menurut dunia. Kita butuh Roh
Kudus untuk menghancurkan penipuannya.
IDENTITAS
SEJATI
Ketika
kita mengerti identitas kita sebagai anak Allah, maka kita tidak lagi akan
diperhamba oleh apa yang berasal dari dunia. Sebelum kita diangkat anak oleh
Tuhan, kita di bawah perbudakan. Rasa takut, rasa malu, tidak layak dan
perasaan yatim-piatu adalah buah dari adanya perbudakan. Iblis menaruhkan roh
perbudakan ini di dalam orang yang tidak mengenali identitasnya sebagai
anak-anak Bapa di surga. Dosa yang diwariskan Adam menjadikan roh perbudakan
berkuasa atas kita. Dosa mengakibatkan manusia kehilangan kemuliaaan Allah,
diganti dengan kuk perbudakan. Namun Yesus datang memerdekakan kita dari dosa.
Roh Kudus tinggal di dalam diri kita memerdekakan kita dari hukum dosa dan
maut. Dia yang melahirkan kita kembali menurut roh, menjadikan kita ciptaan
baru sebagai anak Bapa di surga.
WASPADA
TERHADAP SABOTASE
Dalam
perjalanan iman kita, keraguan dan intimidasi adalah bagian dari pengalaman
yang akan kita jumpai. Iblis akan mencari kesempatan untuk menjegal iman
kita. Dia mencari kesempatan untuk sabotase. Salah satu senjatanya adalah:
takut. Ketika semua segi kehidupan berjalan lancar akan mudah untuk mengatakan
bahwa Tuhan itu baik. Kita diberkati. Pekerjaan bisnis kita lancar. Kesehatan
kita baik-baik. Keuangan kita tidak kekurangan. Pelayanan berjalan lancar. Maka
dengan mudah kita mengatakan: ”Puji Tuhan, Yesus baik!”
Tapi
kenyataannya tidak selamanya semua berjalan lancar dan baik-baik saja. Ketika
kita harus menghadapi tantangan iman, dituduh atas dasar fitnahan secara
sepihak atau melewati masa proses pemurnian, sesuatu yang mulanya baik-baik
saja, tiba-tiba jadi menakutkan atau membingungkan. Pada masa seperti ini,
intimidasi iblis akan datang. Roh perbudakan yang pernah ada di hidup kita
mencari cara untuk melontarkan tuduhan dan penghakiman. Targetnya adalah agar
kita meragukan Tuhan. Ketika kita mulai mempertanyakan Tuhan, maka akibatnya
kita diperbudak rasa takut.
Ketika
tidak berdiri di atas identitas kita, maka kita akan mudah dibuat keropos di
dalam. Sebaliknya, ketika berdiri di dalam identitas dengan pasti, tantangan
ditaklukkan.
•
Ketika 12 orang pengintai dikirim Musa untuk mengamati tanah Kanaan yang sudah
Tuhan serahkan, 10 orang dari mereka kandas dalam ketakutan melihat raksasa
yang ada (Bilangan
13:32-33).
Ketakutan orang-orang ini mengkhamiri seluruh umat. Akibatnya seluruh umat
Israel yang keluar dari Mesir menangis ketakutan. Mereka bersungut-sungut dan
menuduh Tuhan. Mereka mati secara tragis di padang gurun, ganti dari masuk ke
dalam tanah perjanjian.
•
Gideon bersembunyi dari musuh ketika tidak tahu identitas dirinya. Namun
bangkit dalam keberanian ketika menyadari identitasnya yang baru sebagai
pahlawan (Hakim-hakim
6:2,12).
Keyakinan akan identitasnya membuat Gideon menaklukkan ribuan musuh yang sudah
bertahun-tahun menjajahnya hanya dengan 300 orang pasukan (Hakim-hakim 7:
20-22).
•
Yusuf tidak pernah meragukan identitasnya sebagai seorang yang telah dipilih
Tuhan untuk menjadi raja muda. Melewati masa sulit, ketika dijual jadi budak di
negeri asing dia tetap bersemangat, sehingga dipromosi di rumah Potifar. Saat
difitnah secara keji sehingga harus dijebloskan ke penjara tanpa kepastian
kapan akan keluar, dia tidak kehilangan identitas. Dia tetap penuh semangat,
sehingga kepala penjara mempercayakan seluruh pekerjaan kepada Yusuf. Keyakinan
akan identitas membuat Yusuf berani menghadapi masa sulit dan gelap (Kejadian 39). Dia keluar sebagai
pemenang yang gemilang.
•
Daud tahu persis identitasnya sebagai seorang pilihan yang diurapi Tuhan. Saat
raja Saul dan seluruh Israel ketakutan terhadap Goliat, dia penuh keberanian
untuk memenggal kepala orang Filistin itu (1 Samuel 17: 46).
PENGLIHATAN
HEIDI BAKER
Suatu
hari Heidi
Baker,
seorang misionaris Mozambiq menerima penglihatan dari Tuhan. Ini mengenai
identitas. Tuhan menunjukkan ada suatu meja perjamuan yang besar, muat untuk
sangat banyak orang. Penuh dengan jamuan yang berlimpah. Ternyata dari
orang-orang yang diundang dia memperhatikan ada dua perilaku ganjil yang muncul
dari orang-orang yang tidak mengenal identitas dirinya dalam Tuhan.
Orang
itu datang membawa identitas lama sebagai orang miskin, lalu mengambil makanan
dengan menumpukkan sebanyak-banyaknya di piring, apa yang dia rasa jarang dia
dapat. Sampai akibatnya sakit karena makan terlalu banyak. “Takut” tidak akan mendapat
kesempatan lagi makan makanan semacam itu, maka dia habisi sebanyak mungkin.
Tipe yang kedua, digambarkan sebagai orang yang datang dengan takut-takut. Rasa
tidak layak. Lalu dengan sembunyi-sembunyi hanya ambil remah-remahnya saja.
Setelah itu lari sembunyi memakannya, takut dilihat oleh yang lain.
Dua
gambaran tadi ternyata adalah mereka yang tidak mengenali identitasnya sebagai
orang yang sudah diangkat jadi anak oleh Bapa. Keduanya adalah manifestasi
tidak memiliki rasa aman. Dia memaksakan untuk mengambil hanya bagi dirinya,
dan menjaga agar tidak ada yang mengurangi porsi yang dia bisa raup, atau
sebaliknya, contoh yang kedua, merasa tidak layak untuk mengambil apa yang
disediakan saja tidak berani. Dia sudah menghukum diri dengan hanya memilih
remah, tidak punya keberanian untuk mendapatkan apa yang sudah Bapa sediakan.
Dia menarik diri, dia bersembunyi, dan cari kesempatan mencuri ketika dirasa
tidak ada yang memperhatikan. Ini adalah mental budak, bukan mental anak Raja.
Inilah
gambaran yang terjadi dengan banyak orang Kristen di hadapan Bapa secara
rohani. Dalam kenyataan pelayanannya, Heidi Baker banyak mengadopsi
anak-anak jalanan yang terbuang dan dianggap sampah. Setelah diadopsi, mereka
masih suka mencuri dan penuh rasa curiga. Hal ini adalah karena mereka tidak
mengenali identitas mereka yang baru. Walaupun sudah dibawa ke dalam “rumah yang baru” bersama pelayanan Heidi, mereka masih
dikuasai roh yatim dan roh kemiskinan. Mereka tidak mengenali identitas mereka.
Pesan
firman, masuklah dan melangkah ke dalam Kerajaan Terang. Miliki identitas baru
di dalam Kerajaan-Nya. Kenali dirimu sebagai orang yang sudah diangkat jadi
anak-anak Bapa, anak-anak Raja. 1 Yohanes 3:1, “Lihatlah, betapa
besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut
sebagai anak-anak Allah, …” Ketika mengenal identitas dan posisi
kita di dalam Kerajaan-Nya, ternyata selalu tersedia cukup dari Bapa untuk
kita, karena Yesus telah mati bagi kita membayar hal itu. Kelimpahan yang Tuhan
sediakan, menjadi kesadaran baru untuk layak diterima dari Bapa. Ketika
mengenal identitas dan otoritas yang Dia berikan, tidak menjadi takut atau tersinggung
ketika harus direndahkan. Ketika berada di tempat rendah, tetap menyadari kasih
bapa dan identitas anak Raja. Yesus mencuci kaki dari murid-muridnya dengan
hati yang penuh rasa aman, tidak mempertahankan harga diri-Nya. Kita akan
semakin mengenal hati Tuhan dan Kerajaan-Nya ketika dibawa ke tempat rendah
bersama-Nya.
MENGENAKAN
FIRMAN
Identitas
kita terpelihara ketika kita senantiasa mengenakan firman Tuhan. Tuhan katakan
dalam Yesaya
41:10, “Janganlah takut sebab Aku menyertai engkau, Janganlah bimbang sebab Aku
ini Allahmu, Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau, Aku akan
memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
Dalam
setiap keadaan, kenakan firman-Nya yang memastikan penyertaan dan
pertolongan-Nya. Dia akan menunjukkan tangan kanan-Nya yang memberi kemenangan.
Sebagai anak Allah, kita harus melihat diri kita seperti yang diungkapkan
firman tentang diri kita. Kita menyebut siapa diri kita, dan bagaimana kita,
seperti yang firman katakan. Kitab Roma 8:11-16 mengungkapkan apa
yang Roh Allah kerjakan mengokohkan kita sebagai anak-anak-Nya:
“Dan jika Roh Dia, yang telah
membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang
telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan
juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. Jadi,
saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging,
supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan
mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu
akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu
tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu
telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru:
“ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita
adalah anak-anak Allah.
Inilah
makna yang ada di dalam Roma 8:11-16:
1.
Roh Kudus Adalah Roh Kebangkitan.
Dia
ada di dalam kita untuk membangkitkan. Dia telah membangkitkan Tuhan Yesus dari
dalam kubur. Sekarang kuasa kebangkitan yang sama itu telah ada di dalam kita
untuk membangkitkan kita. Dari seorang yang tadinya dipengaruhi kematian,
sehingga secara rohani nilainya menjadi merosot, kita diubah untuk hidup di
bawah pengaruh kuasa kebangkitan. Roh Kebangkitan menjadikan kita tangguh
melewati masa sukar dan memunculkan potensi manusia baru lewat penaklukkan
tantangan. Kita dibawa untuk terus meningkat.
2.
Roh Kudus Semakin Kita Kenali Saat Hidup Kita Dibentuk Ulang.
Kuasa
kebangkitan dinyatakan melalui karya-Nya dalam membangkitkan apa yang telah “diremukkan” untuk pembentukan
ulang hidup kita supaya diselaraskan dengan Tuhan.
3.
Kita Sekarang Berhutang Untuk Hidup Oleh Roh.
Berhutang
identik dengan terikat kepada yang mempiutangi. Rasa berhutang artinya tidak
lagi merasa bebas untuk mengikuti kemauan sendiri, melainkan mengikuti pihak “yang memberi utang.” Berbalik dari
keadaan yang aslinya menuruti kedagingan yang membuat kita jadi tawanan dosa,
kita jadi hamba kebenaran. Kita bebas karena ditebus oleh darah Yesus.
Selanjutnya kita memiliki hidup baru, roh baru dari Roh Kudus, yang memiliki
sifat Roh Kudus. Roh kita yang baru membuat kita mengikuti Tuhan, memberi diri
bagi Tuhan dan kesadaran dimiliki Tuhan. Kita diinsyafkan untuk “merasa terikat” kepada Roh Kudus,
sehingga menjadi takluk sebagai “tawanan Roh.”
4.
Roh Kudus Menjadikan Kita Anak Allah.
Kita
diubah dari status budak, jadi putra dan putri Kerajaan Allah. Sebelum jadi
anak Allah, dikuasai roh perbudakan karena dosa. Kita tidak berada di bawah
tudung kemuliaan Allah. Kita merasa tidak layak, dan tidak punya keyakinan akan
jaminan Allah. Kita merasa tidak berdaya, dikungkung oleh keterbatasan alami.
Sebagai anak-Nya, kita dibebaskan dari rasa takut, memiliki kepastian
memanggil-Nya Bapa. Sebagai anak-anak Allah, harus terus memutuskan untuk hidup
dipimpin oleh Roh Allah. Ini adalah pilihan. Sebagai anak-anak Allah, maka gaya
hidup kita adalah mengikuti tuntunan Roh Kudus, artinya selalu hidup dipimpin
Roh Kudus.
KEHORMATAN
HAK WARIS SEBAGAI ANAK RAJA
“Dan jika kita adalah anak, maka kita
juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji
Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita
menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama
dengan Dia. Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat
dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” Roma 8:17-18.
“Apabila Kristus yang adalah hidup kita
menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam
kemuliaan.” Kolose 3: 4.
Sebagai
anak-anak Raja segala raja kita menjadi orang yang diberi hak menerima warisan.
Diberi hak menerima apa yang dijanjikan-Nya. Ada jaminan bahwa janji-Nya pasti
akan diwujudkan. Dan kita dipersiapkan serta dilayakan untuk dipermuliakan
bersama Yesus pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali.
Yesus
segera datang, …. siapkan diri dan hidupi identitas yang benar supaya
layak di hadapan-Nya.
Amin!
(MG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar