Tahun 2012 adalah tahun
perkenanan Tuhan. Multiplikasi dan promosi terjadi karena perkenanan Tuhan,
mujizat masih ada! Setiap orang percaya yang mau menerima perkenanan Tuhan
harus hidup berkenan di hadapan Tuhan!
Saat ini kita sedang berada di dalam tahun perkenanan Tuhan, sekaligus juga
berada di tahun Ayin Gimel. Tuhan mau menuntun kita dan Dia mau menunjukkan
jalan apa yang harus ditempuh. Tuhan mau memberikan nasehat dan mata-Nya
tertuju kepada kita supaya kita bisa masuk dalam hidup yang berkenan di hadapan
Tuhan.
Di tahun Ayin Gimel ini Tuhan berkata, “Aku sedang membawa Gereja ini (yang
artinya Saudara dan saya) naik ke level yang lebih tinggi!” Dan ada 7 hal yang
harus kita perhatikan untuk memasuki proses tersebut. Dan bulan ini Tuhan
menuntun kita untuk melihat kehidupan ke-24 tua-tua yang ada di dalam Sorga.
Ketika Rasul Yohanes berada di Pulau Patmos, dia mendapatkan satu penglihatan,
seperti yang dituliskannya dalam Wahyu 4:1–2, “Kemudian dari pada itu aku
melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang
telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke
mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.
Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan
di takhta itu duduk Seorang. “
Di sekeliling tahta Tuhan Yesus ada 24 tua-tua yang mengelilingi-Nya. Siapa
ke-24 tua-tua tersebut? Banyak yang menafsirkan bahwa ke-24 tua-tua itu terdiri
dari 12 orang dari 12 suku Israel dan 12 sisanya adalah Gentile atau
bangsa-bangsa termasuk Saudara dan saya. Jadi kita ini termasuk ke-24 tua-tua
tersebut. Amin!
Apakah Saudara mau masuk Sorga? Amin! Untuk itu Tuhan akan membawa kita naik ke
level yang lebih tinggi, karena :
• Demi penuaian 1 milyar jiwa maka Gereja
Tuhan harus naik ke level yang lebih tinggi
• Tuhan Yesus akan segera datang untuk kali yang
kedua.
Dan saya percaya kita harus kedapatan tidak bercacat atau bercela.
I. HIDUP SEPERTI DUA PULUH EMPAT TUA-TUA
Mari sekarang kita melihat kehidupan dari ke-24 tua-tua tersebut .. Apa yang
mereka lakukan? Seperti doa Tuhan Yesus yang berkata, “Jadilah kehendak-Mu di
bumi seperti di sorga …” Ini penting dan mari kita lihat sekarang apa yang
mereka lakukan.
1. Duduk di Sekitar Tahta Tuhan Yesus
Artinya, kita selalu berada di dalam hadirat-Nya.
2. Mata Tertuju Kepada Tuhan Yesus
Artinya, Tuhan Yesus jadi pusat kehidupan mereka.
Kalau mau naik ke level yang lebih tinggi, pusat kehidupan kita haruslah Tuhan
Yesus. Seperti Rasul Paulus berkata, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan
mati adalah keuntungan” (Filipi 1:21).
Kalau hidup kita pusatnya itu ada pada Tuhan Yesus, kita berharap hanya kepada
Tuhan Yesus, kita mengandalkan hanya Tuhan Yesus. Dalam menghadapi
masalah-masalah kehidupan ini; kita hanya merenungkan; jika Tuhan Yesus yang
mengalami hal ini, apa yang Dia lakukan?
Pada suatu hari Petrus datang kepada Tuhan Yesus dan bertanya, “Guru, berapa
kali saya harus mengampuni? Tujuh kalikah?” [Mat. 18:21–22].
Kalau Saudara kira-kira mau berapa kali mengampuni? Mungkin kalau Saudara
bertanya kepada orang lain apakah harus mengampuni seseorang yang berbuat salah
kepada Saudara, maka jawabannya bisa saja begini, “Oh itu tergantung, kalau
hanya sekali ya bolehlah. Tetapi kalau sudah macam-macam; pukul saja!” Tetapi
Tuhan Yesus tidak seperti itu. Karena di mata Tuhan Yesus bukan hanya 7x harus
mengampuni, tetapi 70 x 7 kali yang artinya selalu ada pengampunan. Mengapa?
Sebab hidup kita di dalam Tuhan Yesus selalu ada pengampunan. Kalau kita salah,
termasuk saya (mungkin Saudara berpikir saya tidak pernah berbuat salah), saya
sering menangis di hadapan Tuhan dan berkata, “Tuhan, saya sering berbuat salah
di hadapan Tuhan”, tetapi asal kita datang kepada Dia serta berkata, “Tuhan
Yesus ampuni saya!”, maka Saudara pasti diampuni. Amin!
Kesaksian KKR Situbondo
Beberapa bulan yang lalu, saya melayani KKR di Situbondo dekat kota kelahiran
saya, Bondowoso. Di Situbondo banyak orang yang berbahasa Madura. Kita sudah
berjanji bahwa yang naik ke atas panggung hanyalah mereka yang sudah Kristen,
sedangkan orang yang belum percaya atau bukan Kristen, tetapi disembuhkan Tuhan
tidak boleh naik. Ternyata di sana kita ‘kebobolan’, sebab ada seorang Ibu yang
belum percaya Yesus naik ke atas mimbar dan waktu itu saya ingat Sammy yang
bawa dengan berkata, “Pak, Ibu ini hanya bisa berbahasa Jawa dan tidak bisa
berbahasa Indonesia”. Lalu saya katakan, “Bukan, ini bahasa Madura!” Tetapi
tidak ada yang bisa berbahasa Madura ketika itu dan hanya saya saja yang bisa.
Jadi saya bertanya kepada Ibu itu dalam bahasa Madura, “Anda sembuh?” dan
sambil menari-nari dia menjawab, “Sembuh!” Tetapi saya tidak tahu kalau Ibu itu
belum percaya kepada Tuhan Yesus. Lalu saya bertanya lagi kepadanya dalam
bahasa yang sama, “Yang menyembuhkan Anda itu siapa?” Spontan dia menjawab,
“Panjenengan!”, yang artinya ‘Anda yang terhormat’ dan menunjuk kepada
saya.
Ibu itu bisa menjawab demikian karena ada foto saya di belakang. Kalau dulu
saya pikir itu sesuatu yang lucu, tetapi ketika di Yerusalem saya ditegor
Tuhan! Mungkin secara tidak sadar saya telah mencuri kemuliaan Tuhan. Ketika di
Situbondo itu memang saya jelaskan kepada Ibu tersebut bahwa yang menyembuhkan
bukanlah saya, tetapi Gusti Yesus. Tetapi tahukah Saudara apa reaksi Ibu itu?
Dengan heran dia bertanya balik, “Gusti Yesus?”, ternyata dia bukan orang yang
mengenal Yesus.
Hal yang seperti inilah yang sangat berbahaya. Dengan foto saya dipajang di
mana-mana sedangkan banyak orang-orang yang belum percaya kepada Yesus, maka
akan ada banyak orang yang menyangka bahwa sayalah yang menyembuhkan itu! Jadi,
tanpa sadar kita telah mencuri kemuliaan Tuhan.
Saya berseru kepada Tuhan ketika di Yerusalem, “Ampuni saya Tuhan! Ampuni
saya!” karena saya sudah diberitahu oleh Tuhan, “Pelayananmu akan terus
berlanjut kalau engkau memperhatikan 2 hal. Yang pertama, jangan mencuri
kemuliaan-Ku dan yang kedua, kamu jangan mengambil keuntungan pribadi dari
pelayanan ini!” Saya lakukan semua itu, tetapi tanpa saya sadari, saya seperti
‘kebobolan’ begitu sehingga saya meminta ampun kepada Tuhan.
Ketika kita naik level, maka mujizat yang akan terjadi pasti lebih luar biasa,
tetapi kalau saya tidak menyelesaikan ini dengan Tuhan, maka semuanya pun akan
selesai. Artinya gereja ini pun selesai sudah! Tetapi Tuhan kembali memberikan
kesempatan dan kita tetap boleh terus berlanjut dengan mujizat yang kreatif.
Haleluya!
“Dia harus semakin besar dan aku semakin kecil!”, ini adalah prinsip untuk naik
ke next level! Saya diproses Tuhan hari-hari ini, seperti Rasul Paulus yang
diberikan duri di dalam daging. Tetapi dalam kelemahan, kuasa Tuhan menjadi
sempurna dan itu yang saya rasakan sekarang. Namun Saudara juga harus tahu
kalau ada orang dengan gagah perkasa kelihatan dipakai Tuhan, berhati-hatilah!
Sebab di Alkitab tidak ada yang seperti itu, karena semua orang yang dipakai
Tuhan seperti “kelihatan lemah”. Namun dalam kelemahan itulah kuasa Tuhan
menjadi sempurna!
Saya sudah beritahukan supaya menurunkan foto-foto saya dan jangan lagi
memasang gambar-gambar saya di mana saja, kecuali itu untuk identitas yang
diperlukan. Selain dari pada itu, semuanya harus diturunkan!
Sebenarnya sejak dulu, album saya volume 1 dan seterusnya, saya tidak pernah
mau ada foto saya. Entah bagaimana, dalam album yang terakhir muncul foto saya.
Tapi sekarang saya sudah minta ampun, kita semua minta ampun dan Tuhan sudah
mengampuni kita. Oleh sebab itulah kita juga harus bisa mengampuni 70x7 kali.
Amin!
Tuhan Yesus berkata, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu” (Matius 5:44). Tetapi kalau Saudara bertanya kepada orang lain
bagaimana dengan musuh itu, maka mereka bisa memberi nasehat, “Sudah hajar
saja! Buat apa dikasihi? Buat apa didoakan?”. Tetapi Tuhan Yesus berkata,
“Kalau kamu lakukan ini, kamu adalah anak-anak dari Bapa-Ku yang di sorga yang
memberikan hujan baik kepada orang benar maupun orang fasik. Kalau kamu tidak
melakukan ini dan kamu hanya baik kepada orang yang mengasihi kamu, apa bedanya
kamu dengan pemungut cukai? Apa bedanya kamu dengan orang-orang yang tidak
percaya?” [Mat. 5:45–47] Apakah Saudara siap memusatkan hidup Saudara kepada
Tuhan Yesus? Amin!
Apakah Saudara mau berbahagia? Tuhan Yesus pernah berkata, “Berbahagialah kamu
jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang
jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah karena upahmu besar di sorga, sebab
demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” (Matius 5:11–12).
Saudara, kalau saya kadang-kadang dipuji sedikit tetapi banyak disalahkan,
banyak digosipkan, saya justru senang, mengapa? Karena saya termasuk nabi yang
benar. Sebab Tuhan Yesus pernah berkata dalam Lukas 6:26, “Celakalah kamu, jika
semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah
memperlakukan nabi-nabi palsu.”
Sebagai manusia, jujur kita - termasuk saya; ingin dipuji, tetapi setelah
mengetahui ayat ini barulah kita sadari.
Pada tahun 2012 ini saya diingatkan tentang perintah Tuhan pada tahun 2002 yang
lalu, di mana kita disuruh menurunkan nama gereja yang kita bangga-banggakan,
serta meminta maaf kepada gereja-gereja lain. Hal itu sudah saya lakukan dan
apa yang Tuhan kerjakan selama 10 tahun kepada gereja ini? Gereja ini naik
tingkat dan kita dibawa masuk dalam transformasi.
Sekarang kita dibawa kembali kepada tingkatan yang lebih tinggi lagi dan
tahukah Saudara apa itu? Saya ini baru kembali dari Yerusalem dan ketika saya
di Yerusalem, Tuhan mengungkapkan kepada saya bahwa kita mempunyai kesalahan
besar di hadapan Tuhan. Mengapa? Sebab foto-foto saya banyak dipajang di
mana-mana, terutama kalau KKR-KKR selalu ada foto-foto saya. Tuhan katakan,
“Turunkan fotomu sekarang!”
Saudara, saya di sana minta ampun kepada Tuhan dan Saudara harus tahu
sebenarnya saya tidak ingin foto-foto saya dipajang di mana-mana. Mungkin
awalnya hal itu beralasan, yaitu supaya orang-orang mengenal atau supaya tahu
yang mana orangnya; tetapi akhirnya jadi satu keteledoran sehingga kalau
diteruskan, itu sudah sama dengan mencuri kemuliaan Tuhan.
3. Unity
Ke-24 tua-tua itu duduk berkeliling dan di tengah-tengahnya ada Tuhan Yesus.
Saya percaya mereka semua bergandengan-tangan, artinya unity. Keluarga-keluarga
haruslah unity! Kalau Saudara mau naik the next level maka unity inilah yang
paling Tuhan perhatikan hari-hari ini.
4. Memiliki Otoritas Pengurapan Raja
Mereka duduk di tahta dengan memakai mahkota emas. Kata ‘mereka’ ini maksudnya
adalah Saudara dan saya. Memakai mahkota emas ini artinya, kita mendapat
otoritas pengurapan raja.
Saudara yang hidup di dalam market-place, engkau juga menerima otoritas
pengurapan raja. Saudara bukan menjadi ekor tetapi menjadi kepala! Bukan
berarti Saudara harus menjadi yang nomor satu semua, tetapi meskipun Saudara
menjadi yang nomor 3 dan 4 tetapi ide Saudara yang berdasarkan Firman Tuhan
akan didengar oleh orang-orang di sekitar Saudara. Jadi sebetulnya Saudaralah
yang memimpin karena Saudaralah yang memberikan masukan kepada yang di atas,
seperti Yusuf.
Otoritas sebagai raja adalah otoritas untuk mengalahkan kuasa-kuasa kegelapan
Hari-hari ini peperangan rohani sedang intens dan dahsyat. Saudara harus
berhati-hati! Saya bersama istri saya setiap pagi disuruh Tuhan untuk membaca
Mazmur 91. Bahkan istri saya sudah hafal luar kepala ayat-ayat nya, sedangkan
saya belum. Tiap pagi dan malam saya terus disuruh membaca Mazmur 91 ini, oleh
sebab itu mari Saudara juga membacanya! Dan lihatlah penggenapan janji Tuhan;
dalam pertempuran apa pun Saudara akan keluar sebagai pemenang. Amin!
5. Hidup Kudus
Para tua-tua itu memakai pakaian putih, artinya hidup kudus. Saudara dan saya
harus dari sekarang mempersiapkan hidup yang kudus, sebab mana mungkin orang
yang tidak kudus tiba-tiba bisa naik ke sorga dan hidup kudus serta berpakaian
putih. Itu pasti tidak mungkin!
Saudara dan saya harus mempersiapkan hidup yang kudus sejak hari ini dan jika
sejak kemarin sudah mempersiapkannya, itu bagus. Tetapi bagi yang belum, mulai
dari saat ini berjanjilah kepada-Nya, ”Tuhan, aku mau hidup kudus!”
BERSAMBUNG
Khotbah Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar