Entering The Next Level (2)


I. MENJADI SERUPA DENGAN GAMBAR
   YESUS

II. MAKNA GIMEL SEBAGAI PRIBADI
    KE-3, YAITU ROH KUDUS

1. Unity

2. Semakin Dalam Dengan Roh Kudus
     • Level Sepergelangan Kaki
     • Level Selutut
      Level Sepinggang

     • Level Tenggelam
Ketika ditambah 1000 hasta lagi, maka kedalaman air membuat kita tenggelam dan hilang dari permukaan. Di sini sudah tidak bisa berjalan lagi, hanya bisa berenang. Kalau arus yang deras itu misalnya datang dari kiri sana, apakah kita akan berenang ke sisi kiri dan melawan arus? Tentu tidak! Saya katakan itu adalah orang bodoh yang berenang melawan arus. Yang benar kita harus berenang mengikuti alirannya dan itu artinya tidak sama dengan apa yang Saudara pikirkan. Pikiran kita tidak sama dengan pikiran Kristus. Itu kadang-kadang yang menyebabkan mengapa orang dibawa semakin tinggi justru semakin ‘struggle’ atau mengalami satu pergumulan yang berat, termasuk saya. Selama 4 bulan terakhir ini saya banyak mengalami seperti apa yang mungkin Saudara dengar. Misalnya, “Kenapa Pak Niko tiba-tiba sakit….?”, dsb. Saya sudah dicek oleh dokter secara menyeluruh dan tidak ditemukan satu penyakit pun, saya sehat wal’afiat. Tapi sepertinya sakit, mengapa? Karena memang maunya Tuhan untuk mendekatkan saya pada-Nya.

Saya mau bercerita kepada Saudara dan saya tidak malu untuk mengatakannya. Pada waktu saya diproses dimana sekarang boleh saya katakan bahwa saya sudah mencapai di atas 80% di level tenggelamdan mengerti apa yang Tuhan mau. Dulu yang tahu hanya istri saya, tetapi sekarng Saudara juga boleh tahu juga. Pada waktu diproses saya sempat berkata, “Tuhan, saya tidak kuat…..saya tidak kuat, Tuhan. Angkat saya, Tuhan….angkat saya! Saya sudah tidak kuat!” Tahukah Saudara apa yang Tuhan Yesus katakan kepada saya? Tuhan Yesus berkata, “Niko, itu bukan hanya kamu, tetapi Aku juga pernah merasakan seperti itu. Kamu ingat waktu Aku di Taman Getsemani? Aku berkata, “Hati-Ku sedih, seperti mau mati rasanya.” Apakah Saudara juga pernah merasakan hal yang sama, yaitu sedih seperti mau mati rasanya? Mengapa Tuhan Yesus seperti itu? Karena Dia merasakan ditinggalkan oleh Bapa. Belum lagi pada waktu Tuhan Yesus berada di atas kayu salib, Tuhan Yesus berteriak, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” yang artinya, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Saya juga merasakan yang seperti itu dan setelah saya membaca di Alkitab, ternyata semua Jenderal-Nya Tuhan juga mengalami hal yang sama. Kalau dinamakan “Jenderal,” maka semua orang berpikir bahwa dia adalah orang yang gagah perkasa dengan pelayanan yang serba luar biasa. Itu tidak demikian! Karena semua Jenderal-Nya Tuhan akan mengalami apa yang juga Tuhan Yesus alami.

Dalam 2 Korintus 11:23–29, kita melihat apa yang Rasul Paulus alami:
Apakah mereka pelayan Kristus? - aku berkata seperti orang gila - aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?”
Kalau Saudara mendengar semua itu apakah Saudara masih mau terus? Amin! Apakah sebaliknya justru Saudara mau keluar? Saya sudah mengalaminya dan saya mau beritahu Saudara bahwa sepertinya ditinggalkan Tuhan, tetapi sesungguhnya Tuhan tidak pernah meninggalkan. Bukankah Dia sudah berjanji bahwa pencobaan yang kita alami adalah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak akan melebihi kekuatan kita. Kalau engkau sedang dicobai, justru Dia akan memberikan jalan keluar kepada kita supaya kita bisa mengatasi pencobaan itu (1 Kor 10:13).

3. Jalani Proses Tuhan Sampai Selesai

Yehezkiel 47:6, lalu ia berkata kepadaku: “Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?” Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai.”

Tadinya  mereka  ada di dalam sungai dari kedalaman sepergelangan kaki sampai dengan tenggelam, sekarang Yehezkiel disuruh keluar dari  sungai  itu dan kembali ke pintunya Bait Allah dengan berjalan kaki. Dan pada waktu berjalan kaki itu yang dilihat adalah seperti tertulis dalam ayat 7 dan 12 sebagai berikut: “Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”

Jadi kalau kita baca dan renungkan ayat 7 dan 12 itu, maka ketika keluar dari sungai dengan kedalaman sampai tenggelam atau jarak 4000 hasta tadi, maka Saudara akan melihat apa yang kita baca tadi. Tetapi kalau Saudara keluar sebelum jarak 4000 hasta karena tidak tahan dengan proses padahal masih tersisa jarak 1000 hasta lagi atau kedalaman baru sepergelangan kaki, apakah Saudara akan melihat jenis-jenis pohon seperti yang di 4000 hasta tadi? Tentu tidak!

Berkat di 1000 hasta memang ada atau pohon yang di sana juga ada, tetapi mungkin masih yang kecil-kecil, tetapi tidak seperti yang 4000 hasta jaraknya. Sebaliknya kalau Saudara hanya sampai di jarak 2000 hasta dan Saudara keluar, apakah Saudara akan melihat pohon-pohon yang di belakangnya? Tentu tidak! Ini semua berbicara tentang berkat! Saudara hanya bisa melihat berkat yang ada di depan ini saja. Mungkin di situ Saudara sudah berkata bahwa berkat yang di 1000 atau 2000 hasta itu luar biasa, tetapi Saudara tidak bisa melihat berkat yang ada dibelakangnya.

Sekarang yang jarak 3000 hasta, apakah bisa melihat berkat yng 1000 hasta dibelakang? Tidak bisa melihat! Saudara mungkin akan berkata, “Luar biasa ya berkat yang 3000 hasta….luar biasa ya!”,itu pun kalau Saudara keluar dengan baik-baik, sebab kalau Saudara keluar tidak dengan baik-baik justru bisa ‘babak-belur’. Saudara mungkin sudah merasa cukup puas dengan berkat  di  3000  hasta, padahal  Tuhan  sudah  menyiapkan berkat di 4000 hasta di mana pohon-pohon di sana daunnya pun menjadi obat!

Mungkin ada yang membutuhkan kesembuhan dan mujizat hari-hari ini. Mungkin ada yang membutuhkan kesembuhan dalam bidang fisik, mental, jiwa, ekonomi, dan sebagainya. Semua sudah Tuhan siapkan di tempatnya yaitu di tempat yang dalam bersama Roh Kudus. Begitu Saudara terus berjalan dalam proses, maka semuanya sudah lengkap Tuhan sediakan. Tetapi kalau Saudara hanya sampai 1000 hasta dan belum lengkap prosesnya maka Saudara belum melihat apa-apa, padahal Tuhan siapkan berkat yang seutuhnya buat Saudara. Haleluya!

Kadang-kadang orang melihat berkat itu hanya berupa materi atau uang, padahal itu terlalu kecil bila disamakan demikian. Kalau Tuhan sudah menyiapkan berkat seutuhnya, itu benar-benar berkat secara lahir dan batin. Kadang-kadang kita cuma puas dengan berkat yang ada di 1000 hasta saja, tetapi itu tidak bisa karena Saudara sudah dipilih sejak semula dimana Saudara akan dipaksa untuk sampai selesai ke sana. Daripada ‘babak-belur’ dan kalau memang merasa tidak kuat, lebih  baik  berkata  seperti  saya  saja, “Tuhan, saya tidak kuat Tuhan!”, namun jangan sampai keterusan berkata supaya diangkat saja seperti yang saya katakan. Tapi katakan saja kepada Tuhan kalau memang tidak kuat, karena Tuhan akan membelai kita dan menghibur kita serta berkata, “Sudahlah, pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan biasa yang tidak akan melebihi kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai, Aku akan memberikan jalan keluar supaya kamu sanggup menahannya.” Amin!


III. ROH KUDUS MEMBAWA
     KEHIDUPAN, BUKAN KEMATIAN

Yehezkiel 47:8–11, Ia berkata kepadaku: “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar, sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup. Maka penangkap-penangkap ikan penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai En-Eglaim; daerah itu menjadi penjemuran pukat dan di sungai itu ada berjenis-jenis ikan, seperti ikan-ikan di laut besar, sangat banyak. Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam.”

Air  kehidupan  yang  keluar  dari  ambang  Bait Allah itu berbicara tentang Roh Kudus dan Roh Kudus selalu memberikan kehidupan. Firman Tuhan berkata bahwa, “...sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas, maka padang gurun yang gersang akan menjadi kebun buah-buahan….”(Yesaya 32:15).

Saudara yang dikasihi Tuhan, selalu ada kehidupan di dalam Roh Kudus. Ketika ada Roh Kudus, maka:
    • dalam bisnis Saudara ada kehidupan,
    • dalam keluarga ada kehidupan,
    • dalam hubungan sehari-hari dengan
        teman-teman Saudara juga ada kehidupan.

Jadi kalau ada hubungan dengan orang lain yang  membawa  kematian,  itu  perlu  dipertanyakan kemana Roh Kudus yang di dalam Saudara itu? Sebab Tuhan sudah berjanji bahwa kalau Roh Kudus ada di dalam kita dengan berlimpah-limpah, maka itu akan membawa kehidupan dalam setiap aspek kehidupan kita.

Dikatakan  dalam  ayat  tadi  bahwa  air  itu mengalir ke air yang asin yang tidak ada kehidupan di dalamnya, tetapi begitu air yang asin itu menjadi tawar maka ikan-ikan akan berkeriapan. Ikan-ikan yang tadinya tidak bisa hidup di sana akhirnya jadi bisa hidup.

Dan yang luar biasa didalam Yehezkiel 47:11 dikatakan, “….Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam.”

Jadi  sudah  dipilih  oleh  Tuhan,  kalau  air  yang kira-kira untuk memberikan berkat berupa ikan, maka airnya menjadi tawar. Tetapi kalau Tuhan mau memberkati orang itu ‘berjualan’ garam, airnya akan  tetap asin! Inilah yang hari-hari ini disebut dengan mujizat yang kreatif, yaitu dari yang tidak ada menjadi ada.

Saudara  yang  dikasihi  Tuhan,  kita  semua  sedang  dibawa  untuk  ‘entering  the  next level.’  Ada 2 alasan mengapa Tuhan membawa kita naik level, yaitu :
•   Sebab penuaian 1 milyar jiwa tidak mungkin terjadi sebelum kita dibawa ‘entering the next level.’
•  Sebab Tuhan Yesus akan segera datang untuk kali yang kedua dan kita harus didapati dalam keadaan tidak bercacat dan tidak bercela.

Karena itu saya ingin bertanya sekali lagi, apakah Saudara siap untuk masuk ke level yang lebih tinggi lagi? Tuhan akan paksa kita untuk naik ke level yang lebih tinggi. Dan saya berdoa agar tidak seorang pun yang merasa dipaksa,  tetapi  biarlah  Saudara  berkata, “Tuhan, sekarang saya mengerti dan saya akan ikuti. Apa pun resikonya, saya harus bayar  harga!” Tidak  ada  yang  tidak  bayar harga atau gratis. Gratis itu hanya pada waktu Saudara diselamatkan, yaitu ketika Saudara percaya dan mempunyai iman kepada Tuhan Yesus, tetapi setelah itu semuanya harus bayar harga. Amin!

Ingatlah, jangan melarikan diri dari ‘proses’ seperti tadi. Kalau Saudara keluar, Saudara akan  ‘babak-belur.’  Walaupun   Saudara   keluar, bukankah suatu hari pasti masuk kembali karena belum selesai prosesnya untuk menjadi serupa dengan gambar-Nya? Asalkan Saudara tidak  menjadi  murtad  dan  saya  berdoa  supaya jangan ada yang menjadi murtad. Ketika Saudara masuk kembali dalam proses, ikuti saja alirannya meskipun nampaknya susah. Saya berdoa agar setiap Saudara yang sedang naik level, semuanya dinyatakan lulus ‘Summa Cum Laude.’  Amin!



Khotbah Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo,

Tidak ada komentar:

Translate