Renungan Khusus

Kedewasaan Yang Benar

“Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, … Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka.  Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.” (1 Korintus 13:11-12)

Konsep dunia / umum mengenai kedewasaan selalu dikaitkan dengan usia seseorang. Kebanyakan orang beranggapan bahwa semakin tua seseorang maka semakin dewasalah ia.  Namun kita semua juga tahu bahwa ada beberapa orang yang ternyata semakin tua usianya tidak menunjukkan semakin dewasa dalam pemikiran atau perbuatannya (Anda sekarang bahkan mungkin sedang mengingat dan membayangkan orang tersebut bukan?). Menjadi dewasa sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan usia. Kedewasaan diraih dengan perjuangan -- itulah sebabnya Firman TUHAN di atas berkata “..menjadi dewasa..” yang berarti menyiratkan proses dan tidak instan -- dengan berusaha dan dengan bekerja keras. 

Kedewasaan adalah kualitas hidup yang akan berpengaruh terhadap diri sendiri maupun terhadap orang-orang yang di sekitarnya. 

Sayang sekali tanpa disadari banyak orang gagal memahami kedewasaan yang benar sehingga jatuh dalam berbagai masalah atau kedewasaan palsu. Jika kita memahami mana kedewasaan yang benar dan mana yang palsu,  maka  akan  menjadi lebih mudah bagi kita untuk bergerak menuju kedewasaan yang benar.

Kedewasaan palsu dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti:
•   Perasaan tidak dihargai dalam keluarga
•   Terpengaruh oleh pergaulan-pergaulan yang negatif/kekanakan/mementingkan diri sendiri
•   Pemahaman bahwa kedewasaan berarti kebebasan dan bukannya hidup dalam tanggung-jawab

Kedewasaan palsu berdampak kepada hal-hal yang serius seperti; mudah ditipu dalam pergaulan karena bermental anak-anak, banyak melakukan   tindakan  negatif   karena  mengartikan kedewasaan berarti bisa berbuat seenaknya, dan yang paling parah adalah tidak mau bertanggung-jawab karena merasa bahwa apa yang dilakukannya adalah hal yang “lumrah” dilakukan oleh orang-orang lain. 

Orang-orang yang memiliki kedewasaan palsu akan mengukur kedewasaannya berdasarkan apa yang dilakukan oleh mayoritas orang dan bukan mengukurnya berdasarkan kebenaran Firman TUHAN dan apa yang dikehendaki-Nya.  Orang-orang yang dewasa palsu biasanya merasa layak dipuji dan dihormati  karena “sudah tua”, sulit menerima perbedaan pendapat, tidak mudah bergaul dengan yang lebih muda, bergaya lebih tua dari usia sebenarnya dan bahkan mempromosikan dirinya melebihi fakta yang sebenarnya.  Semua itu dilakukan   agar   orang-orang   di  sekelilingnya menganggap dia “dewasa”.

Kedewasaan yang benar adalah kedewasaan yang semakin lama semakin bertumbuh di dalam kebenaran dan kehendak TUHAN; semakin mencerminkan TUHAN.

Apa ciri orang yang dewasa yang benar? Perhatikan dan bacalah beberapa ciri-ciri orang dewasa berikut ini :  
      

1.  Memiliki Pemikiran yang Benar

“Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu.  Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!” (1 Korintus 14:20).

Pemikiran yang benar adalah pemikiran yang berdasarkan kebenaran, yaitu berdasarkan Firman TUHAN.  Apa yang dianggap betul menurut dunia tidak selalu benar menurut Firman TUHAN, tetapi kebenaran Firman TUHAN pastilah betul.  Dunia banyak melahirkan pemikir-pemikir, para filosofis dan sastrawan, tetapi tidak satupun dari cara pemikiran atau pandangan mereka yang dapat bertahan kekal.  Hanya Firman TUHAN yang berdiri tegak dan tidak tergoncangkan oleh apapun juga.  Itulah sebabnya dikatakan,  “Segala tulisan yang diilhamkan ALLAH (“Alkitab”) memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16).

Tidak ada tokoh dalam sejarah yang tumbuh dewasa dalam kebenaran lalu menjadi batu sandungan bagi orang lain. Justru mereka yang tidak tumbuh dewasa dalam pemikiran dan kebenaran-lah  yang mengakibatkan banyak masalah bagi banyak orang.


2.  Memiliki Kepedulian Yang Besar

“Salam dari Epafras kepada kamu; ia seorang dari antaramu, hamba Kristus Yesus, yang selalu bergumul dalam doanya untuk kamu, supaya kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah.” (Kolose 4:12).
Seorang yang masih berpikir dan berperangai seperti kanak-kanak hanya akan memandang dirinya sendiri dan bukan orang lain.  Seorang kanak-kanak harus selalu diberitahu untuk berbagi, peduli pada teman, dan seterusnya.  Berbeda dengan orang dewasa.

Orang yang benar dewasa menyadari bahwa keberadaan dirinya di dunia ini adalah untuk menjadi berkat bagi orang lain. TUHAN dengan jelas memaparkan kebenaran ini dalam seluruh Alkitab, bahwa orang yang mengasihi TUHAN pasti juga mengasihi sesamanya.  Orang-orang yang mengasihi TUHAN akan memperhatikan mereka yang miskin, berkekurangan atau sedang dalam keadaan membutuhkan sesuatu. Hanya orang yang benar-benar dewasa yang bisa menunjukkan kepedulian dan mau berdoa untuk orang lain yang memang membutuhkannya, karena ia mengerti bahwa itu juga yang diinginkan TUHAN dari dirinya.


3.  Meyakini  Kesempurnaan
     Kehendak TUHAN

“… sebagai orang-orang yang dewasa dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah.” (Kolose 4:12)

Hanya orang dewasa yang benar yang tidak akan tergoyahkan akan hal-hal yang terjadi di dunia ini; ia percaya dan yakin penuh akan segala sesuatu yang dikehendaki TUHAN dalam dirinya, apapun yang terjadi di sekelilingnya.  Hanya orang dewasa yang benar yang memiliki iman bahwa ALLAH sanggup bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi dirinya yang mengasihi TUHAN sepenuhnya. Hanya orang dewasa yang mengerti bahwa kedekatan/keintiman dengan TUHAN akan membawa peneguhan dan keyakinan untuk menjalankan kehidupan keseharian. Orang yang dewasa palsu hanya akan mengalir/mengikut kemana “berkat” ada, sedangkan yang dewasa yang benar tidak akan berfokus kepada berkat, tetapi kepada DIA yang adalah segalanya.

Pesan TUHAN melalui Gembala Sidang/Pembina kita adalah bahwa TUHAN mau membawa Gereja-Nya naik ke level yang lebih tinggi. Mari kita naik ke level yang lebih tinggi dalam  kedewasaan  yang  benar. Mereka yang dewasa secara benar yang akan hidup dalam multiplikasi dan  promosi  karena  perkenanan TUHAN. Amin!
[CPBS]




Tidak ada komentar:

Translate