Mataku Tertuju Pada-Mu
Di tahun 5773 menurut kalender Ibrani atau tahun Ayin Gimel ini
Tuhan ingin membawa umat-Nya naik ke level yang lebih tinggi yaitu memiliki
pikiran, perkataan dan kehidupan Kristus sehingga kita akan mengalami kehidupan
yang luar biasa di muka bumi ini, kita akan mengalami Kerajaan Allah hadir dan
kehendak-Nya terjadi di bumi seperti di Surga. Apakah Saudara rindu mengalami
kehidupan yang luar biasa itu? Apakah Saudara rindu Kerajaan Allah datang dan
kehendak-Nya jadi di bumi seperti
di Surga? Sehingga kita melihat begitu banyak jiwa-jiwa menerima kasih karunia
Tuhan dan diselamatkan.
Kuncinya adalah: Mata kita harus senantiasa tertuju kepada Tuhan,
mata yang tertuju kepada Tuhan juga
mempunyai pengertian mata yang
tertuju kepada Firman-Nya atau hidup yang selaras dengan Firman-Nya. Ayin itu artinya mata. Mata Tuhan sedang tertuju kepada kita, Ia
hendak menuntun dan
memberi nasehat kepada umat-Nya agar kita bisa dipakai sebagai alat-Nya untuk
menyatakan kasih dan kuasa-Nya kepada dunia ini serta didapati hidup berkenan
pada saat kedatangan-Nya. Mazmur
32:8: “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau
tempuh; Aku hendak memberi nasihat mata-Ku tertuju kepadamu.” Respon kita sebagai umat yang percaya kepada
Tuhan adalah mata kita juga harus tertuju kepada Tuhan (Mazmur 123:1-2).
Ketika Yesus Kristus ada didunia ini, pada waktu itu Ia manusia
biasa sama seperti kita hanya Ia lahir tidak berdosa dan tidak berbuat dosa.
Apa yang membuat Ia berkenan di hati Bapa di Surga dan sanggup melakukan semua
kehendak Bapa? Karena mata-Nya selalu tertuju kepada Allah Bapa. Yohanes 5:19: “… Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak
dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya;
sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” Apa yang Ia lihat dan apa yang Ia dengar dari
Bapa itulah yang Ia lakukan sehingga Ia berkenan di hati Bapa. Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan,
bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi
kepada Bapa“ (Yohanes 14:12).
Ada dua hal yang penting agar mata kita senantiasa tertuju kepada
Tuhan :
1. Jangan Padamkan Kasih
Yesus datang kedunia untuk menyelamatkan manusia yang sudah
berdosa, karena begitu besar kasih-Nya kepada kita semua.
Yohanes 3:16: “Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa
, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Seperti halnya sepasang kekasih yang dipenuhi oleh hasrat cinta maka mata yang saling memandang
diantara mereka menjadi suatu moment yang sangat mengesankan dan membuat
keintiman diantara mereka akan semakin dalam. Demikian juga antara kita dengan
Tuhan, hasrat kita akan Tuhan membuat kita semakin dekat dengan Tuhan dan akan
membuat kita semakin haus dan lapar akan kebenaran. Jangan padamkan kasih, jangan
sampai kehilangan kasih yang semula dengan Tuhan karena Ia menginginkan suatu
hubungan yang intim dengan kita.
Kita bisa melihat kerinduan Tuhan ini semenjak awal penciptaan
manusia. Mengapa Allah menempatkan manusia di Taman Eden? Adam tidak diciptakan
untuk memiliki pelayanan berskala dunia , ia tidak ditempatkan di Taman Eden
untuk membangun gedung pencakar langit, ia ditempatkan di Taman Eden untuk
bersekutu dengan Allah yang hidup. Dari persekutuan tersebut mungkin saja akan
muncul pelayanan yang berskala dunia dan lain-lain.
Kemanakah Musa dan bangsa Israel setelah keluar dari Mesir? Mereka
tidak langsung masuk Tanah Perjanjian, melainkan
dipimpin oleh Musa ke padang gurun; lalu ke
gunung Horeb (Gunung Allah). Firman Allah kepada Firaun, yang disampaikan oleh
Musa adalah: “Biarkanlah
umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun“ (Keluaran
7:16). Tidak ada
alasan bagi Musa untuk membawa bangsa Israel ke Tanah Perjanjian tanpa berjumpa
dahulu dengan Yang Menjanjikan. Tuhan tidak menghendaki yang demikian bagi
umat-Nya, jika mereka dibawa ke Tanah Perjanjian tanpa pewahyuan Allah, maka mereka akan membuatnya menjadi tempat penyembahan berhala.
Pertemuan dengan Allah di gunung Horeb telah mengubah Musa, Tuhan
menampakkan diri kepadanya dalam nyala api ditengah-tengah semak duri. Ketika Musa melihat semak duri itu tidak terbakar ia berkata,
“Baiklah aku menyimpang ke sana memeriksa penglihatan yang hebat itu.
Mengapakah tidak terbakar semak duri itu? Ketika dilihat Tuhan bahwa Musa
menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri
itu kepadanya: “Musa, Musa! Dan ia menjawab : “Ya Allah” (Keluaran 3:3-4). Tidak ada sesuatu yang terjadi antara Musa dan
Allah sampai Musa menyimpang untuk mendekati hadirat Allah, dan melalui
kejadian tersebut Musa mengerti bahwa bangsa Israel perlu menerima pewahyuan
dari Allah melalui pengenalan akan Tuhan dengan benar.
Apa yang sering terjadi di dalam gereja hari-hari ini? Untuk
mendekatkan jemaat kepada Allah maka khotbah-khotbah lebih mengkomunikasikan
janji-janji berkat dan pemeliharaan Allah, bukan memberitakan tentang sifat,
karakter Yesus dan pengorbanan-Nya yang layak ditiru. Khotbah-khotbah yang
memotivasi jemaat untuk meraih hidup yang lebih baik, namun tidak mengajak
jemaat untuk mengenal Tuhan secara pribadi lewat ketekunan untuk belajar Firman
Tuhan dan melayani Tuhan untuk kemuliaan-Nya. Banyak hal yang tampak baik,
padahal sesungguhnya berlawanan dengan karakter dan sifat-Nya. Hanya ketika
kita mengenal Allah dengan sangat baik yaitu dengan “mata yang selalu tertuju kepada Tuhan” maka kita dapat
membedakan dengan benar mana yang ‘baik’ dan mana yang ‘terbaik’ .
2. Fokus Pada Tujuan
Tuhan menciptakan kita tujuannya adalah melanjutkan misi Tuhan
Yesus seperti yang tertulis di dalam Injil Matius
28:19-20. Pelayanan
kita adalah melayani saudara-saudara seiman, namun misi kita adalah melayani
orang yang tidak seiman dan memberitakan kabar baik kepada mereka yaitu Injil
Kerajaan agar mereka percaya dan memperoleh jaminan hidup yang kekal.
Memang sudah tertulis didalam Firman Tuhan bahwa di akhir jaman
ini semakin bertambahnya kedurhakaan dan kasih kebanyakan orang akan menjadi
dingin. Rasul Paulus pun menulis di dalam surat 2
Timotius 3:1-5, bahwa
keadaan manusia pada hari-hari terakhir akan merupakan ‘masa yang sukar’. Masa
yang sukar adalah bukan hanya tentang gereja dibakar atau orang Kristen
dianiaya, ‘masa yang sukar’ juga adalah orang Kristen yang hidup mengikuti hawa
nafsu kedagingannya dan yang melakukan pelanggaran hukum Tuhan serta menjadikan
dirinya sebagai pribadi yang hipokrit.
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka bahkan mereka
sudah memberitakan Firman Tuhan namun mereka memungkiri kekuatan Tuhan dan
Firman-Nya terbukti dengan hidup yang tidak sepadan dengan Injil Kristus
seperti masih terlibat sogok menyogok, memanipulasi pajak, berbohong dan
melakukan cara-cara duniawi lainnya demi mencapai tujuan; bahkan demi tercapainya tujuan pelayananpun siap melakukan
pelanggaran hukum. Hal-hal tersebut sering kita lihat di dalam kehidupan banyak
orang Kristen; bahkan mungkin juga dilakukan oleh banyak pemimipin-pemimpin
gereja, dan
mungkin kita mulai kecewa.
Sesungguhnya semua yang terjadi didunia ini tidak ada yang baru.
Firman-Nya menyatakan, “…tak ada
sesuatu yang baru di bawah matahari”(Pengkhotbah 1:9).
Apa yang terjadi saat ini juga sudah pernah terjadi dan dialami
oleh Yesus yang melihat ahli Taurat dan orang Farisi yang memberitakan
hukum-hukum Tuhan namun mereka berlaku munafik dan menyesatkan banyak orang. Yesus memang sempat kecewa, Ia berkata, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai
kamu orang-orang munafik…” (Matius 23:13). Tetapi Yesus tidak mau dikuasai kekecewaan, Ia memilih untuk
menjaga hati-Nya agar bisa fokus kepada tujuanNya, yaitu melakukan kehendak Bapa.
Mari kita lakukan seperti yang Yesus lakukan yaitu menjaga hati
agar tetap fokus pada tujuan. Tidak ada manusia yang sempurna, hanya Yesus
Kristus pribadi yang sempurna. Jangan sampai kita terjebak dalam penghakiman
karena penghakiman adalah haknya Tuhan. Marilah kita ikuti keteladanan Yesus
dengan mata yang tertuju kepada Tuhan dan menjadikan Tuhan Yesus sebagai pusat
kehidupan kita. Hati-hati dengan jebakan iblis yang ingin mengalihkan fokus
kita karena masih ada banyak manusia di muka bumi ini yang belum pernah
mengalami kasih Kristus, bahkan belum pernah mendengar nama Yesus; karena belum
pernah mendengar berita Injil. Percaya berarti tidak hanya mengakui
keberadaan-Nya namun juga taat dan ketaatan melakukan kehendak Bapa itu
merupakan elemen penting dalam keselamatan (Matius
7:2).
Agar hati kita tidak goyah maka kita juga harus banyak berada di
tempat yang tinggi yaitu didalam hadirat-Nya untuk menanti-nantikan Tuhan, maka
kita akan mendapat kekuatan baru seumpama rajawali yang naik terbang dengan
kekuatan sayapnya (Yesaya
40:31). Ketika mata kita terus tertuju kepada Tuhan maka pewahyuan demi
pewahyuan akan terus mengalir mempertajam visi, membuat kita semakin mengenal
pribadi-Nya, tuntunan Tuhan semakin jelas kepada kita untuk melakukan seperti
yang Yesus lakukan yang pada akhirnya nama Yesus yang akan dimasyurkan. Kiranya
Tuhan Yesus memberkati kita semua, halleluyah! (FM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar